Windy Fall - 2 (Still Here)

337 39 21
                                    


Belum berakhir.

Setelah berminggu-minggu akhirnya Eri berhadapan dengan orang yang dalam 5 tahun terakhir menjadi atasannya. Duduk tepat berhadapan dengannya. Ridwan, pria itu tampak mengabaikan Eri, mencoba menghindari tatapannya setiap pandangan mereka akan bertemu.

Seribu rutukan sudah ada di ujung lidah Eri. Satu pemantik saja, kata-kata tidak pantas akan dilontarkannya di depan wajah Ridwan. Tapi dia sadar, perhatian semua orang di ruangan itu sedang tertuju padanya dan Ridwan. Dia harus mengendalikan diri.

Shiiit!!

Alih-alih melontarkannya, dia hanya bisa merutuk dalam hati.

Sudah lebih dari 2 jam dia ada di ruangan itu. Semua kesalahan-kesalahan yang dilakukannya selama lima tahun bekerja dibeberkan di depan forum bersama para direksi. Rasanya Eri hanya ingin melebur seperti ubur-ubur Spongebob, saat Gama membacakan laporan pemeriksaan atas dirinya.

Ridwan?

Laki-laki itu hanya sibuk memandangi langit-langit, memainkan jari-jarinya, sambil sesekali mencuri-curi pandang ke arah Eri yang masih memelototinya sejak tadi.

"Dari investigasi dan audit internal, saya tidak menemukan penyelewengan, kecuali konfirmasi di akun  Manajer Operasional yang menggunakan komputer Mbak Erika" suara Gama menarik perhatian Eri.

"Erika Gayatri," pimpinan rapat menyebut nama Eri dengan lengkap, Gama dan Eri, keduanya mendelik ke depan.

"Kamu ada pembelaan atas ini?"

Eri menghela napas panjang, sesungguhnya dia tidak mengingat kejadian itu sama sekali.

"Saya tidak ingat, Pak. Hal ini memang beberapa kali saya lakukan atas persetujuan Pak Ridwan, mengingat posisi Manajer Operasional yang lama kosong dan sistem belum diubah," jawab Eri.

"Bagaimana Pak Ridwan?"

"Saya tidak pernah meminta tim saya untuk melakukan konfirmasi itu di akun Manajer Operasional, Pak. Saya menyetujui transaksi pada saat itu karena sudah melihat konfirmasi dari Erika, dan biasanya akan saya review ulang sebelum konfirmasi di akun Manajer Operasional," elak Ridwan.

"Sebelum ke situ? Bagaimana bisa Mbak Erika bisa tahu password akun Manajer Operasional? Bukannya itu tanggung jawab Pak Ridwan sebagai Manajer untuk meng-handle  akunnya untuk tim finance? Berarti Pak Ridwan memang memberikan akses untuk tim? Atau seperti apa?" Gama mencecar.

"Pak Gama, hal begini lumrah di kantor ini. Saya sebagai Manajer memang memberi kepercayaan kepada tim untuk pegang akun Manajer Operasional, tapi bukan berarti saya lepas tangan. Mereka saya kasih kepercayaan karena memang sudah bekerja lama di perusahaan ini. Tapi kalau pada akhirnya mereka yang menyeleweng, itu di luar kuasa saya."

Jawaban Ridwan membuat Eri meremas kertas kosong yang ada di atas mejanya. Selalu saja laki-laki itu mencari-cari pembenaran.

Sidang berlanjut sampai lebih dari 3 jam. Eri tidak bisa menyerap lagi isi pembicaraan di forum itu, yang bisa diingatnya hanya Ridwan dan Gama yang saling beradu argumen. Mulut Eri tertutup, tidak ada pembelaan, pikirannya bercabang antara masalah yang sedang dihadapinya di kantor dan ibu yang sedang sakit di rumah.

Hingga pada akhirnya sidang itu selesai, temuan atas penyelewengan Eri ditangguhkan, dia tetap masih dalam tahap observasi, dan Ridwan masih diskors untuk waktu yang belum ditentukan.

Eri masih berada di tempatnya bahkan saat satu per satu orang meninggalkan ruangan itu. Ridwan sudah pergi sedari tadi, belum sempat dia mengonfrontasi, laki-laki itu sudah menghilang. Akhirnya Eri beranjak keluar dari ruangan saat office boy mulai membereskan ruangan rapat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If You Are A SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang