Bab 2 - Pertemuan Tidak Terduga

171 126 0
                                    

Pagi itu, setelah bel pertama berbunyi, Zyen berjalan sendirian menuju kantin. Keramaian siswa yang berdesakan di lorong membuatnya harus berjalan dengan hati-hati. Sesampainya di kantin, Zyen memesan segelas teh dan duduk di salah satu meja kosong.

Tidak lama kemudian, seorang siswa dengan kacamata tebal dan rambut yang tertata rapi menghampirinya.

"Hei, kamu Zyen, kan? Saya Ghena, ketua OSIS di sini," sapa siswa tersebut sambil duduk di hadapannya.

Zyen mengangguk. "Iya, saya Zyen. Jadi kamu ketua OSIS? Saya kira ketua OSIS itu biasanya lebih... um... kamu tahu, lebih tegas dan menakutkan," kata Zyen, setengah bercanda.

Ghena tersenyum kecil. "Ya, banyak yang bilang begitu. Tapi saya lebih suka bekerja di balik layar, memastikan semua berjalan lancar. Bagaimana menurutmu tentang OSIS di SMKN 21 ini?" Percakapan pun mengalir.

Ghena menceritakan berbagai kegiatan OSIS, mulai dari acara tahunan, lomba-lomba antar kelas, hingga program sosial. Zyen mendengarkan dengan penuh perhatian, berusaha menghindari pembahasan tentang gang yang ada di sekolah.

Setelah beberapa menit, obrolan mereka terhenti ketika seorang gadis cantik dan seksi, yang ternyata adalah Dina, menghampiri Zyen. "Hei, Zyen. Kenalkan, aku Dina," katanya sambil tersenyum manis.

Zyen merasa sedikit canggung tapi segera membalas senyum Dina. "Hai, Dina. Ini Ghena, ketua OSIS kita," Zyen memperkenalkan.

Ghena mengangguk sopan. "Senang bertemu denganmu, Dina. Aku harus kembali bekerja sekarang. Senang bisa ngobrol denganmu, Zyen," katanya sambil berdiri dan pergi.

Setelah Ghena pergi, Dina duduk di sebelah Zyen. "Jadi, kamu siswa baru di sini? Aku dengar kamu jago bela diri," kata Dina.

Zyen mengangguk. "Iya, aku baru pindah ke sini. Dan, ya, aku punya sedikit keahlian di bela diri."

Mereka mengobrol dengan santai tentang berbagai hal. Dina ternyata sangat asyik diajak bicara, membuat Zyen merasa nyaman.

Mereka berdua pun akhirnya berteman.

Saat istirahat selesai, Zyen bersiap kembali ke kelas, namun dia dihadang oleh seorang guru olahraga. "Kamu Zyen, kan? Saya Pak Budi, guru olahraga di sini. Saya dengar kamu jago bela diri. Bagaimana kalau kamu ikut kompetisi taekwondo se-Kota? Saya yakin kamu punya peluang besar untuk menang," kata Pak Budi.

Zyen tersenyum lebar. "Tentu, Pak. Saya akan ikut kompetisi itu," jawabnya dengan semangat.

***

Saat istirahat kedua, Zyen mencari Doni untuk memberi tahu tentang tawaran kompetisi taekwondo dari Pak Budi. Dia menemukan Doni di pojok halaman sekolah, sedang berbicara dengan beberapa anggota gang.

"Doni, aku punya kabar. Pak Budi menawariku untuk ikut kompetisi taekwondo se-Kota. Aku sudah setuju," kata Zyen.

Doni mengangguk sambil berpikir sejenak. "Bagus, itu bisa jadi kesempatan bagus buatmu. Tapi ingat, ini kompetisi se-Kota. Banyak gang dari sekolah lain yang juga ikut. Kamu harus berhati-hati. Kalau ada yang mencoba cari masalah, lawan saja. Tapi, tetap waspada."

Zyen mengangguk, mengerti pesan dari Doni. "Aku akan berhati-hati."

***

Setelah pulang sekolah, Zyen berjalan keluar gerbang sekolah dan melihat Dina sedang menunggunya.

"Hei, Zyen! Kamu mau ke mana? Mau main di Timezone bareng aku?" ajak Dina dengan penuh semangat.

Zyen terkejut tapi senang.

"Tentu, kenapa tidak? Ayo," jawabnya sambil tersenyum.

Mereka pun berangkat ke Timezone dan bermain berbagai permainan hingga malam. Dina ternyata sangat menyenangkan dan Zyen merasa hari itu benar-benar menyenangkan. Mereka tertawa, bercanda, dan menikmati setiap momen.

School FighterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang