Langit yang sudah menguning membuat suasana terlihat sangat indah, bagai diriku masuk ke dalam dunia lukisan yang indah yang disapu oleh kuas bulu angsa milik Claude Monet. Aku mulai berjalan menyusuri jalan yang tak terlalu besar di depan homestay yang ku huni berada. Gedung dan pintu masuk kampus bisa dengan mudah terlihat dari gerbang homestay yang ku huni sekarang, cukup dengan menoleh ke arah kiri saja aku sudah bisa menemukan tempatku menimba ilmu nantinya. Aku mulai menyusuri jalanan yang berbeda arah dengan jalan menuju kampus, jalan yang tak terlalu besar ini dipenuhi dengan rumah dan pertokoan pada kanan dan kirinya, ada juga warung-warung tenda maupun pedagang gerobak yang menjajakan makanan di depan toko-toko yang menyediakan jasa.
"Ada ayam penyet, baunya sih enak banget ya" aku melihat satu stand penjual ayam di sana.
"Ada nasi uduk, wah lauknya keliatan enak-enak juga" gumamku saat melihat penjual nasi uduk yang terlihat sudah berumur sedang melayani pembeli.
"Mie ayam, bakso juga, enak nih..." pikirku kembali.
Semakin aku menyusuri jalan yang berakhir di jalan raya ini, semakin banyak pilihan makanan yang terjaja, juga banyak toko yang menyediakan jasa seperti laundry, pengiriman barang, kelontong, bahkan sampai jasa pengiriman dan pengambilan uang untuk mahasiswa yang tak memiliki rekening. Pilihan yang begitu banyak akhirnya ku gugurkan satu persatu, berakhir pada pilihan pertamaku yang sebenarnya juga tak seberapa jauh dari homestay. Aku memilih untuk makan ayam goreng di warung ayam penyet yang hanya berjarak 3 nomor dari seberang homestay.
"Permisi pak, saya mau pesan." ucapku sambil duduk di kursi berwarna merah tanpa sandaran khas warung.
"Ayam 1, pakai tahu tempe dan sate kulit goreng ya pak" ujarku pada bapak penjual, tak lupa juga aku memesan 1 gelas es teh manis untuk menyegarkan dahaga.
Aku memang sengaja tak membawa handphone, sehingga aku duduk menunggu pesananku dibuat sambil memperhatikan orang-orang yang datang ke warung makan ini. Terlihat dari gaya penampilan dan perawakan mereka, aku bisa menduga mereka semua adalah mahasiswa dari kampusku berkuliah nantinya. Berarti mereka adalah orang-orang kampus yang ngekost maupun tinggal di sekitar sini, bisa jadi juga mereka akan menjadi teman sekelasku nantinya ketika perkuliahan di mulai. Suasana warung makan ini begitu tenang, tak banyak suara selain dari kegiatan makan orang-orang di sekitarku dan suara dari minyak mendidih yang tengah menggoreng ayam hingga renyah kecoklatan.
"Iki yo mase" ucap penjual ayam tersebut sambil meletakkan pesanan di depanku.
"Terima kasih pak" balasku, menerima makanan itu beserta es teh manis dan juga mangkuk air untuk mencuci tangan.
Sebenarnya, awalnya aku ingin membungkus makanan ini saja dan memakannya di kamar namun rasanya lebih baik aku memulai hari pertamaku dengan merasakan suasana baru sekitar homestay yang aku huni agar aku terbiasa nantinya. Pindah kota yang lumayan jauh sejujurnya bukan lah rencanaku, namun karena membutuhkan pendidikan yang baik serta pengaruh ayahku yang memintaku untuk menempuh pendidikan di salah satu kampus terbaik di negara ini lah yang membuatku akhirnya berakhir di kota orang tanpa siapapun seperti sekarang. Harus meninggalkan kehidupan lama beserta segala ekosistem di dalamnya tak begitu menjadi masalah buatku karena aku bukanlah orang yang mudah terikat, justru aku senang karena aku akan menjalani kehidupan baru dan berbeda yang tak terbayangkan sebelumnya.
"Pak e, ayam dan tempe dua ya, sama teh hangat satu" saat tengah asik melahap kulit ayam, di sampingku masuk seseorang yang langsung memesan ketika ia membuka tirai dan duduk.
Aku melirik ke arah suara dari seorang gadis tersebut, gadis bertubuh mungil dengan rambut hitam lurus panjang, berponi rata serta mata sipit dan pipi bulat. Wajah khas oriental dengan lesung pipi serta mata yang hitam tersebut kini menoleh ke arahku karena aku melirik padanya. Ia tersenyum padaku, senyumnya begitu manis dengan matanya yang menghilang ketika tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Homestay48
FanfictionLiam, seorang pemuda yang memulai hidup barunya dengan tinggal di sebuah Homestay "Helisma". keadaan kuliahnya membuat ia harus memilih tinggal jauh dari orang tua. Tinggal di tempat baru dengan suasana baru justru membuat hidup Liam dipenuhi banyak...