4.

897 99 4
                                    

"Ya tuhan, kau pulang lah. Aku akan mempertimbangkan penawaran mu tadi"

Sudah lebih dari 5x Jaemin berkata seperti itu, membujuk Renjun agar pria manis itu mau pulang bersama dengan teman-teman nya.

"Aku tidak ingin pulang!!"

Jaemin menghela nafas nya kesal, ini sudah pukul 4 sore. Mereka menghabiskan waktu untuk makan siang dan berdebat panjang di ruang tamu rumah milik kedua paman dan bibi Jaemin.

Yeri tidak jadi memasak makan siang, karena baru saja dirinya membuka kulkas, Renjun terbangun dan mengajak dirinya untuk mencari rumah Jaemin, sedangkan Wendy dan Haechan — mereka sudah lebih dulu pergi menuju rumah Jaemin.

"Pulanglah. Jika kau tidak pulang, aku tidak bisa berpikir."

"Untuk apalagi berpikir, kau hanya perlu berkata 'Ne Renjun-ie, aku mau menjadi bodyguard mu' begitu apa susah nya?"

Jaemin mendengus malas saat mendengar ucapan Renjun kali ini. Dia pikir, untuk apa selama ini ia belajar dan mengikuti olimpiade lalu menjadi juara satu jika hanya untuk menjadi bodyguard seorang Huang Renjun?.

"Sudah-sudah, Renjunie jika masih ingin tinggal di sini tak apaa. . . mungkin nanti Renjunie bisa membantu eomma memasak eoh?"

Ucapan bibi Jaemin bak perintah mutlak bagi si pemuda tampan. Jadi, mau tidak mau --- Jaemin harus mau menerima Renjun yang mungkin saja akan menginap 1 malam di sini, di kamar nya?

"Kalian pulanglah, mungkin aku akan menginap di rumah eomma Park?"

Renjun berucap pada ketiga orang yang masih berdiri di hadapannya, yang tak lain adalah Wendy, Haechan, dan Yeri.

"Kata nya kau model terkenal? Apa kau tak mempunyai schedule? hingga bisa menginap dengan santai di rumah orang lain?"

Plak

"Biarkan saja Jaemin-ah, kau itu! Biarkan Renjunie istirahat dari keramaian media --- dan kalian, jika ingin pulang hati-hati yaa. . Jangan lupa besok mampir kemari lagi."

Pukulan eomma Park tak terasa bagi Jaemin, namun pembelaan eomma Park terhadap Renjun membuat Jaemin sedikit tidak suka. Sebenarnya siapa yang anak dari eomma Park disini? Ya. . Walaupun Jaemin bukan anak kandungnya, tapi tetap saja -- Lihatlah, Renjun sedang menatapnya dengan tatapan mengejek yang sial nya terlihat menggemaskan di mata Jaemin.

Setelah kepergian teman-teman nya, Renjun beserta eomma Park masuk ke dalam rumah terlebih dahulu. Meninggalkan Jaemin yang harus menutup pagar juga pintu rumah mereka karena hari sudah mulai petang.

***

"Renjunie, tak apa jika tidur di kamar bersama Jaemin? Maaf yaa, di sini hanya ada 2 kamar"

Eomma Park berujar sembari menyiapkan makan malam di atas meja makan, sedangkan Renjun dan Jaemin sudah duduk manis di kursi meja makan masing-masing. Mereka hanya sedang menunggu appa Park pulang bekerja, kemudian baru memulai acara makan malam nya.

"Tak apa eomma, aku bisa berbagi ranjang dengan Jaemin"

"Aku akan tidur di sofa, kau tidur saja di ranjang ku"

"Jaemin-ah, bicaralah sedikit sopan dengan Renjun. Bagaimanapun juga Renjun lebih tua dari mu, mengerti anak tampan eomma?"

Jaemin hanya menganggukkan kepala nya malas sembari menatap Renjun yang saat ini sedang tersenyum merasa menang, karena mendapat pembelaan dari eomma Park.

Tatapan mata Jaemin pada Renjun bukan tatapan mata kesal, atupun benci --- tapi. . . tatapan mata memuji? Senyum manis Renjun yang benar-benar dapat memikat hati siapapun.

MY BODYGUARD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang