PuncakJam menunjukkan 01.05 qShani termenung di sisi kolam renang villa yg mereka tempati,kedua kaki ia masukan ke kolam,memberi seansi dingin di kaki, entah lah apa yang sedang si Indira ini fikirkan, yang jelas tak jauh jauh dari seorang sisca saras, pikiran shani rasanya penuh dengan gadis itu, shani cemburu, kesal, marah melihat kemesraan sisca dan chika tapi dia siapa? Pacar? Bukan
"Hufftt" helaan nafas shani terdengar sangat lelah
Kenapa Tuhan mempertemukan disaat sisca sudah ada kekasih? Apakah Tuhan menyuruh ku untuk berjuang ? Tapi berjuang apa yang dimaksud? Berjuang untuk merebut sisca dari chika? Jahat gk si?apalagi mereka terlihat bahagia. Ah shani bisa gila lama lama
Kaki shani bermain didalam air kolam mungkin bisa sedikit menenangkan pikiran nya, tapi sepertinya berenang jam segini seruu bukan? Pikir shani, tak perlu berfikir lama shani pun langsung meloncat kan diri nya kedalam kolam, "ya ini sedikit membantu menghilangkan fikiranku tentang sisca" guman shani,ternyata dari jarak jauh jinan memperhatikan shani, sebenarnya ia tak benar benar meledek shani tentang perasaan nya terhadap sisca, jinan juga tak tega melihat sahabatnya itu,bisa dilihat sekarang shani dikit melamun, sisca gadis pertama yang disukai oleh shani sahabatnya itu,jinan pun menghampiri shani
"Orang gila mana jam 1 pagi berenang kalo bukan shani indira" ucap jinan melakukan seperti apa yang dilakukan oleh shani, mendudukkan dirinya di pinggir kolam dan memasukkan kedua kaki nya untuk bermain air, shani menoleh
"Hahahaha lu gk mau ikutan seruu tau" ucap shani sedikit tertawa membalas ucapan jinan
"Ogah gua kagak gila kayak lo" ucap jinan
Hening tidak ada percakapan antara keduanya hanya terdengar suara air dan nafas shani yang ngos ngosan setelah mengeluarkan kepalanya dari air,
"Emang ga ada cewe lain ya sampe sampe lo kek gini? " ucap jinan tiba-tiba memecahkan keheningan, shani bukan nya langsung menjawab, dirinya justru memasukkan dirinya kedalam air lagi, mendekat kan dirinya kepada jinan, yang awalnya memang jarak mereka sedikit jauh
"Hahhaha" shani menetralkan nafasnya terlebih dahulu sebelum ikut duduk disebelah jinan
"Cewe banyak nan, tapi yang gua mau dan gua suka itu dia" jawab shani, tanpa shani jawab pun jinan sudah tau jawabannya tetapi hanya dia ingin shani tidak stuck di perasaan itu
"Lo harus berjuang shan, lo jangan stuck kek gini" ucap jinan serius
"Hemm" jawab shani, benar apa yang dikatakan jinan, dia tidak boleh stuck seperti ini dia harus tegas, dia harus berjuang mendapatkan gadis nya itu, hening kembali hanya ada suara air yang menjadi suara diantara kedua sahabat ini, saat jinan ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba ada yang mendorong kedua kedalam kolam,
"Hahahaha, cie berduan muluu" tawa gracia pecah melihat kedua kakaknya yang misuh misuh
"Graciaaa/graciaa" teriak shani jinan barengan setelah melihat pelakunya,
"Hahaha babay cici inang muachhh " tawa gracia masi pecah,dan gracia pun kabur dari kolam, bisa gracia lihat kedua kakanya itu sedang saling menyalahkan satu sama lain
"Graciaaaa mau kemana kamuuu" teriak kedua nya barengan***
Sekarang jam menunjukkan 02.05 tetapi anin disibukkan dengan hilang nya sisca dari kamar,kejadian tadi membuat anin shock masi tidak percaya, anin yakin sekarang sahabatnya sedang menenangkan dirinya,
"Ini villa gede banget si" gerutu anin "sisca lo dimana" guman sambil berjalan ke taman belakang, dan akhirnya disana sisca berada disana,tapi dengan siapa? Pikir anin, karena melihat sahabat tidak sendiri, melainkan ada orang yang menamani sisca disana dengan keadaan basah kuyup, sepertinya habis berenang. Ya tempat itu adalah kolam renang
"Shani? " tebak anin,bisa anin lihat shani berusaha menenangkan sisca yang masi terisak, anin juga melihat wajah bingung shani, mungkin sisca belum memberitahu shani dan masi menenangkan dirinya sendiri, anin pun mendekat kearah mereka
"Sis" panggil anin, bukan sisca yang menoleh melainkan shani, sisca masi terisak di pelukan shani
"Eh nin" kaget shani "sis ini ada anin" ucap shani berusaha melepaskan pelukan sisca,merasa tidak enak terhadap anin, anin pun tersenyum melihat sisca yang menggelengkan kepala nya, ia lalu duduk disamping sisca
"Udah gk papa shan palingan juga ntar ketiduran anaknya" ucap anin "makasih ya udh nemenin nih anak, gua dari tadi muter muter nyariin dia" lanjut anin
"Iya sama sama nin" jawab shani pun,
"Lu habis berenang shan?tanya anin yang sbenarnya sudah menebak nya
" iya hehehe "jawab shani,anin hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah temannya ini,hening beberapa saat setelah nya terdengar dengkuran halus dari sisca
"Tuh kan tidur hahaha" ucap anin sedikit tertawa
"Cape deh kayaknya, tadi kan dia aktif banget, terus ini barusan nangis, sisca sebenarnya kenapa nin? Sorry kalo gua kepo" ucap shani
"Iya pasti cape banget dia" ucap anin setuju dengan apa yang di katakan shani "tapi sorry juga shan gua gk bisa ngasih tau lu dia kenapa bisa nangis kek gini, bukan hak gua" lanjut anin, karena memang persahabatan antara sisca dan anin saling menjaga privasi masing-masing, mereka tidak akan menceritakan sesuatu yang terjadi jika tidak orang itu yang menceritakan nya sendiri.
