tiga tiga

2.4K 141 13
                                    

33. simpati or validasi?

________________________________

Renaya mematut penampilannya di kaca full body di kamar barunya, tidak lupa tangannya bergerak menguncir kuda rambutnya.

Sejenak Renaya terdiam, menatap dalam wajahnya selama menjadi Renaya sang tokoh figuran yang dia masuki.

Terlalu lama berada di dunia antah berantah ini, membuat Renaya melupakan kenangan hidupnya dulu, semakin lama kenangan itu semakin memudar di gantikan dengan ingatan Renaya ini.

"Apa gue bisa balik?" gumamnya kecil.

setetes air matanya tidak bisa dicegah,  dia merindukan ibunya. bahkan sekarang dia melupakan suara ibunya.

"Hidup jadi Renaya ga segampang itu,  gue pikir karna dia pelajar semuanya pasti damai. ternyata gue salah, hidup sebagai dia itu rumit." gumamnya lagi.

Renaya menghela nafas panjang, tangannya terangkat menghapus kasar jejak air matanya. "Kali ini gue bakal jadi diri gue sendiri, ga perduli sama alur cerita yang melenceng. gue buhan tokoh figuran, gue adalah tokoh utama dalam cerita hidup gue sendiri."

tok tok tok...

"Renaya! woi, lama amat sih anjir. dah mau jam 8 woi, telatt nihhh gue gegara nungguin lo."

Renaya menoleh kepintu yang terbuka, di ambang pintu dia melihat Elvin menatapnya dengan misuh-misuh. Setidaknya dia tidak benar-benar sendirian.

Senyuman tipis renaya terlukis begitu saja. gadis itu menghampiri Elvin dan menggandeng tangan pemuda itu.

"Ayo."

Tak ambil pusing, Elvin menarik tangan adiknya lembut untuk berlalu dari kediaman Cleo. ah ya, untuk pemuda yang satu itu. pagi-pagi sekali sudah meninggalkan kediaman dengan wajah marah.

baik Renaya maupun Elvin tidak berani menyapa Cleo pagi tadi.

•••••••

"Baru dateng?"

Langkah kaki Renaya terhenti di tengah koridor sekolahnya. Sebelum berbalik, Renaya menyempatkan menarik nafas panjang.

"Mata lo berfungsi kan?"

Rega menghela nafas panjang, beberapa hari ini dia tidak bisa mengawasi gadis ini. Rasanya benar-benar rindu melihat wajah cantik Renaya.

Tidak peduli dengan balasan ketus Renaya, Rega bergerak merangkul bahu sempit Renaya.

"Ayo ke kelas bareng."

Renaya menekuk wajahnya, menolak pun percuma karna tubuhnya sudah terseret begitu saja.

"Pulang sekolah ke markas ya? Ada yang perlu kami bahas sama lo."

Mulut Renaya sudah terbuka ingin menolak ajakan Rega mendadak urung saat mendengar Rega kembali berbicara.

"Tentang papa lo"Sambung Rega, setidaknya Renaya tidak akan bisa menolak jika menyangkut Roy, pikir Rega.

"Weiitss, masih pagi udah main rangkul-rangkulan aja lo."

Rangkulan Rega di lepas paksa oleh Doni yang datang dari belakang mereka, berganti dengan tangan pemuda itu bertengger posesif di pinggang ramping Renaya.

Renaya Sang Tokoh Figuran (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang