Hari kedua yang panas.
Gama mematikan mesin mobilnya dan sedikit merapikan rambut sebelum keluar dari mobil. Sekilas dia melihat jam digital di dashboard, 07.25. Masih ada 35 menit sebelum jam masuk kantor.
Hari kedua yang panas, baru saja dia menginjakkan kaki di parkiran hawa panas dan lembab menusuk kulitnya. Padahal masih pagi, dan matahari pun masih malu-malu menampakkan wujudnya. Risiko hidup di antara garis khatulistiwa.
Parkiran dalam basement belum terlalu ramai, tidak seperti kemarin saat dia tiba pukul 9 pagi. Kemarin dia kesulitan mendapat parkir, hampir tidak ada lahan parkir yang tersisa untuk mobilnya.
"Nanti minta sama security kamu disiapkan parkiran khusus," perintah Om-nya kemarin. Maka pagi itu, tanpa perlu berpusing-pusing mencari tempat parkir, Gama langsung diarahkan ke tempat parkir yang sudah disediakan.
Operational Manager.
Sebuah papan bertuliskan Operational Manager berdiri di tempat parkir yang dikhususkan untuknya.
Manajer operasional, benak Gama. Akhirnya dia ada di posisi itu, sebuah senyum kecil mengembang di bibirnya.
Hari ini dia akan memulai banyak hal yang baru, bertemu dengan orang-orang yang baru, menghadapi tantangan-tantangan baru, menyelesaikan masalah baru dan dia tidak sabar untuk itu semua.
Lobi kantor masih cukup sepi, hanya ada security dan cleaning service yang berlalu lalang di sana. Seorang resepsionis muda menyambutnya saat masuk melalui pintu utama.
"Selamat pagi, Pak Gama," sapa resepsionis itu. Kinan, Gama membaca name tag-nya.
"Pagi, Mbak Kinan. Emang biasanya dateng sepagi ini?" sapa Gama ramah.
"Eh, Bapak tau nama saya?" Kinan yang disapa malu-malu.
"Tuh di name tag kamu ada tulisannya. Apa kamu pake name tag orang lain?" kelakar Gama.
"Ehehehe, nggak kok, Pak. Nama saya emang Kinan. Kirain Bapak tau nama saya dari mana."
Gama mengangguk-angguk sambil tersenyum.
"Pagi banget, Pak? Apa ada jadwal makanya sepagi ini?" tanya Kinan lagi.
"Oh, nggak, kok. Saya mau siap-siap lebih awal aja. Oya, by the way, Mbak Kinan. Saya boleh minta tolong dibukain pintu akses nggak? Kemaren HR belum nyiapin kartu akses saya."
"Iyaa, boleh boleh, Pak. Bapak mau masuk sekarang?"
"Iya," jawab Gama dengan senyum manis di akhir.
Aihh, Kinan hanya bisa menggumam dalam hati mendapat senyum manis sepagi itu.
Dengan sigap Kinan membukakan pintu akses dengan kartu yang dimilkinya.
"Silakan, Pak," dia mempersilakan Gama sesaat kartunya berhasil terbaca.
"Makasih ya, Mbak Kinan. Maaf udah ngerepotin, saya ke dalam dulu," kata Gama sambil berjalan masuk menuju lift.
"Hehehe, iya, Pak," jawab Kinan. Dia berdiri selama beberapa detik sampai akhirnya Gama menghilang di balik pintu lift.
*****
Operational Manager
Lagi-lagi Gama membaca tulisan itu, namun kali ini di depan pintu kaca sebuah ruangan di lantai 8 gedung itu. Kemarin tulisan itu belum ada.
Gama menggeser pintu kaca ruangannya dan disambut bau lavender. Dia tidak ingat memberikan instruksi khusus untuk pewangi ruangan. Tapi aroma ini tidak terlalu buruk, Gama menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Are A Season
FanfictionEverything happens for a reason. Seperti daun layu yang akhirnya mengalah dan gugur dari rantingnya, agar tunas baru muncul untuk melindungi semut-semut yang sedang cari makan dari teriknya sinar matahari. Atau rintik deras hujan yang menjadi pengha...