"Terlambat 3 detik" ucap Sunghoon sambil menulis nama siswa yang terlambat.
"Astaga, cuma 3 detik. Kumohon biarkan aku masuk kelas" pinta siswa itu.
"Shim Jaeyoon, bersihkan toilet laki-laki sekarang juga" Sunghoon langsung memutuskan.
"Apa?! Ta-Tapi—" Jaeyoon tak terima.
"Tidak ada tapi-tapian. Cepat lakukan hukuman mu atau ku tambah dengan berlari 20 kali keliling lapangan?"
Jaeyoon langsung buru-buru berlari. Sebab aura kegelapan Sunghoon—sang ketua OSIS yang dijuluki Dewi kematian ini mulai terasa. Alangkah baiknya segera laksanakan atau tamatlah riwayat mu.
Setelah selesai urusannya dengan Jaeyoon, Sunghoon pun melanjutkan patrolinya di area sekolah.
Tak sendiri, Sunghoon juga dibantu anggota OSIS yang lain.
"Hiks...hiks...kumohon terima cintaku, Kak"
"Maaf, aku tidak bisa"
Telinga Sunghoon yang setajam silet mendengar ada sesuatu didekat tempat dia berdiri. Dia langsung pergi ke sumber suara.
"Hei, apa yang kalian lakukan?!" suara Sunghoon menggelegar di lorong itu.
Dua orang yang ditegur Sunghoon langsung menoleh. Ada seseorang siswi yang kelihatannya kelas 1 dan satu lagi Sunghoon kenal siapa dia.
"Eoh...Ketua OSIS" sahut siswa itu dengan santai.
"Yaa!....Lee Heeseung apa yang kau lakukan padanya? Kenapa membuatnya menangis?"
—Lee Heeseung, siswa populer SMA Belift. Siswa yang tampan bak pangeran itu punya banyak penggemar. Sehingga hampir setiap hari menerima confess dari murid perempuan.
"Hanya menolak confess" jawab Heeseung dengan santai.
Santai sekali, dasar laki-laki tidak peka....
Si gadis yang tertolak oleh Heeseung pun langsung berlari pergi sambil menangis.
"Dasar laki-laki, suka sekali seenaknya. Inilah alasan aku benci laki-laki" gumam Sunghoon, sambil melipat tangan.
"Kau, cepat kembali ke kelasmu. Jangan berkeliaran di luar jam pelajaran" ucapnya pada Heeseung.
"Kelasku hari ini jam kosong" jawab Heeseung, berjalan santai menghampiri Sunghoon.
"Tidak peduli, yang penting jangan berkeliaran di luar kelas" setelah berkata seperti itu Sunghoon langsung berbalik arah dan hendak melangkah pergi.
"Tunggu" Tapi Heeseung menahan lengannya.
"Apa?"
Tidak mendapatkan jawaban, justru Heeseung menarik tangan Sunghoon lalu memojokkannya ke dinding.
"He-Hei...apa yang kau lakukan?" Sunghoon seketika gugup. Apalagi Heeseung mendekatkan wajahnya.
"Ketua, mau jadi pacarku tidak?"