Kita Dan Rencana Tuhan

111 26 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ezra menahan dadanya yang sesak, kemudian menghapus air mata ketika Pasha menghampiri dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ezra menahan dadanya yang sesak, kemudian menghapus air mata ketika Pasha menghampiri dirinya. Ia harus tampak biasa saja di depan adiknya itu. Walaupun rasanya sulit, laki-laki itu tetap menahan diri agar terlihat baik-baik saja.

“Kenapa, Bang?”

Pertanyaan itu membuatnya gugup. “A-abang nggak apa-apa, Sha.”

Pasha mendekat walaupun tampak kesulitan menggerakkan kursi rodanya. “Kata Bunda, kalau ada masalah harus diceritain. Coba cerita sama Pasha.”

Laki-laki itu tersenyum, sampai akhir ia memeluk adiknya erat. “Makasih udah bertahan, buat Abang ya, Sha.”

***

Bumi, 08 Juni 2024

Giovanni Alexandria

Untuk Abang: Surat Terakhir Dari Tuhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang