Bab 4

53 10 0
                                    

Jam istirahat telah tiba, semua murid mulai berhamburan keluar dari dalam kelas.
"Osya!mau ke kanting bareng nggak?"Adelyn dari bangkunya yang berada tepat di depan tempatnya Osya bersuara.

"Enggak dulu deh Del, gue bawa bekal dan mau makan bareng Chaterina di taman belakang aja"saut Osya atas pertanyaan Adelyn.

"Oh gitu, yau dah gue ke kantin sendiri aja kalau gitu"tutur Adelyn setelah mendengar jawaban Osya.

"Jangan sendiri lah, ngenes banget lo keliatannya. Tuh coba ajak teman sebangku lo aja, siapa tau mau. Biar ada temennya juga"Osya memberi saran sembari menunjuk siswi yang duduk satu meja dengan Adelyn.

Adelyn sontak langsung mengikuti arah telunjuk Osya, matanya langsung tertuju kepada teman semeja yang sedari tadi kerjaannya hanya tidur saja, bahkan saat guru masuk pun tetap begitu.
"Nggak ah! Takut gue"gadis itu menolak saran sang kawan. Tenang guys,sosok yang menjadi topik pembicaraan kedua orang ini tidur sambil memasang AirPods di kedua telinga, jadi kecil kemungkinan akan mendengar jika dirinya tengah dibicarakan.

"Dih sejak kapan seorang Adelyn Witama punya rasa takut, kepsek aja lo ajak debat. Sana ajak aja, gue lumayan kenal sama itu anak. Nggak bakal gigit kok"tutur Osya, lalu gadis itu berdiri dari tempatnya dan mengulurkan tangan kirinya kearah Vale yang sejak tadi hanya diam membisu menyimak pembicaraan antara Osya dan Delyn dengan raut wajah nyaris tak berekspresi.
"Yuk Rin, kita pergi. Biarin aja si Adelyn itu"tutur Osya.

Vale pun ikut beranjak berdiri dan mengulurkan tangannya menyambut tangan Osya, kini keduanya jadi bergandengan. Osya pun mengambil langkah pertama untuk beranjak dari sana menggandeng sang sahabat keluar dari dalam kelas, meninggalkan Adelyn sendirian bersama teman sebangku yang masih di alam mimpi.
"Masih agak syok dan heran gue, kenapa manusia se-aktif si Osya bisa sahabatan sama manusia paling kaku satu sekolahan macam Vale"gumam Adelyn memeperhatikan kedua teman sekelasnya yang bergandengan tangan keluar dari dalam kelas.
Kini ia beralih menatap sosok yang duduk di sebelahnya,
"Ini di ajak ke kantin apa enggak ya?"Adelyn menggaruk tengkuknya kebingungan.
______

Osya saat ini menggandeng tangan Vale berjalan berdua meninggalkan kelas. Sama seperti teman-teman sekelas mereka yang lain, keduanya akan melewati jam istirahat dengan mengisi perut.
Bedanya kedua gadis remaja itu tak menuju kantin melainkan taman yang berada di area belakang sekolah.
Untuk makanan dan minum tak perlu dipusingkan, di tangan kirinya kini Osya menenteng tas berisi kotak bekal serta air minum yang dibawa dari rumah.
"Nah kita sudah sampai, ayo duduk disini"ucap Osya meletakkan tas bekal yang dibawa ke atas meja taman.

Kini Osya dan Vale duduk berhadapan di bangku taman belakang sekolah.
Dengan cekatan Osya mulai mengeluarkan botol air minum serta dua kotak bekal dari dalam tas kecilnya,salah satu kotak bekal itu ia taruh tepat dihadapan Vale
"Ini untuk kamu dan ini untuk aku, ayo buka"pinta Osya kepada Vale.

Vale dengan gerakan kaku membuka kotak bekal dihadapannya, saat kotak itu terbuka langsung terlihat kentang goreng dan juga ayam goreng serta potongan tomat dan daun  selada yang nampak segar. Vale  mendongak mengintip isi kotal bekal bagian Osya, disana terpampang nasi goreng serta lauk dan kondimen sayur yang sama. Perbedaan isi antara kedua kotak bekal itu hanya pada nasi dan kentang gorengnya saja, selebihnya sama semua.

"Bagaimana kelihatan enak bukan? Kamu harus menghabiskannnya, supaya bunda ku senang"tutur Osya.

"Hm. Katakan kepada bunda, terima kasih"ucap Vale dengan nada agak sedikit lembut.

"Akan ku katakan nanti. Sekarang ayo mulai makan, hati hati jangan sampai tersedak"Osya mengingatkan.
Dan kini kedua remaja itu mulai menikmati isi kotak bekal masing- masing dalam keheningan, itu karena kedua anak perempuann ini berasal dari keluarga yang sama-sama menerapkan aturan tak boleh bersuara atau berbincang saat tengah makan.

Suasana taman belakang sekolah yang hening dan sunyi serta nampak asri oleh tanaman yang dirawat dengan baik oleh pihak sekolah sangatlah mendukung untuk menghabiskan jam istirahat dengan vibe yang tenang dan nyaman.
Ngomong-ngomong kalian belum berkenalan dengan sekolah tempat Osya dan Vale menuntut ilmu ini bukan? Jadi mari berkenalan sejenak.
Dandelion High School, itu adalah nama sekolah ini. Sebuah sekolah yang merupakan sekolah setingkat SMA yang dimana semua muridnya merupakan seorang perempuan, yap sekolah ini memang sekolah khusus perempuan.
Dandelion High School sendiri termasuk dalam jajaran sekolah dimana para muridnya berasal dari ekonomi kelas menengah ke atas,
jadi tak heran sekolah ini dikenal sebagai sekolah yang terbilang elit dalam pandangan masyarakat sekitar.
Terlebih bukan hanya tentang status ekonomi tapi sekolah ini juga dikenal berhasil mmencetak lulusan- lulusan yang berkualitas.
Di sekolah ini jarak atau tembok sosial antara si anak oraang kaya dan si anak keluarga sederhana sejujurnya tak begitu terlihat, semua siswi di sekolah ini diharapkan bisa bergaul sesama mereka tanpa ada penghalang gengsi dari status sosial yang berbeda.
_____

Vale langsung merapikan kotak bekal serta alat makan yang baru selesai digunakan dengan sangat rapi dam telaten sesaat setelah ia menghabiskan semua isi kotak bekal tersebut, Osya juga melakukan hal yang sama. Kini Osya meraih botol air minum lalu membuka tutupnya dan kemudian meminum air tersebut untuk melegakan tenggorokannya sehabis makan, setelah dirasa cukup barulah botol air minum yang isinya sisa 2/3  itu di serahkan kepada Vale.
Vale menerima botol air minum tersebut dan kemudian kini meminum isinya, mereka berdua memang sudah biasa berbagi makanan atau minuman dari tempat dan peralatan yang sama.
Jadi tak ada lagi kata jijik antara keduanya.

"Sekarang kamu mau kita langsung kembali ke kelas atau tetap berada disini sampai jam istirahat selesai disini catherina?"tanya Osya setelah selesai merapikan semuanya kembali ke dalam tas kecil.

"Aku ingin tetap disini"jawab Vale pelan.

"Baiklah kita akan tetap disini, lagipun masih ada 15 menit lagi"tutur Osya setelahnya.

Kini keduanya menikmati suasana taman belakang sekolah yang tenang sambil memgobrol santai, atau lebih tepatnnya mungkin Osya yang banyak bicara sedangkan Vale menyimak dan sesekali memberi respon jika diperlukan.

________&___________
Maaf kalau alurnya agak membosankan.
See you❤️

Grief(Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang