𝐽𝑒𝑎𝑙𝑜𝑢𝑠

145 10 4
                                    

WARNING!!!

Kamu menatap lurus ke berkas-berkas yang menumpuk di atas mejamu.

"Alamat lembur ini mah" gumammu pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alamat lembur ini mah" gumammu pelan.

Saat ingin melanjutkan pekerjaan, kamu teringat kalau kamu bisa saja tidak bisa pulang bersama dengan suamimu, Nanami. Kenapa begitu? Dilihat dari banyaknya pekerjaanmu, sangat tidak mungkin bisa selesai dalam waktu satu atau dua jam saja.

Kamu berdiri dari dudukmu dan ingin pergi ke ruangan Nanami, namun belum jauh kamu berjalan dari tempat dudukmu, Gojo datang menghadangmu.

"Halo, [Name]-chan"

"Halo, Gojo-san"

•••

"Happy banget sepertinya ngobrol bersama Gojo-san" gumam Nanami pelan kemudian pura-pura fokus kerja saat kamu berjalan ke arah ruangannya.

Namun seketika moodnya mendadak jelek ketika kamu bukannya mampir ke ruangannya, kamu malah ke tempat fotocopy, alias kamu sibuk lagi dengan berkas-berkasmu.

Setelah selesai dengan urusanmu, kamu kembali ke tempat dudukmu dan melanjutkan pekerjaanmu yang menggunung itu.

Tak lama setelah itu Gojo kembali datang ke mejamu. Pada akhirnya kejadian dimana kamu dan Gojo saling berinteraksi kembali terjadi. Tanpa kamu dan Gojo sadar, Nanami memperhatikan kalian berdua dari kejauhan.

Nanami kesal? Tentu, karena kamu tidak mendatanginya sama sekali dari pagi. Nanami cemburu? Sudah jelas, bagaimana mungkin ia biasa saja melihat interaksimu dengan Gojo yang terlihat begitu akrab. Ditambah...

•••

Setelah dua jam setengah bergelut dengan berkas-berkasmu yang menumpuk itu, akhirnya pekerjaanmu selesai, itu juga karena bantuannya Gojo. Tapi Nanami mana tau itu, hahaha.

Kamu beranjak dari kursimu dan berjalan ke ruangan Nanami. Sesampainya di depan pintu Nanami. Kamu terkejut ketika melihat Nanami yang berada di depan pintu.

"Pa--"

"Mau apa?"

"Aku sudah selesai dengan pekerjaanku, ayo pulang" ajakmu riang.

"Hmm" balas Nanami singkat kemudian berjalan lebih dulu.

Kamu mengernyitkan dahimu bingung. Tapi beberapa detik kemudian kamu berpikir kalau Nanami lagi banyak pikiran jadi kamu diamkan saja.

Sesampainya di parkiran, kamu melihat Nanami masuk duluan ke dalam mobil dan lagi-lagi kamu kebingungan dengan sikapnya ini, tapi lagi-lagi kamu tidak pikirkan hal itu.

Selama di perjalanan kamu bingung harus bagaimana, karena rasanya canggung sekali. Kamu sesekali melirik Nanami.

"Mas..."

𝗢𝘂𝗿 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲 : 𝗡𝗮𝗻𝗮𝗺𝗶 𝗞𝗲𝗻𝘁𝗼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang