2. help

626 86 20
                                    

"Menggemaskan sekali"

"Darimana kau mendapat makhluk imut ini Zein? "

"Ya ampun kurasa aku ingin sekali menurungnya disini"

Mata Lazie perlahan terbuka mendengar suara suara itu. Yang pertama ia lihat adalah wajah cantik seorang perempuan yang ada di sampingnya.

"Kau membuatnya bangun, bun" Ucap seorang laki-laki.

"Maafkan tante sayang, apakah ada yang sakit? "

Lazie mengerjapkan matanya, dimana ia sekarang? Terakhir yang ia ingat adalah ia pingsan di pesta.
Dimana mamanya?.

"Tante siapa? " Tanyanya pada wanita tadi.

"Oh perkenalkan nama tante Shine Sagara"

Lazie tak menjawab, ia masih bingung. Dimana ia sekarang?. Ia harus segera pulang, jika tidak zella akan memarahinya.

Lazie memandang sekitar, ia mendapati laki-laki yang menolongnya.

"I-ini dimana tante? "

"Ini di mansion tante"

"Sebelumnya Terima kasih sudah menolong zie, tapi bisakah antarkan zie pulang, zie takut mama marah"

"Tidak! " Jawab laki-laki tadi sambil menatap Lazie takut.

"Zein Kau membuatnya takut" Ucap shine.

Shine mengusap pucuk kepala Lazie dengan lembut.

"Besok saja bagaimana? Sekarang Lazie istirahat dulu, Lazie kan sedang sakit"

"T-tapi jika zie tidak pulang, mama akan marah pada zie tante"

"Tidak akan, besok biar tante yang bilang pada mamamu oke? "

Lazie akhirnya mengangguk pasrah, tidak bisa ia pungkiri kepalanya terasa sakit dan ia merasa lemas.

"Bagaimana jika sekarang Lazie makan dulu? Tante suapin ya? "

Lazie lagi lagi hanya bisa mengangguk, ia merasa terharu karna ini pertama kali diperlakukan hangat oleh wanita yang seumuran dengan ibunya.

"Kapan mama seperti ini pada zie"

Laki-laki yang menolongnya tadi hanya memandang keduanya datar. Laki-laki yang di ketahui bernama Zeino Sagara itu berjalan keluar menghampiri asisten pribadinya.

"Cari informasi tentang nya, besok sudah harus lengkap"

Asistennya yang bernama seno mengangguk patuh.

"Baik tuan"

Setelah kepergian seno, Zein kembali memandang anak yang ia tolong saat pesta tadi.

Saat pertama kali melihat lazie entah kenapa ia ingin melindungi anak itu, dalam artian seorang kakak pada adiknya. Dari awal pesta ia sudah memerhatikan lazie, ia merasa ada yang tidak beres pada anak itu. Ditambah wajahnya yang pucat dan berkeringat dingin dan ibunya yang terlihat bersikap dingin padanya.
Saat ia membawa lazie tadi, orang tua anak itu tidak mencari lazie sama sekali. Ia yakin lazie juga berasal dari keluarga bangsawan yang bisa saja menyuruh seseorang untuk mencari lazie.

"Sudah selesai, sekarang lazie minum obat ya? " Ucap shine saat selesai menyuapi lazie.

Lazie segeran menutup mulutnya dan menggeleng keras, itu membuat shine gemas.

"Tidak mau tante, obat itu pahit"

"Yang ini tidak pahit, ini rasa jeruk"

Lazie memandang obat itu, dari warnanya terlihat jika warna oren, tapi ia masih ragu.

"Ayo sayang, percaya pada tante"

Akhirnya lazie menelan obat itu walaupun ragu. Dan benar saja obat itu tidak pahit sama sekali.

"Bagaimana? Tidak pahit kan? "

Lazie tersenyum malu

"Iya tante"

Shine semakin dibuat gemas.

"Lucunya, boleh tante cium pipi lazie? "

Pipi lazie memerah, lalu ia mengangguk.

Tanpa babibu, shine langsung menciumi pipi Lazie, tidak hanya itu, ia juga menciun kening lazie.

"Nah sekarang tidur, supaya besok sembuh"

Lazie mengangguk.

"Mau tante temenin? "

Lazie mengangguk senang.

Shine mulai merapikan selimut lazie dan menggenggam tangan anak itu, sementara itu tangan satunya mengelus kepala lazie.

"Nice dream baby boy" Ucap shine sambil menciun kening lazie.

Kantuk mulai menyerang lazie, mungkin itu efek. Ia tersenyum dalam saat memejamkan matanya. Ia sangat bahagia, walaupun shine bukan siapa-siapa nya dan ini pertemuan pertamanya, lazie merasa kasih sayang yang sangat tulus dari shine, ia berharap mamanya juga lembut seperti shine padanya.

Zein memandang wajah damai lazie yang terlelap.

"He is mine" Ucapnya tidak bisa diganggu gugat.

»»——⍟——««


Haiiiii
Huhuuu akhirnya aku up😭
Lanjut gak nih???



Wellcome Little One! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang