Chapter 20 🔞🔞

7.2K 608 313
                                    

Pertunangan itu berlangsung dengan lancar. Mata Bima tak teralihkan dari Faas yang terus berada disisi Harris.

Perasaan tak suka mulai tumbuh saat Harris terus menggengam tangan Faas disepanjang acara.

"Tidak akan ada yang berani mengambil milik anda tuan Harris, sepertinya anda sangat mencintai tunangan anda" ucap asaudara jauh Harris yang hadir dipesta itu.

Harris mencium punggung tangan Faas dengan seolah menekankan jika itu memang benar adanya.

"Dia milik saya yang paling berharga tuan" jawab Harris yang membuat Bima mengepal dua tangannya dibawah meja.

Dua keluarga itu terjalin begitu erat, pundi pundi uang semakin tak terhingga jumlahnya.

Meski begitu, Faas merasa semua itu tak berarti, jika saja ia bisa menikmati bersama Bima juga anak anaknya, Faas akan merasa semua yang dimilikinya saat ini lebih berarti.

Jika bukan karna Nata juga Joharah, Faas akan memilih pergi dan mengasingkan diri tanpa embel embel keluarga Dharma.

Setelah pertunangan itu, Harris semakin inters bertemu dengan Faas juga mengajak Nata dan Joharah untuk hanya sekerdar bermain bersama.

Joharah dan Nata kini semakin dekat dengan Harris, anak anak itu nyaman dengan kehadiran Harris yang bisa menempatkan dirinya dimanapun.

Tawa nata dan Joharah terdengar sampai balkon kamar Faas yang langsung tertuju pada pemandangan kebun stroberi dan buah lainnya dibawah, ia memperhatikan ketiganya yang tampak begitu bahagia.

Faas menggusap cincin tunangannya bersama Harris, Faas berdoa semoga ini pilihan yang tepat.

Selesai bermain dengan Harris, Nata dan Joharah diajak jalan jalan Angkasa bersama suaminya. Sekarang tunggal Harris dan Faas dirumah besar itu.

Dengan satu kaki yang tersampir dikursi sambil memegang seyoples rumput laut, Faas tak menyadari jika Harris tengah memperhatikannya sedari lama.

"Jadi ini kebiasaanmu dirumah?" Ucap Harris lalu duduk menempel dengan Faas.

Faas melirik sejenak pada Harris lalu melanjutkan menonton film. "Napa, lu gak suka?" Ucap Faas yang tak merupah posisinya.

Harris menyandarkan kepalanya pada pundak sempit itu lalu ikut memakan rumput laut kesukaan Faas.

"Aku udah gak sabar serumah sama kamu Fa, aku beneran gak capek kalo dideket kamu"

"Nikahan kita masih lama, gue juga belum siap dikawinin sama lu" ucap Faas yang membuat Harris terkekeh.

"Kitakan udah tunangan Fa, boleh dong cicip dikit"

"Cicip cicip, yang ada kont*l lu gue potong, biar gue yang nusuk lu"

Harris menghela nafas mendengar kalimat frontal dari mulut Faas, meski ia sudah lumayan terbiasa tapi tetep saja dia kaget.

"Jangan dong Fa, punyamu itu kecil, gak bisa bikin merem melek, yang ada aku geli doang"

Faas mendorong kepala Harris kasar lalu menggeser duduknya.

"Biarpun kecil yang penting skillnya, lu bakal kualahan deh, percaya sama gue"

"Sesat Fa" jawab Harris yang membuat Faas merasa tertantang.

"Hei tuan Harris!, mau bukti"

"Ayok"

"Sekarang!"

Harris dengan cepat melompat memangku Faas dan menyingkirkan rumput lautnya.

"Sekarang" ucap Harris dengan posisi wajah mereka yang begitu dekat sehingga nafas keduanya dapat mereka rasakan diwajah masing masing.

Gairah Om Om 3 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang