Bab 15

5.5K 203 6
                                    

Dina memberanikan diri mengetuk pintu tersebut yang langsung disahuti dari dalam. Dengan perlahan, Dina membuka pintu, dia melihat Ayra sedang duduk di kursinya sedang menikmati biskuit yang baru saja dibelikan sekretaris Ayra seperti biasa.

Meski terlihat agak berisi, tapi Dina tahu kalau orang yang berada di depannya ini sama seperti orang yang berada di depan pintu rumah Adrian.

"Selamat siang Ibu Ayra, saya Dina. Boleh saya masuk?" Ayra terlihat tidak suka.

Tapi karena dia tidak tahu urusan apa yang membuat Dina masuk ke ruangannya, akhirnya Ayra mempersilahkan Dina masuk dan duduk di kursi yang berada di depannya.

"Ada perlu apa kamu jauh-jauh kesini? Ketemu Adrian? Ruangan dia bukan disini. Kamu salah masuk." Ucapnya ketus.

Ayra sudah mencoba untuk berkata datar tapi hatinya lebih dulu berucap, sehingga nada ketus lah yang pertama keluar dari mulutnya.

"Maaf kalau saya ganggu. Saya ke kantor ini untuk urusan pekerjaan. Baru saja selesai meeting dengan Pak Dion." Jelas Dina agar Ayra tidak salah paham.

"Terus, ngapain kamu ke ruangan saya? Kayaknya kita nggak ada urusan pekerjaan."

"Iya benar bu, saya hanya mau menjelaskan mengenai peristiwa waktu itu.. kalau boleh.."

"Maaf, saya nggak ada waktu. Silahkan kamu keluar." Usir Ayra.

Dengan berat hati Dina berdiri lalu menatap Ayra kembali yang tidak ditatap balik oleh Ayra, justru berpaling.

"Jangan cerai sama Pak Adrian, bu. Saya yang salah karena datang ke rumah Pak Adrian malam itu. Sayanya yang bodoh karena ketiduran di sofa pak Adrian setelah saya curhat masalah pacar saya pas beliau mau anter saya pulang karena takut disangka ngapa-ngapain."

"Pak Adrian orang baik, dia selalu membantu karyawan-karyawannya termasuk saya. Maaf kalau Ibu jadi salah sangka. Tapi beneran kami nggak ngapa-ngapain, bu. Pak Adrian pernah bilang kalau saya mirip sama adiknya." Jelas Dina.

"Keluar!" Usir Ayra lagi.

Dina pamit keluar ruangan dan kembali menuju ruang meeting.

Pikiran Ayra kembali bercabang karena penjelasan Dina yang mencoba meyakinkannya kalau diantara mereka tidak terjadi apa-apa. Bahkan Adrian menganggapnya mirip Sukma.

***

Interkom unit apartemen Ayra berbunyi. Sabtu ini dia sedang tidak menunggu siapapun untuk datang ke apartemennya terutama setelah Ayra mengusir Adrian minggu lalu.

"Ya?" Sapa Ayra.

"Ibu, maaf ada tamu di lobby." Ucap Resepsionis Apartemen Ayra.

"Siapa ya?" Tanya Ayra penasaran.

"Katanya Ibu Mertua Ibu Ayra." Ayra terlihat panik.

Baru kali ini Ibu mertuanya datang ke apartemennya. Sebelumnya berita kehamilan Ayra memang sudah diinfokan ke kedua keluarga. Tentu saja bukan dia yang mengumumkan melainkan Adrian. Padahal Ayra masih tetap ingin merahasiakan ini kepada semua orang.

Dengan perut besarnya, Ayra bergegas turun ke bawah menuju lobby untuk menjemput Ibu Mertuanya. Dia langsung memasang senyum terbaiknya sambil mencium punggung tangan Ibu Adrian.

"Ibu datang kesini sama siapa?" Ayra terlihat seperti mencari seseorang yang mungkin ikut bersama mertuanya.

"Ibu sendirian ajah. Adrian sama Sukma lagi dirumah." Jawabnya yang langsung ditatap tidak enak oleh Ayra.

"Jangan pergi sendirian dong, Bu. Ayra takut Ibu kenapa-kenapa dijalan." Ayra menuntun mertuanya menuju lift.

"Tadinya Ibu mau minta diantar Adrian. Tapi katanya kamu udah nggak mau ketemu lagi." Ayra terdiam.

Love Expired [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang