C.4

19 2 0
                                    

Jadi aku cuma mau ngasih tau kalau ini mungkin bakal agak membingungkan

Soalnya kan (Name) sama Boboiboy nya tukeran tubuh, jadi kalo Boboiboy nya yang ngomong, kalian harus bayanginnya itu (Name), kan Boboiboy nya ada di tubuh (Name), begitu pula sebaliknya

Ngerti kan? Mudah-mudahan nggak terlalu membingungkan, ya

So, vote + enjoy the chapter ^^~

.

Boboiboy POV

Teriakanku membangunkan Ying dan Yaya yang sedang tertidur pulas. Gadis -Gadis itu terbangun kaget dan menatapku bingung.

"Ada apa (Name)?" tanya Yaya dengan suara mengantuk.

(Name)? Kenapa Yaya memanggilku (Name)?

"Apa yang kau lakukan disini Yaya, Ying?" tanyaku panik.

Mereka menatapku dengan bingung. "Apa yang kami lakukan? Kami sedang tidur. Tadinya," kata Ying.

"Maksudku, kenapa kau bisa tidur disini? Kenapa aku bisa tidur dengan kalian? Dan kenapa aku berambut panjang?" Aku mulai tidak bisa berpikir jernih dan Yaya Ying hanya menatapku seolah aku sudah gila.

"Apa yang kau bicarakan sih? Apa kau sedang mengigau? Cepat tidur lagi sana," ujar Ying bingung.

"Ya, kamu kenapa (Name)?" Yaya ikut mengomentari

Otakku berputar cepat berusaha memproses semua ini. Oke, jadi aku terbangun di tengah - tengah Ying dan Yaya, aku memakai baju lilac dan juga rambut panjang. Dan Yaya menyebutku '(Name)'.

Sebuah pemahaman mulai muncul di pikiranku. Tidak, ini tidak mungkin, ini tidak mungkin terjadi! pikirku panik.

"Ying" aku berusaha berbicara dengan suara bergetar. "Siapa aku?" tanyaku pada Ying. Ying dan Yaya menatapku khawatir dan terlihat semakin mempertanyakan kewarasanku.

"Ummm, kau (Name)." jawab Ying. Ying bangkit mendekat dan Yaya juga mendekatiku. "(Name) kau baik-baik saja?" Tanya Yaya padaku
"Apa kau sakit?" tanya Ying cemas. Ia mendekat dan berusaha menyentuh keningku. Namun aku segera menjauh dengan panik. Aku menatap sekeliling mencari-cari sesuatu dan akhirnya berhasil menemukan benda yang kucari. Sebuah cermin. Aku segera mengambil cermin itu dan menatap wajah yang terpantul di permukaannya.

Tidak, tidak, tidak. Ini pasti mimpi. Aku pasti sedang bermimpi. Tolong seseorang katakan padaku ini hanya mimpi. Ini tidak mungkin terjadi!

Itu wajah (Name)! Yang terpantul di cermin bukanlah wajahku, melainkan wajah (Name). Aku menyentuh hidungku, dan bayangan (Name) yang ada di cermin juga melakukan hal yang sama. Aku kemudian mencubit pipiku keras-keras dan mengaduh kesakitan.

Oke, jadi ini bukan mimpi. Ini benar-benar terjadi.

Aku menarik nafas dalam-dalam dan berusaha menenangkan diri. Namun seluruh tubuhku rasanya ingin menjerit dan berlari. Maka itulah yang kulakukan.

"WAAAAAAAAAAAA!"

Aku kemudian berlari keluar tenda dan tidak menghiraukan Ying dan Yaya yang memanggilku dengan panik.

.

.

.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang