I. The Baron's Daughter

878 77 7
                                    

Dalam suatu senja yang mendung, angin berbisik rahasia di antara pepohonan kerajaan yang meratapi kepergian Permaisuri. Di balik tembok istana, suara gemuruh menggema, memberi isyarat akan kehilangan yang mendalam bagi seluruh kerajaan.

Dari pasar hingga ke istana, kabar duka ini meluas seperti gelombang sedih yang tak terbendung. Warga meratapi kepergian sang Permaisuri dengan air mata yang tak terbendung, sementara suara duka terdengar di setiap sudut kota.

Para pedagang menutup toko mereka dengan berat hati, sedangkan petani meninggalkan ladang mereka dalam keheningan, membiarkan tanah merasakan duka yang melanda. Di istana, para pelayan berkumpul dengan wajah penuh kesedihan, mengenang saat-saat indah bersama Permaisuri.

Namun di antara kesedihan yang melanda, juga ada kekhawatiran akan masa depan kerajaan. Beberapa warga gelisah akan siapa yang akan mengambil alih takhta, sementara yang lain berharap agar kebijaksanaan dan kebaikan Permaisuri dapat diteruskan oleh penerusnya.

Saat itu, anak satu-satunya sang Permaisuri masih berusia 23 tahun, usia yang masih cukup muda untuk dinobatkan menjadi Putra Mahkota, gelar yang menandakan bahwa dia sudah siap menjadi penerus Kekaisaran Ravaryn.

Karena desakan dari para pemerintah dan para aristokrat, pada akhirnya Kaisar memutuskan untuk menobatkan putranya menjadi Putra Mahkota tepat satu bulan setelah kepergian sang istri yang meninggalkan duka mendalam.

Setelah penobatan diadakaan, Kaisar mengumumkan bahwa pemilihan Putri Mahkota sudah dibuka. Para gadis dari segala penjuru kota berbondong-bondong mendatangi istana untuk mendaftar, walaupun sebagian dari mereka gugur di tengah jalan karena tidak memenuhi kriteria.

Sunoo Genevieve Rozarth termasuk beruntung. Meskipun dia berasal dari keluarga dengan status sosial rendah, dia hanyalah putri bungsu Baron Rozarth, kenyataannya Sunoo lulus dalam seleksi tahap awal.

Pada seleksi tahap awal terdapat kriteria yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Keturunan bangsawan atau kerajaan.

2. Kepribadian yang baik, termasuk kebaikan hati, kesopanan, dan kebijaksanaan.

3. Kemampuan untuk memimpin dan mewakili kerajaan dengan baik.

4. Pendidikan yang baik atau pengetahuan tentang tata negara dan etiket kerajaan.

5. Keterampilan dalam berbagai bidang seperti seni, musik, dan sastra.

6. Kesehatan yang baik dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan kerajaan.

7. Kesediaan untuk berkomitmen dalam membangun dan memperkuat ikatan diplomatik antar-kerajaan.

Begitu banyak gadis bangsawan yang lulus di seleksi tahap awal. Mereka semua berasal dari negeri berbeda-beda, karena mereka tidak akan melewatkan kesempatan dimana Putra Mahkota dari Ravaryn sedang mencari istri yang layak.

Ravaryn adalah kekaisaran yang luasnya meliputi berbagai jenis tanah, mulai dari gurun pasir yang luas hingga hutan lebat yang tak terhingga, serta pegunungan yang menjulang tinggi hingga dataran yang subur. Kekaisaran ini memiliki sejarah panjang yang kaya dengan kejayaan dan konflik, dengan kerajaan-kerajaan yang pernah bergabung atau ditaklukkan menjadi bagian darinya.

Di tengah Ravaryn terdapat ibu kota megah yang dipenuhi dengan istana-istana yang indah, kuil-kuil suci, pasar-pasar ramai, dan jalan-jalan yang ramai. Orang-orang dari berbagai suku dan budaya berdampingan di sini, menciptakan sebuah kota yang kaya akan keanekaragaman budaya dan kehidupan.

Ravaryn diperintah oleh seorang Kaisar yang bijaksana dan adil, yang didukung oleh dewan penasihat yang terdiri dari para pemimpin terpilih dari berbagai wilayah kekaisaran. Sistem pemerintahannya sangat terorganisir dengan baik, dengan divisinya yang luas dan teratur, serta birokrasi yang efisien yang memastikan pelayanan kepada rakyatnya.

a somerset rhapsodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang