"Kau hanya perlu mendengarkan diriku, hanya itu yang perlu kau lakukan!" ucap Evan dengan nada yang cukup nyaring dan tegas. "Kau akan kuberikan lebih dari sebelumnya, maka dari itu dengarkan aku!"Tatapan mata Jane tidak berbohong kalau dirinya kini sedang dilanda kekecewaan yang tanpa tahu sebab. "Tapi mengapa?" tanya Jane dengan nada yang sedikit bergetar. Tidak lama Jane menjatuhkan bulir-bulir air mata. "Sebelumnya kita baik-baik saja."
Evan hanya menatap Jane dengan tatapan datar, tidak ada jawaban maupun tindakan dari Evan. Jane terduduk diam di sofa dan kembali bertanya, "Untuk apa kau menikahiku jika akhirnya akan menjadi seperti ini?" Jane menatap Evan yang kini hanya menghembuskan napas dan membalik kursi kerjanya ke arah jendela di belakangnya. "Apa karena kasihan?"
Masih tidak ada jawaban. "Ja-jadi selama ini ungkapan cintamu, kebaikanmu, semuanya hanya pura-pura?"
"Aku tidak mengatakannya." Tegas Evan. "Lebih baik kau pulang, aku akan pulang terlambat malam ini."
Jane berdiri kemudian berjalan menuju pintu, mengatakan, "Kau selalu pulang terlambat." Kemudian pergi menghilang diiringi dengan suara pintu yang tertutup.
-
Jane berada di bar bersama dengan temannya dan menghabiskan dua gelas martini yang membuatnya sedikit melupakan masalah siang hari tadi. Hailey menatap Jane dengan keadaan setengah sadar kemudian bertanya, "Kau benar-benar gila."
"Hei, ini saatnya melupakan Evan," ucapnya kemudian memesan satu gelas martini lagi. "Pernah dengar suami mencampakkan sang istri?"
Hailey tersedak dan kemudian bertanya dengan tatapan tajam, "Apa?!" Jane hanya tersenyum kikuk dan mengajak Hailey untuk menari dengannya di tengah-tengah kerumunan. Jane mulai menari dan mendapatkan tatapan terkejut dari Hailey. "Hei, menarilah dengan benar!"
-
Jane mengikuti arah mata Hailey. Banyak laki-laki yang memandang Jane seperti ingin menidurinya. "Aku akan bercerai, jadi tidak masalah!" Jane melanjutkan tariannya. Membuat seorang laki-laki dengan lesung pipi menghampirinya.
"Kau bersemangat sekali, nona?" tanya laki-laki itu dengan senyuman manisnya. Hailey memutar kedua bola matanya dan menarik tangan Jane untuk keluar dari kerumunan sesak. "Hei!"
Saat mereka sudah keluar dari kerumunan, Jane melepaskan tangan Hailey dan menggerutu kesal, "Biar kan aku melupakan dirinya. Aku hanya ingin bersenang-senang sebelum kembali mengingat."
"Sadarlah Jane!" ucap Hailey. "Aku akan menghubungi suamimu." Hailey kemudian mengambil ponsel Jane dan menghubungi Evan, sembari menarik tangan Jane untuk keluar dari tempat berisik. "Hey, istrimu bersamaku sekarang. Ia mabuk dan- SIAL KAU JANE!!"
Panggilan kemudian dihentikan begitu saja karena Jane mengeluarkan isi perutnya tepat di pakaian Hailey. "Tunggu di sini sebentar, oh astaga ini sangat bau!" Hailey kemudian pergi
menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.Jane hanya duduk di trotoar dengan wajah yang kini setengah sadar. "Sial aku sendiri." Kemudian ia bersenandung seperti orang bodoh.
"Kau sendirian, nona?" tanya seorang pria yang belum lama bertemu dengannya. "Pakaian itu tidak membuatmu dingin?"
Jane menoleh dan tersenyum. "Aku mengenalmu, kau mencoba menggodaku tuan manis?" Laki-laki itu ikut duduk di pinggir trotoar dan memulai perkenalan dengan cukup unik.
"Namaku Zion, katanya namaku bisa mencapai titik tertinggi, tapi kurasa tidak," Jane sedikit terkekeh karena melihat Zion tersenyum setelah memperkenalkan dirinya. Setelah itu ia melepas jas nya dan memakaikan nya kepada Jane. "Siapa namamu nona cantik?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
Romance"Aku hanya ingin menjauh darimu, bodohnya tidak aku lakukan." ___ Jane Blais "Alasanku tepat karena memilih menjauh dari dirimu, enyahlah!" ___ Evan Wyatt ---------- Hidup Jane berubah saat Evan membawa seorang wanita masuk ke dalam ruang kerja, tem...