Shani mengangguk setuju walaupun sebenarnya hati shani pun ikut sedih melihat gadis ia suka menangis sesegukan seperti tadi, banyak pertnyaan muncul tapi ia berusaha tak bertanya kepada sisca saat gadis itu tiba-tiba memeluk nya, pada asaat jinan pergi terlebih dahulu setelah berenang.Ya, setelah shani dan jinan di dorong oleh gracia, jinan memutuskan untuk berenang sebentar, hanya 10 sampai 15 saja karena memang sangat dingin, tapi tidak untuk shani, shani memilih untuk tetap berenang, setelah 5 menit kepergian jinan shani memutuskan untuk menyudahi renang nya,shani pun mengambil handuk yang di berikan oleh jinan, mengeringkan sedikit badan dan setelah ingin benar benar masuk kedalam villa tiba-tiba sisca datang dengan tangis yang pecah dan langsung memeluk tubuh basah shani
"Iya nin gua paham kok, seharusnya gua gk boleh kepo juga" ucap shani
"Lu kepo karena lu suka sisca kan? " celetuk anin
"Hah? Apaan si nin, ngaco lu" jawab shani sedikit kaget, kenapa anin bisa tau pikir nya,
"Hahaha keliatan kali shan, gua si setuju setuju aja si" ucap anin lalu berdiri,lalu menoleh melihat shani,muka bingung shani sangat terlihat jelas,anin hanya terkekeh melihat itu"tolong angkatin sisca kekamar ya shan" ucap anin lagi "sisca sama chika putus" lanjut anin, lantas benar benar pergi meninggalkan mereka berduaHa? Ha? Ha? Apa yang baruan shani dengan? Sisca dan chika putus? Apakah anin mengerjai nya? Sialan anin, guman shani,lantas shani tersadar shani pandangi wajah polos sisca yang sedang tertidur, mengingat tadi dimana sisca benar-benar lemah dan tangis yang pecah shani benar-benar tidak tega,di usapnya lembut pipi sisca,shani menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik gadis yang iya cintai ini,seulas senyum shani perlihatkan apakah benar yang di ucapkan anin?sudahlh sebaiknya sekarang shani memindahkan sisca karena memang cuaca cukup dingin, shani pun menggendong sisca ala bride style menuju kamar sisca.
Saat sudah sampai di depan pintu kamar sisca,shani sedikit mengetuk pintu kamar karena sudah shani pastikan anin ada di dalam dan benar dugaan shani pintu pun terbuka tapi salah, bukan anin yang membukakan pintu melainkan chika,mereka pun saling tatapan ada sedikit kecanggungan dari keduanya.
"Emm sor..." belum selesai shani berucap anin datang dari arah belakang
"Eh shan masuk aja, sorry tadi gua ke jinan dulu "ucap anin, melirik tajam ke arah chika yg sepertinya ingin mengucapkan sesuatu
"Eh iya nin" jawab shani sedikit canggung, bagaimana bisa masuk, sedangkan chika saja masi di tengah pintu pikir shani
"Permisi" ucap anin penuh penekanan dan menyadarkan chika, chika pun langsung bergegas minggir
"Eh iya sorry sorry" ucap chika Shani pun masuk lalu menaruh sisca dengan hati hati,
"Ya udah gua keluar ya nin"ucap shani
" makasih ya shan"ucap anin dan di jawab anggukan oleh anin
Setelah keluar dari kamar sisca shani pun menuju dapur ingin minum terlebih dahulu sbelum istirahat entah kebulatan lagi atau gimana ternyata dip dapur pun ada chika yang sedang meminum kopi, kecanggungan pun terjadi lagi di antara keduanya, shani sibuk mengambil gelas dan meminumnya dan chika yang sibuk dengan kopinya
"Lu kenapa chik? " entah kenapa tiba-tiba shani bertanya seprti itu
"Gu-gua?Huftt" helaan nafas chika terdengar "gua putus sama sisca" lirih chika, entah lah shani harus senang atau sedih,bukankah shani harusnya senang, bukannya ini kesempatan shani untuk mendapatkan sisca? Tapi entah kenapa dia juga sedih
"Kenapa? Bukannya kalian baik baik aja?" tanya shani,
"Kita emang baik baik aja shan, tapi gua di jodohin sama orang tua gua" ucap chika dan itu berhasil membuat shani kaget "gua sayang banget sama sisca shan, gua cinta dia, tapi gua juga gk bisa nolak permintaan orang tua gua" chika terdiam sebentar "sorry shan gua malah curhat,gua duluan oh ya thanks lu udah bantuin sisca tadi" lanjut chika menepuk pundak shani, shani hanya bisa mengangguk, entah lh tapii yg jelas sekarang shani sedikit lega karena sudah tau apa alasan sisca seperti itu tadi dan sekarang saatnya berjuang untuk sisca bukan?Haii guyssss ketemu lagii dengan anggrek hehehe tenyata bikin cerita lumayan sulit ya wkwkwk aku bingung sekarang buat ngelanjutin ceritanya gimana🙃 mana lumayan sibuk lagi hehehe tapi aku usahain bisa sampe end ya, semoga kalian suka terimakasih🙏🙏
Hug away anggrek 🫂🫂🤍
Jangan lupa vote and coment ya guys terimakasih🙏