Bab 5

44 6 0
                                    

Adelyn memasuki area kantin sendirian, dari sini saja dapat ditebak kalau gadis konglomerat itu gagal untuk mengajak teman sebangkunya untuk ke kantin bersama.
Bukan gagal karena penolakan, kegagalan tersebut terjadi akibat dirinya kurang memiliki keberanian untuk mengajak sang teman sebangku berinteraksi.
Gadis itu mengantri membeli makanan pada salah satu stand penjual, kemudian berbalik badan menjauh dari sana seusai mendapat makanan dan minuman pesanannya. Adelyn mengamati seluruh isi kantin untuk menemukan meja yang bisa dirinya tempati, tak aja meja yang benar benar kosong tapi untungnya hasil mengamatinya itu membuat dirinya menemukan sebuah meja yang diisi oleh sekumpulan gadis-gadis remaja yang dikenal.
Dengan perasaan sedikit lega, gadis remaja itu berjalan menuju meja yang dimaksud. Setidaknya ia tak akan menghabiskan jam istirahat sendirian batin Adelyn saat itu.

"Halo semuanya, boleh gabung nggak?"
ujar Adelyn, membuat penghuni meja kantin yang dihampirinya itu menoleh serempak kearahnya.

"Eh iya boleh, gabung aja del. Mana berani kita menolak seorang nona muda Witama"

"Ho oh, yang ada hidup kita di negeri ini malah nggak tenang tenang tujuh turunan tujuh tanjakan tujuh belokan"

Kedua bola mata Adelyn memutar,
"Gue kira libur nyaris 1 bulan kemarin bikin otak lo makin waras Nal, taunya makin geser"tutur Adelyn yang telah mengambil posisi duduk di samping siswi ber-tag name Leviana Arisa, atau panggil saja Levi.

"Si Nala mah, kayaknya otaknya kerja normal pas cuma lagi tidur doang. Sisanya jangan harap bener" tutur gadis ber-tag name Navia Chila aka Nachia. Gadis ini lah yang pertama kali bicara usai kedatangan Adelyn di meja kantin terssebut.

"Dih dih dih...ingat ya Chia, satu sekolah juga tau kalau isi otak dan cara kerja otak kita itu 11 12. Jadi kalau ada yang bilang otak gue geser, maka kalimat itu juga otomatis berlaku buat lo kawan ku"
tutur Nala, Narisa Lavion.

"Mana ada kayak gitu!" Nachia tak terima dengan apa yang dikatakan Nala atas dirinya.

"Ada lah, akuin aja"Nala.

"Otak gue masih waras 1% persen dibanding otak lo ya!"Nachia.

"Ketimbang lebih waras 1% doang bangga, ditiup angin sepoi-sepoi aja udah ulang tuh si waras"Nala.

"Udahlah, jangan ribut lagi lk berdua. Makin ribut, kewarasan lo berdua makin di pertanyakan tau nggak" gadis yang paling mungil disana bersuara meredakan perdebatan dua manusia yang kewarasannya memang sudah dipertanyakan warga sekolah semenjak semester pertama menjadi murid di sekolah ini. Nama gadis itu adalah Zyia Zyidni, gampangnya panggil aja Zyzy.

"Kata kata lo Zy, menusuk banget tau nggak"tutur Nala dengan wajah tersakiti.

Zyzy tak menghiraukan kedua orang itu, gadis tersebut lebih memilih menatap Adelyn lalu bertanya
"Sendirian aja dek ke kantinnya, tumben?"

"Ya mau gimana, diantara semua orang  yang gue kenal dan lumayan akrab. Gue doang yang nyasar pisah kelas sendirian. Kan asem banget tuh pihak sekolah"jawab Adelyn dengan sedikit nada kesal.

"Masa sih diantara 20 orang temen sekelas kita di tahun kemarin, sama sekali nggak ada yang satu kelas sama lo? Pasti adalah minimal 1"  tutur Levi.

Adelyn menyeruput es jeruk dihadapannya beberapa kali tegukan, lalu menatap kearah Levi
"Ada sih yang masih sekelas, itu si Osya"jawabnya.

"Nah terus kenapa nggak ke kantin bareng tuh bocah aja lo?"tanya Zyzy.

"Biar gue tebak, pasti tuh bocah ninggalin lo karena dia mau istirahat bareng Vale kan?"tebak Nachia yang langsung mendapat respon berupa anggukan dari Adelyn.

"Kali ini lo bener Chi,tuh anak emang oergi istirahat bareng Vale"Adelyn membenarkan tebakan Nachia.
"Eh lo tau dari mana?"lanjutnya bertanya kepada gadis tersebut.

"Pas kelas 11 kan gue sekelas sama si Vale, nah si Osya tuh tiap istirahat atau pulsek kecuali lagi ada kepentingan lain, pasti gercep banget nyamperin Vale ke kelas" terang Nachia.

"Eh kan Chia bilang biasanya Osya yang nyamperin, kali ini berarti Vale dong yang nyamperin?"Nala.

"Mana ada, orang gue juga sekelas sama Vale. Jadi kita bertiga tuh sekelas, malah tuh dua bocah duduknya sebangku lagi"ujar Adelyn.

"Ooh pantes" tutur Nala, Nachia, Levi, serta Zyzy kompak.

"Nggak sekelas aja mereka udah nempel banget, apalagi sekelas dan sebangku. Nggak ada harapan lagi bagi lo Del"ujar Zyzy.

"Nggak lo bilang juga gue udah tau kali"Adelyn.

_______________________&___________
Author jarang banget up bab baru karena lagi persiapan mau masuk kuliah after hampir 2 tahun lulus SMA. Jadi mohon dimaklumi.

~See You and always happy guys ❤️~







Grief(Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang