Tok... tok...
Suara pintu kamar diketuk. Tak berselang lama, keluar seorang gadis cantik bertubuh tinggi semampai dengan rambut yang acak-acakan.
"Ya ampunn... belum mandi juga dari tadi?". Ucap Kania sambil menggelengkan kepala dengan heran.
"Maaf ma, Bintang ngantuk. Hooaammmhh". Jawab Bintang dengan cengiran nya yang khas.
"Pasti marathon drama kan? Hmm.. udah sana mandi. Tapi samperin dulu tuh abang kamu, kayaknya dia kesiangan gegara pulang jam 2 pagi".
"Loh abang pulang jam 2 mah? Pasti nongrong". Terka Bintang asal-asalan.
"Huss gak boleh buruk sangka gitu. Abang kan ada tanding basket minggu depan. Jadi harus latihan ekstra katanya".
Mulut Bintang hanya membulat sambil manggut-manggut.
"Buruan dibangunin. Kamu juga cepetan mandi. Nanti kalian telat". Ucap Kania sambil berlalu menuruni anak tangga.
Bintang mengangguk dan berjalan menuju kamar abangnya, Antariksa. Saat hendak mengetuk pintu, ternyata pintu itu tidak tertutup dengan rapat.
Tanpa permisi Bintang mengintip dan langsung masuk. Gadis itu celingukan didalam sana sambil menyisir rambutnya dengan jari-jemarinya yang lentik.
Tidak mendapati Antariksa dikamar, pandangan Bintang tertuju pada pintu kamar mandi. Bintang mendekat dan menempelkan telinganya ke pintu.
Hampir saja Bintang terjatuh ketika pintu dibuka tiba-tiba dari dalam. Beruntung Antariksa yang baru selesai mandi langsung menangkap Bintang.
Sejenak Bintang terdiam menatap Antariksa dari angel bawah itu. Tatapan mata yang tajam namun terasa hangat saat mereka beradu tatap. Itulah bagian yang Bintang sukai dari Antariksa.
Antariksa dan Bintang adalah kakak beradik dari pasangan Edwin Ferdinand dan Kiana Ferdinand. Tentu saja mereka lahir di hari yang sama karena mereka kembar.
Hanya berbeda 15 menit. Meski kembar, tapi Bintang selalu merasa jika mereka tidak mirip. Sebagai kakak beradik apalagi kembar, bukankah seharusnya mereka memiliki kemiripan?
Ah entah lah, memikirkan itu hanya akan membuat Bintang merasa sedih karena tidak mirip dengan Antariksa yang rupawan.
"Ngapain kamu?". Tanya Antariksa. Bintang segera berdiri tegap dan membetulkan bajunya yang sempat tersingkap.
"Ee... dipanggil mama tuh. Katanya disuruh turun buat sarapan. Udah jam setengah 7 loh". Jawab Bintang.
"Coba liat". Kata Antariksa menyuruh Bintang menatapnya. Terlihat remaja itu sudah berseragam lengkap.
Bahkan Bintang baru menyadari jika wangi yang sangat harum tercium ketika pintu kamar mandi dibuka lebih lebar.
"Lah, abang udah mandi?". Tanya Bintang dengan polosnya.
Antariksa mengambil shower didalam kamar mandi dan menyemprotkannya ke Bintang.
"Abaaangg... kan aku jadi basah!". Pekik Bintang.
"Sok-sok an bangunin orang suruh mandi. Siap-siap? Liat aja tuh, siapa yang belum mandi? Udah jam 7 loh".
Antariksa meniru ucapan Bintang dan berjalan melewati gadis itu begitu saja. Baru saja Bintang hendak protes, sebuah handuk melayang dan mendarat diwajahnya.
"Cepet mandi".
Bintang menurunkan handuk itu dari wajahnya dengan menatap kesal kearah Antariksa yang berjalan keluar kamar.
"Dasar nyebelin". Akhirnya Bintang mandi dan bersiap didalam kamar Antariksa.
Dengan tergesa-gesa menuruni anak tangga. Bahkan dasi bertengger sembarangan diatas kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakitnya Cinta Sepihak
Teen Fictiondua remaja yang selama belasan tahun dianggap kembar tetapi memiliki banyak rahasia. Bintang terpaksa harus dinikahi Antariksa yang selalu dianggap saudara kembarnya sendiri sebab sebuah kejadian nahas. namun kesalahpahaman terus terjadi diantara me...