⋆⁺₊ ❅. "𝑟𝑒𝑑 𝑠𝑛𝑜𝑤." (Chapter 04) hallo semua para Readers, 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗹𝘂𝗽𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝘃𝗼𝘁𝗲 𝗱𝗮𝗻 𝗰𝗼𝗺𝗺𝗲𝗻𝘁 𝘆𝗮. sebelum scroll kebawah, terima kasih banyak sudah baca book ini, dan terima kasih atas dukungan nya. semoga hari kalian menyenangkan! 𖤐 .. ꒷
•
•
•Tanpa membiarkan diriku mengatakan sepatah kata pun pria itu pergi, aku kebingungan harus apa sekarang, dan apa maksud dari perkataannya tadi.
Lama kelamaan tubuh ku mulai terasa hangat kembali, rasa kaku akibat hawa dingin di tubuh ku perlahan mulai hilang.
Entah apa yang terjadi namun kelopak mata ku terasa berat, saat mengedipkan mata rasanya seakan ada ratusan sapi berada di kelopak mataku.
Terdengar suara buku yang dibalik halaman nya dari arah kiriku, aku sontak kaget dan berusaha memiringkan kepalaku untuk melihat siapa itu.
Ku dapati seorang gadis muda berumur sekitar 12 tahun sedang duduk tepat di sebelah ku sembari membaca buku.
Dia memiliki sepasang mata berwarna biru yang sangat indah layaknya biru ombak laut, rambutnya juga bewarna biru sebiru langit dan selembut sutra memanjang hingga lengan nya.
Pakaian nya yang serba putih dengan ikat rambut berwarna hitam membuat nya bersinar, mata nya yang sayu melihat kearah buku yang di baca nya, sesekali ia tersenyum dan tertawa kecil, jari jemari nya membalik halaman demi halaman buku yang ia baca.
Dalam benak hati ku aku masih penasaran kenapa dari awal aku tidak melihatnya tepat di samping ku.
Dia menyadari bahwa aku menatap dirinya, mata kami bertemu, aku melihat kearah mata nya yang bersinar terkena cahaya mentari, dan aku dapat melihat bibirnya yang merah muda layaknya buah peach. Ia tersenyum kepadaku seakan lega akan sesuatu.
Gadis itu menutup buku nya dan menyudahi membacanya, lalu bangkit dari duduk nya dan melangkah pergi dari ruangan ini.
Aku yang tinggal sendiri di ruangan ini mulai mengamati sekeliling, di ruangan ini hanya dikelilingi pernak pernik yang berkilauan, dan rak buku yang mungkin menyimpan ratusan buku didalamnya. Di sebelah kasur terdapat sebuah meja dan kursi tempat gadis itu membaca buku.
Terdapat juga jendela yang berada di dekat meja, aku melihat kearah jendela tersebut, langit sudah gelap pertanda sekarang sudah malam.
Beberapa saat kemudian gadis muda itu masuk kedalam ruangan sembari membawa semangkuk sup hangat di tangan nya, gadis itu mulai menyuapi mulut ku dengan sup. Perutku yang sedari tadi kelaparan membuat ku membuka mulut tanpa sadar dan memakan sup yang ia berikan.
Selama beberapa saat suasana kembali hening, yang terdengar kali ini hanya suara diriku yang memakan sup yang gadis itu berikan, saat sup itu habis gadis itu mulai berbicara untuk memecah suara hening.
"Apa dirimu sudah dapat berbicara?" Suara nya yang lembut membuat ku perlahan tenang
"Ya, terimakasih atas makanan yang kau berikan" ucap ku, dengan suara pelan
"Tidak perlu sungkan, Namaku Serena, jadi bagaimana kau dapat terkubur di tumpukan salju?" Tanya Serena.
Pertanyaan itu membuat ku terkejut dan berfikir berapa lama aku tertidur hingga terkubur dalam tumpukan salju.
"Saya tak tahu, tapi saya berterimakasih anda telah menyelamatkan dan merawat saya selama pingsan. Saya pasti akan membalas pertolongan anda ini" Balas ku.
Gadis itu mulai tertawa kecil.
"Aku hanya membantu, yang menyelamatkan dirimu adalah Tuan Rein, ialah yang telah merawat dirimu, sisanya itu baru aku" ucap nya
Aku mulai berfikir apakah pria tadi adalah Tuan Rein yang di maksud oleh Serena? Namun kenapa dia menyelamatkan ku.
"Ngomong-ngomong sudah berapa lama saya tertidur?" Tanya ku.
Wajah gadis itu menjadi serius, dia menatap ku dengan tatapan yang tajam.
"10 hari" ucap gadis itu dengan tegas dan menatap ku dengan wajah penuh kekhawatiran.
Aku terkejut dan tak dapat berkata-kata, 10 hari? Bagaimana bisa.
"Bagaimana dengan Teman-teman ku, apakah anda menolong mereka? Kami diserang sesuatu dan mereka terluka cukup parah" ucap ku dengan nada terburu-buru dan panik.
"Maaf tapi kami tak menemukan satu orang pun selain dirimu saat itu, waktu kami menemukan dirimu saat perjalanan pulang dari kota untuk membeli beberapa bahan masakan, saat itu juga kondisi sedang badai salju, baik diriku, tuan Rein dan pengemudi kereta, bahkan kuda kami sudah sangat kedinginan" ucap Serena dengan wajah yang sedih seakan dia turut berdukacita dengan apa yang menimpaku.
Dadaku sesak sekali, jantung ku berdebar cukup kencang seakan ingin meledak, air mata ku keluar tak terbendung. Aku menangis cukup keras saat itu juga, mengambil selimut dan menangis, berteriak, dan mengutuk diriku.
Perlahan ku dengan suara langkah kaki Serena pergi keluar dari ruangan ini, meninggalkan diriku sendiri.
•
Aku terbangun, tubuh ku terasa lebih baik dari sebelumnya, kali ini aku dapat duduk, kelopak mata ku masih terasa berat seperti kemarin.
Butuh perjuangan yang sangat keras agar aku bisa bangkit dari tidur ku dan duduk ku, setiap aku melangkah rasa nyeri di bagian pinggang ku mulai menusuk ku.
Melihat langit sudah terang dan mentari sudah mulai terbit, menyinari ruangan ini, pemandangan luar yang semalam tak bisa ku lihat sekarang terlihat jelas.
Begitu banyak tumpukan salju yang sangat tebal dan pohon-pohon pinus menghiasi seluruh halaman.
Buku yang di tinggalkan Serena kemarin dan mangkuk sup masih ada di dalam ruangan ini, pertanda tidak ada siapapun yang masuk sejak tadi malam.
Perlahan pintu ruangan ku terbuka, dan kulihat sosok pria kemarin berada di depan pintu
•
•
•⋆ Please bantu support author
Dengan Vote dan tambahkan ke daftar bacaan kalian, Thank You. ⋆
KAMU SEDANG MEMBACA
RED SNOW
أدب المراهقينFluttershay atau bisa di panggil Shay adalah seorang yatim piatu, ia di besarkan di panti asuhan sejak masih bayi. Shay selalu penasaran siapa sosok orang tua nya, sudah 10 tahun ia mencari orang tua nya ke berbagai tempat, dan selalu mencari kesem...