Mirror

138 13 3
                                    

.

Furudate sensei
One-shoot
Kenma x Hinata

.

Kenma memperhatikan punggung Shoyo dari tempatnya duduk, bersandar pada kepala ranjang sambil membenahi letak kacamata baca miliknya tanpa minat.

Sejak tadi ia menahan diri untuk tidak bertanya. Tapi ternyata lama-lama gemas juga melihat Shoyo mondar-mandir dan berkali-kali menatap cermin; melihat kearah pakaian yang dipakainya hari ini.

Entah pikiran apa lagi yang kini hinggap di kepala fluffy Shoyo sampai membuatnya gelisah. Anak itu benar-benar tidak bisa diam sejak melangkah masuk kedalam kamar Kenma beberapa menit yang lalu—meskipun biasanya Shoyo memang selalu hiperaktif, tapi kali ini terlihat berbeda.

"Kenma-"

cicitan Shoyo terdengar pelan ditelinga Kenma.

"hmm?"

Shoyo cemberut karena saat berbalik, dia menemukan Kenma tidak bergerak se-inci pun dari posisinya, bahkan menoleh pun tidak.

Netra keemasan dibalik kacamata itu sedikit menyipit, bergerak mengamati e-novel yang dia baca dari ponsel pintar ditangannya.

"Do I look good in red?"

"Huh?!"

Pipi Shoyo menggembung, menggantikan bibir plum yang sebelumnya mengerucut. Kenma selalu begini, setiap Shoyo bertanya masalah penampilannya, laki-laki dengan surai dwi-warna itu selalu berlagak seperti tidak mendengar pertanyaan yang terlontar, padahal sejatinya atensi tak pernah lepas dari sosok mungil Shoyo. 

Tanpa mengulang pertanyaannya, Shoyo berkacak pinggang dengan alis terangkat—menuntut jawaban. Tau betul bahwa Kenma mendengar dengan jelas pertanyaan barusan mengenai pakaian baru di tubuhnya.

Detik demi detik terlewat, Kenma bukannya menjawab, ia malah mengalihkan wajah sambil berdehem beberapa kali setelah melirik Shoyo dari atas hingga bawah. Berusaha mengais sisa-sisa kewarasan yang mungkin masih tertinggal pasca mengamati hoodie merah super longgar yang hanya menutupi hingga paha bagian atas, memperlihatkan kulit kecoklatan berhias sebuah tato minimalis si jingga—yang sialnya terlihat halus, Kenma lupa kapan terakhir kali ia menyentuh Shoyo disana. Mengecup atau menyesap permukaan kulit berhiaskan tato yang entah bagaimana terasa lebih manis dibandingkan bagian lain pada tubuh Shoyo.

"Jelek?" Hinata memiringkan kepalanya, berkedip beberapa kali karena tidak kunjung mendapat jawaban dari sang pacar.

Saat itu juga Kenma mendengus, bayangan erotis di benaknya buyar seketika melihat tatapan polos Shoyo dihadapannya. Ia letakkan ponsel diatas nakas lalu beranjak dari tempatnya duduk untuk melangkah mendeka.

Lantai kayu dibalik tatami berderit pelan saat langkah Kenma berhenti, tepat dibelakang tubuh Shoyo dan mendorongnya untuk melangkah; kembali berhadapan dan menatap cermin yang sebelumnya bolak-balik dipandangi oleh Shoyo untuk mematut penampilan beberapa menit yang lalu.

Sinar mentari pagi menyeruak masuk dari celah tirai bewarna lavender yang tertiup angin musim gugur. Seakan sengaja menyinari pantulan sosok Shoyo di cermin ketika Kenma dengan nyaman menyandarkan dagu pada bahu sempit Shoyo dan memeluknya dari belakang, menatap lurus bayangan keduanya pada cermin di hadapan.

"Ganti."

Sebuah kecupan mendarat pada tengkuk, diiringi dengan kecupan-kecupan kecil yang lain di sekitar leher. Tangan lebar Kenma kini mengusap pelan paha dalam Shoyo dengan cara menyingkap bagian bawah hoodie merah yang sejak tadi jadi topik pertanyaan mantan middle blocker karasuno itu.

"Punyaku."

Shoyo tidak lagi bertanya, tawa renyah menggantikan wajah cemberut yang sedari tadi ia pertahankan.

Jawaban Kenma tidak lagi dibutuhkan karena dari respon serta sepatah-dua patah kata yang dilontarkan, Shoyo lebih dari sekedar paham bahwa ia terlihat menawan di mata Kenma, dan pria gamers itu tidak pernah rela berbagi pemandangan tentang Shoyo dengan orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rhapsody of Sunshine, Hinata HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang