Episode 21

248 180 10
                                        

JANGAN LUPA VOTE, FOLLOW, KRITIK DAN SARANNYA!
Typo, koreksi📌

●○●○●○

"Kalian mau langsung pulang atau mampir ke base camp dulu?" tanya Kalvin pada teman-temannya.

Saat ini, tujuh cowok yang dikenal dengan sifat tengil dan tantrum-nya di SMA Jaya Negara sedang berjalan di area parkiran sekolah.

Razka berjalan sambil memainkan kunci motornya, tak lupa menebar pesona kepada semua cewek yang lewat. Di sisi kanannya, Ferdian sibuk dengan ponselnya. Sedangkan di sisi kiri, Reizo berjalan dengan pandangan lurus ke depan, tak memedulikan sekeliling.

Sementara itu, Davin, Kalvin, Oji, dan Bagas mengikuti dari belakang sambil sesekali menyapa orang-orang yang lalu-lalang.

"Gue langsung pulang, soalnya nanti ada acara keluarga," jawab Bagas. Semalam, Mommy-nya tiba-tiba memintanya untuk menemani sang Daddy bertemu klien sore ini.

"Gue juga," timpal Reizo.

"Nanti gue, Davin, sama Kalvin mau ngobrol sama lo buat bahas event besok," ujar Razka sambil menoleh ke arah Ferdian yang ada di sampingnya.

"Oke, temui gue di base camp jam delapan malam. Soalnya hari ini gue banyak urusan," balas Ferdian.

Mereka semua paham. Ferdian adalah leader club mereka, jadi otomatis dia yang paling bertanggung jawab penuh atas acara besok.

"Dan lo, Bagas. Jangan lupa laporkan pergerakan mereka ke Reizo!" titah Ferdian tegas.

"Siap. Semua beres..." katanya. "Malam ini, kayaknya mereka bakal buat kekacauan di tempat yang akan kita gunakan. Info ini gue dapat langsung dari salah satu anggota mereka," lanjut Bagas melaporkan.

Informasi dari Bagas langsung menyulut emosi mereka. Dalam hitungan detik, suasana di sekeliling menjadi terasa panas.

"Malam ini kalian semua harus bersiap! Panggil semua anggota, termasuk yang baru bergabung. Ini sekaligus jadi ajang pembuktian keseriusan mereka untuk Dream Monster!" perintah Ferdian panjang lebar dengan ekspresi serius. Semua mengangguk paham.

"Kalau ada yang melanggar, apalagi berkhianat, suruh mereka datang ke gue. Gue dengan senang hati bakal kasih hadiah spesial," ucap Oji sambil tersenyum lebar ke arah Reizo, yang ikut membalas dengan senyum tipisnya, tanda setuju.

Yang lain langsung merinding melihat senyum mereka berdua yang terasa sangat mengerikan. Mereka tahu, jika Reizo dan Oji sudah seperti itu, pasti ada rencana gila di baliknya, dan itu bukanlah hal baik.

Apa yang bisa kalian harapkan dari seorang cowok penyuka alien, penggemar nomor satu Princess Anna, dan gemar berdialog dengan pohon? Juga, Cowok yang irit bicara sekaligus minim ekspresi, seperti orang yang malas menjalani hidup?"

"Lo nggak usah aneh-aneh! Mending ikut gue sekarang! Semalam lo janji nemenin gue ketemu Daddy," kata Bagas sambil menggeplak kepala Oji lalu menariknya pergi menuju motor mereka, tanpa pamit ke yang lain.

"Iya, iya. Gue ingat. Nggak usah narik-narik juga. Lo kira gue undur-undur, hah?!" sahut Oji sinis sambil menaiki motornya.

Bagas memutar matanya malas. "Mau lo undur-undur atau ubur-ubur, gue nggak peduli. Yang jelas, muka lo sekarang kayak aspal goreng."

Detik dan Detaknya (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang