II. The Crown Prince

413 64 3
                                    

Meskipun masih muda, Sunghoon Kairos Vortigern telah menegaskan dirinya sebagai figur yang berwibawa dan tegas dalam kepemimpinannya.

Dengan wajah yang dipenuhi ketegasan namun juga kebijaksanaan, Sunghoon memancarkan aura otoritas yang tak terbantahkan di antara para petinggi kerajaan dan rakyatnya. Aura yang sama persis dengan milik Kaisar.

Dalam setiap langkahnya, Sunghoon menunjukkan ketegasan dan keberanian yang mengesankan, tidak ragu untuk mengambil keputusan sulit dalam menghadapi tantangan yang dihadapi kerajaannya.

Bahkan di usia muda, dia mampu berdiri di depan para petinggi yang lebih tua dan berpengalaman, memimpin dengan kemampuan dan kebijaksanaan yang luar biasa.

Sifatnya yang tegas dan berwibawa ini tidak hanya tercermin dalam sikapnya, tetapi juga dalam setiap tindakan dan kata-katanya. Dia mampu berbicara dengan suara yang kokoh dan penuh otoritas, tanpa ragu-ragu atau kebingungan.

Meskipun kadang-kadang dihadapkan pada tekanan atau kritik, dia tetap tegar dan percaya pada prinsip-prinsipnya, menegaskan kembali kepemimpinannya yang kuat dan stabil.

Di sebuah ruang rapat yang menyesakkan itu, sang Putra Mahkota duduk di ujung meja panjang yang terbuat dari kayu mahoni. Para petinggi kerajaan duduk mengelilinginya, wajah-wajah mereka mencerminkan ketegangan dalam rapat kali ini.

"Pendapatan dari perdagangan luar negeri mengalami penurunan signifikan, Yang Mulia," ungkap seorang menteri perdagangan dengan nada prihatin. "Kita perlu menemukan cara untuk merangsang ekspor kita kembali."

"Pemotongan anggaran mungkin tidak dapat dihindari, namun kita harus memperhatikan dampaknya terhadap rakyat kita," sela seorang menteri kesejahteraan.

Sang Putra Mahkota mengangguk, menghargai sudut pandang yang beragam. "Kita perlu mempertimbangkan dengan hati-hati setiap langkah yang kita ambil. Kesejahteraan rakyat harus tetap menjadi prioritas utama kita."

"Bagaimana dengan meluncurkan program stimulus ekonomi untuk mendorong konsumsi domestik?" usul seorang menteri keuangan.

"Program semacam itu bisa membantu mempercepat pemulihan ekonomi, namun kita harus memastikan keberlanjutannya dalam jangka panjang." Tanggap Putra Mahkota, mempertimbangkan setiap kata dengan cermat.

Para petinggi saling pandang, terkesan dengan pemikiran dan kepemimpinan Sang Putra Mahkota dalam menghadapi masalah ekonomi yang rumit ini.

Meskipun masih muda, dia telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan secara bijaksana dan bertanggung jawab demi kepentingan kerajaan dan rakyatnya.

Seorang aristokrat membuka suara, "Yang Mulia, Apa anda tidak berniat memantau perkembangan pemilihan calon Putri Mahkota?" Pertanyaan paling kurang ajar hari ini keluar dari mulutnya.

Sunghoon membenci pertanyaan itu lebih dari apapun. Tidak ada yang membuatnya benci kepada Kaisar alias ayahnya sendiri yang sudah menyelenggarakan program pemilihan Putri Mahkota ini.

Bahkan Sunghoon tidak diizinkn sedikitpun untuk ikut campur dalam pemilihan Putri Mahkota. Semua sudah diatur oleh Sang Kaisar demi anak satu-satunya ini.

Mungkin ini terdengar seperti omong kosong mengingat dirinya adalah seorang Putra Mahkota yang khas dari pernikahan politik, tapi Sunghoon mengharapkan pernikahan sederhana dengan wanita yang dia cintai, bukan pernikahan mewah yang didasari politik.

Sunghoon menyunggingkan senyuman tipis, "Tuan Flynne, sepertinya kau berpikir kalau aku tidak punya pekerjaan lain sehingga menyuruhku memantau pemilihan Putri Mahkota."

Tuan Flynne buru-buru menggeleng. "T-tidak seperti itu, Yang Mulia. Saya hanya penasaran karena nampaknya disaat gadis-gadis di luar sana memperebutkan posisi Putri Mahkota, sementara anda disini malah terlihat tenang dan tidak peduli."

a somerset rhapsodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang