3.

857 100 1
                                    

"Kapan kau lulus sekolah Jaemin-ssi?"

Wendy bertanya pada Jaemin yang baru saja mendudukkan diri setelah menjamu 2 tamu yang tak di undang di rumah nya, siapa lagi jika bukan Wendy dan Haechan.

"3 hari lagi upacara kelulusan ku"

Wendy dan Haechan menganggukkan kepala nya mengerti dan setelah itu hening melanda, mereka berdua tidak tau apa yang harus mereka katakan pada Jaemin. Saat ini mereka merasa menjadi orang bodoh, karena datang tiba-tiba tanpa persiapan apapun.

"Jadi, apa yang membuat mu dan teman mu datang kemari hyung?"

Haechan menggigit bibir bawah nya gugup. Pasalnya, saat ini Jaemin sedang menatap nya dengan tatapan yang tajam seakan-akan ingin menusuk kepala nya. Jangan lupakan, tubuh tinggi dan bisep kekar itu yang semakin membuat nya terlihat menyeramkan.

"Apa kau ingat, jika semalam ada seseorang ——— "

"Aku mengingatnya, dan kau noona. Kurasa semalam kau menghampiri pria manis yang sedang menawarkan pekerjaan padaku itu?"

"Y-ya, kau benar"

"Jadi tujuan kalian kemari untuk kembali mengulang? menawarkan pekerjaan padaku?"

Haechan dan Wendy lagi-lagi hanya menganggukkan kepala nya kaku, karena merinding melihat tatapan mata dan juga suara datar Jaemin.
Mereka berdua saling memberi isyarat jika mungkin saja, Jaemin tidak akan menyetujui penawaran mereka.

Lihat lah di sekeliling kediaman Jaemin, bahkan mereka berdua sedikit minder saat melihat banyak nya medali, juga piala, serta piagam yang terpajang apik di dinding serta lemari kaca yang ada di dalam rumah Jaemin.

"Sebenarnya pekerjaan apa yang kalian tawarkan padaku, hingga kalian harus mendatangi rumah ku? Apa aku akan menjadi seorang Presedir?"

Jaemin bertanya dengan nada suara yang teramat santai seraya menyandarkan punggung lebar nya pada sandaran sofa, lalu pemuda tampan itu mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam kantung celana nya ——— mengambil satu lintingan tembakau itu, kemudian mulai menyulut sumbu nya, dan mulai menghisap sari-sari nikotin dari rokok milik nya.

Bukan hal yang tabu jika seorang pelajar laki-laki merokok, dan walaupun Jaemin siswa teladan — hal itu tidak menutup dirinya menggemari barang pembawa penyakit seperti rokok.

"Apa Renjun belum mengatakan nya?"

Haechan balik bertanya kepada Jaemin.

"ah, pria yang semalam itu bernama Renjun?"

"Kau tidak tau jika dia Huang Renjun?"

Jaemin hanya menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Haechan, siapa itu Huang Renjun? Untuk apa juga dirinya tau? Apa ia akan mendapat keuntungan jika dia tau Huang Renjun?

"Dia seorang model yang sedang naik daun, dan mungkin besok dia akan merembet menjadi penyanyi dan aktor, kurasa? Sama sekali tidak tau?Apa kau tak melihat berita?"

Wendy menjelaskan siapa itu Renjun pada Jaemin yang saat ini hanya menganggukkan kepala nya mengerti. Tapi dia tetap tidak peduli, dia menganggukkan kepala nya hanya karena dia mulai paham siapa itu Huang Renjun,  ternyata dia pria yang sering dibicarakan oleh teman-teman wanita maupun pria di kelas nya.

"Intinya saja, untuk apa kalian datang kemari?"

Lagi-lagi pertanyaan Jaemin merujuk pada apa maksud dari kedatangan Wendy dan Haechan ke rumah nya. Tidak mungkin jika dua orang dihadapannya ini datang tanpa tujuan bukan?

"Kami ingin menawarkan pekerjaan kepada mu ——— menjadi seorang bodyguard untuk Huang Renjun. Apa kau mau?"

"Tidak"

Jawaban singkat, padat, dan benar-benar sangat jelas itu langsung Jaemin layangkan pada keduanya tanpa berpikir panjang.

"Apa kau tidak bisa mempertimbangkannya?"

Jaemin terdiam sejenak saat mendengar nada memohon dari suara Wendy. Jaemin menghembuskan nafas sejenak, kemudian meminum kopi yang ada di depannya baru setelah itu dia menatap sang lawan bicara.

"Berapa gaji yang ku dapat?"

Diam, Wendy dan Haechan tidak bisa menjawab karena memang ini bukan ranah mereka untuk menentukan gaji seorang bodyguard.

Ceklek

Drap

Drap

Drap

"Jaemin-ie~ eomma pulang! ——— Mari silahkan masuk"

Seorang wanita paruh baya datang, bersamaan dengan datangnya dua manusia lain, Renjun dan Yeri.

Kedatangan mereka berdua membuat Wendy dan Haechan saling berkode lewat tatapan.

"eoh, eomma? Apa ada yang perlu ku bantu?"

Jaemin berdiri, berjalan mendekati bibi nya yang ia sebut 'eomma' sembari menawarkan bantuan. Namun sang bibi menggelengkan kepala, tanda tidak ada hal yang perlu Jaemin bantu.

"Tidak ada, tapi tadi eomma melihat mereka berdua berdiri di depan gerbang rumah. Renjun-ie bilang kalian berteman, benar begitu Renjun-ie?"

"Eum. . . ne e-eomma"

Wendy dan Haechan membulatkan mata nya terkejut saat mendengar Renjun memanggil bibi Jaemin dengan sebutan 'eomma'. Sedangkan Jaemin sendiri hanya terdiam, karena dia merasa jika Renjun bukan temannya. Yeri yang sedari tadi bersama Renjun pun hanya dapat tersenyum canggung pada orang-orang yang ada di sana.

"Sudah, suruh teman mu duduk dulu Jaemin-ah. Eomma akan menyiapkan makan siang untuk kalian"

Setelah mengatakan hal tersebut, bibi Park (bibi Jaemin merupakan kakak dari ayah Jaemin, dia menikahi pria dengan marga Park) segera berlalu masuk ke dalam rumah menuju ke arah dapur. Sesaat setelah kepergian bibi Park, Jaemin mempersilahkan Renjun dan Yeri masuk ke dalam rumah nya.

Beberapa saat keheningan melanda mereka ber-5, tidak ada satupun yang ingin membuka suara untuk menjelaskan apa yang akan mereka lakukan sekarang.

Helaan nafas Jaemin terdengar kasar, hal itu membuat mereka yang ada di sana mengalihkan atensi nya pada pemuda tampan yang saat ini menatap mereka satu-persatu.

"Jadi, berapa gaji ku jika menjadi bodyguard seorang ——— Huang Renjun?"

"Kau ingin berapa?"

Dengan cepat Renjun menawarkan berapa gaji yang Jaemin ingin kan dengan senyum manis dan mata berbinar nya.

"Aku tidak tau, aku hanya bertanya"

Mengendikkan bahu nya acuh tanpa menatap ke arah Renjun yang saat ini sedikit memajukan bibir nya kesal. Mengapa Jaemin begitu sulit eoh?!

"Apa kau benar-benar tidak tertarik menjadi bodyguard ku?"

Renjun bertanya dengan nada suara merajuk nya jangan lupakan kedua bola mata rubah nya yang sudah mulai berkaca-kaca, Renjun benar-benar ingin mendapatkan apa yang dia mau ——— untuk kali ini saja, hanya Jaemin.

"Kenapa harus aku? Bukan kah banyak jasa penyewaan bodyguard di luaran sana?"

"Tapi aku hanya ingin kau"

"Iya kenapa harus aku?"

"Karena aku tertarik pada mu!!"

Pernyataan itu keluar begitu saja dari bilah bibir tipis sang primadona. Renjun tidak tau mengapa dia malah mengatakan hal tersebut, yang jelas ——— yang Renjun mau hanyalah, Na Jaemin

"Seorang Huang Renjun? Tertarik dengan seorang pelajar SHS?"

Jaemin bertanya sembari mengangkat salah satu alis nya, terlihat seperti sedang mengejek sang primadona. Namun sialnya dimata Renjun, Jaemin terlihat sangat sexy.

Jaemin siswa yang teladan dan pintar. Akan tetapi di balik itu semua, pihak sekolah tidak bisa melarang Jaemin melakukan apa yang pemuda tampan itu inginkan, karena Jaemin sudah banyak mengharumkan nama sekolah mereka jadi ya.. begitulah.

"Apapun itu. Kuingin kau, menjadi bodyguardku."

.

.

.

jangan lupa voment yaa!

MY BODYGUARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang