Chapter 2

18.4K 1.3K 111
                                    

Bima mendorong kasar sorang wanita saat terlalu dekat saat menyerahkan sebuah berkas untuk bahan meetingnya hari ini. Padahal si wanita tidak berniat mendekati bosnya itu karna sudah tau sikap dan sifat kasarnya.

Diposisi Bima saat ini memang bukan hal tabu atau hal aneh jika ada saja wanita yang mendekatinya.

Tujuan mereka sama. Yaitu harta. Mau jadi simpanan. Selingkuhan. Teman tidur atau istri kesekianpun tidak akan ada yang bisa menolaknya.

Godaan itu selalu ada dan sangat sering. Namun pria dewasa itu tak sedikitpun melihat atau berniat menghianati istri kecilnya.

Dimasa lalu sebelum bertemu dengan Faas. Ia sudah banyak berkencan dengan wanita dan tidak ada yang bisa mengambil meskihanya secuilhatinya. Tapi Faas. Hanya seorang remaja apa adanya tanpa polesan skincare mahal dan baju branded mampu membuat atensi Bima selalu teralihkan.

Sekarang dia sudah berkeluarga. Cincin bernamakan Faas Anggara tak pernah ia lepas dari jari manisnya meski ia sedang mandi sekalipun. Bima sangat mencintai Faas dan keluarga kecilnya.

Bima tak akan mengulangi kesalahannya untuk kedua kalinya yang hampir kehilangan Faas juga Nata.

Memikirkannya saja Bima tidak sanggup. Bahkan setiap ada seseorang didekatnya, terlebih itu seorang wanita sexy. Bima tidak akan segan segan mendorongnya.
Rasa sakit itu masih melekat dihati dan benak seorang Bima.


Bima bangkit lalu menelpon Faas.

Didering ke lima, Faas baru mengangkatnya.

"Hallo om. Ada apa?"

"Kamu lagi apa Fa?"

"Habis anter Nata sekolah. Ada apa nelpon nelpon, gue sibuk mau nonton series perselingkuhan yang semalem"

"Astaga Fa. Nonton dikantor aja ya. Kamu kesini sekarang"

"Cih. Bilang aja om lagi sange? Iyakan. Gak, gak mao"

"Enggak Fa. Tapi....."

Nafas berat terdengar dari sebrang telfon Faas. Ya. Faas tau Bima tak akan tenang jauh darinya jika terjadi sesuatu yang membuatnya merasa dia akan kehilangan Faas.

"Aku kesana. Tapi berak dulu"

"Makasih sayang"

Bima menutup telponnya dan melihat tangannya yang bergetar tanpa bisa dikendalikan. Sebegitu besarnya dia takut kehilangan Faas.

"Pak. Rapat sudah bisa dimulai?" Tanya seseorang disana.

"Tunggu sampai istriku datang" jawabnya dingin lalu meninggalkan ruangan rapat.

Disisi lain. Faas ngebut dengan mobil mewahnya karna khawatir dengan Bima.

"Pasti ada cewek yang godain suami gue!" Kesal Faas. Kenapa dia tau. Karna saran dari papa mertua dan dokter psikolog terbaik dinegra ini yang menangani psikologi Bima, mereka harus memasang beberapa cctv diruangan Bima untuk memantau kesehatannya tanpa sepengetahuan Bima.

Setiap ada wanita yang mencoba mencuri perhatian atau menggodanya. Bima akan bertindak kasar dan tidak akan tenang sebelum melihat Faas disisinya.

Bima menolak untuk berobat karna itu akan menjadi pengingat dan hukumannya setelah apa yang ia lakukan pada Faas dimasa lalu.

Hanya perlu menunggu satu jam, Faas datang dan langsung mendapat sambutan pelukan dari Bima.

"Kenapa lama sekali Fa"

"Astaga om, lu pikir gue harry potter yang bisa teleportasi, tapi kalo bisa gue juga mau berguru sekalipun ke dukun. Biar bisa kemana aja tanpa buang buang duit buat beli bensin"

Gairah Om Om 3 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang