Bab 6

57 8 0
                                    

Adelyn memasuki ruang kelas, bel petanda jam istirahat berakhir pun telah berbunyi sejak 2 menit yang lalu. Saat memasuki kelas, hampir semua teman sekelasnya telah berada disana termasuk dua gadis yang duduk tepat dibelakangnya,Osya dan Vale.

"Darimana aja lo Del, tumben banget keduluan bel?"tanya Osya yang menyadari kehadiran Adelyn.

"Dari kantin, tapi mampir dulu ke toilet sebelum ke kelas. Makanya keduluan bel..."jawab Adelyn,
"Eh ini rekan sebangku gue kemana,
kalian tau?"lanjut gadis tersebut bertanya, saat menyadari kalau rekan sebangkunya tak ada di tempat. Padahal saat awal jam istirahat tadi, orangnya masih ada dan sedang tidur.

"Pas kita datang, temen sebangku lo emang nggak ada. Mungkin masih diluar, eh tadi bukannya gue nyuruh lo buat ngajak orangnya ke kantin bareng ya? Kok lo malah nanya kita?"Osya menatap Adelyn dengan mata menyipit, udah sipit makin sipit aja tuh mata.

Adelyn tersenyum canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Nggak jadi gue ajak anaknya Sya,
auranya gelap tau. Belum apa-apa gue udah kagok sendiri"ujar gadis itu.

"Yee cemen lo sekarang, padahal cuma tinggal ngajak doang. Udah gue bilang juga kalau temen sebangku lo itu nggak bakal gigit"tutur Osya.

"Mana ada gue cemen, aura temen sebangku gue aja yang nyeremin" Adelyn memberikan pembelaan diri.

"Menurut gue biasa aja tuh"Osya.

"Itu sih menurut lo, lagian toh lo juga udah berpengalaman mengatasi manusia serupa macam begitu"tutur Adelyn sambil melirik kearah Vale yang merebahkan kepala dengan mata terpejam di atas permukaan meja.

"Eh,udah tidur dianya"Osya langsung mengambil jaket miliknya yang selalu dibawa dari dalam tas sekolah, kemudian menyematkannya kepada Vale untuk menutupi punggung dan kepala sang gadis supaya tak terkena sengatan sinar matahari yang menembus kaca jendela kelas.

*Tuhkan!emang berpengalaman* batin Adelyn yang mengamati kegercepan kawannya itu, gadis itu akhirnya memilih mengubah arah duduknya kembali menghadap ke depan. Karena guru mapel selanjutnya baru saja memasuki kelas.
Dan sepertinya teman sebangku Adelyn tak akan datang kembali ke kelas untuk hari ini, mungkin anak itu membolos atau memiliki keperluan lain. Tidak ada yang tau pastinya karena guru yang masuk tak ada menyinggung sedikitpun tentang hal tersebut, bahkan Vale yang tidur selama sisa waktu jam pelajaran pun tak mendapat teguran sekalipun.
Berbeda dengan Adelyn yang masih kepikiran akan dimanakah keberadaan teman sebangkunya serta alasan kenapa anak itu tak kembali ke kelas seusai jam istirahat. Osya yang duduk di bangku belakang nampak tenang mengikuti pembelajaran, sesekali tangan kiri gadis itu menepuk-nepuk pelan kepala atau pundak gadis mungil yang tertidur disebelahnya, seolah memastikan gadis itu tetap dapat tertidur nyenyak. Sedangkan tangan kanan digunakan untuk mencatat inti materi yang disampaikan oleh bu guru di depan sana, bukan hanya mencatat pada bukunya saja tapi Osya juga mencatatkan hal yang sama pada buku catatan milik Chaterina-nya yang diambil sendiri dari dalam tas gadis itu. Sungguh Osya Manuel Ardanan ini sangat rajin sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Grief(Orine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang