Prolog

962 110 53
                                    

Malam semakin larut, udara dingin semakin menusuk kuliat. terlihat seorang anak laki-laki perlahan kelaur dari kamarnya.

ia menatap sekitar berharap ada seseorang yang bisa menolongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ia menatap sekitar berharap ada seseorang yang bisa menolongnya. ia sangat haus, sebab itu ia terbangun dari tidurnya.

akhirnya, dengan memberanikan diri ia berjalan seorang diri menuju dapur untuk mengambil segelas air.
tangan kecilnya berusaha meraih gelas di sebuah rak. karna badannya yang mungil, ia kesulitan mengambil gelas itu. karna rak tersebut berada ditempat yang lebih tinggi.

"ughh sedikit lagi"

setelah beberapa saat berjuang, akhirnya gelas itu berhasil mendarat di tangannya.
bocah itu tersenyum senang lalu segera menuju dispancer untuk mengisi air.

"ahh, segarnya"

Bocah itu mencuci gelas tersebut, lalu hendak menaruhnya di rak tadi, namun suara seseorang mengagetkannya.

"apa yang kau lakukan disini?" ucap seorang wanita.

Pranggg!!

Gelas tersebut pecah karna bocah itu tak sengaja menjatuhkannya.

"astaga kau memecahkan gelasnya" geram wanita tadi sambil menghampiri bocah tersebut.

Bocah tersebut hanya menunduk takut, dengan tangan yang bergetar.

"m-maaf mama"

"ck, kau ini selalu saja membuat masalah, untuk apa yang ke dapur tengah malam begini? "

"Zie h-haus"

Wanita itu menatap bocah itu tak suka.

"cepat bereskan semua ini dan kembali ke kamarmu"

Bocah itu mengangguk gugup.

wanita itu mengambil sebotol wine dan pergi dari sana. tanpa memiliki sedikitpun niat untuk menolong bocah tersebut.

Dengan perlahan, bocah itu mengambik potongan gelas tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.

"aww, shhh sakit"

Tanpa sengaja, kaki mungilnya terkena pecahan kaca membuat darah keluar dari luka tersebut. memang lukanya hanya kecil, tapi bagi anak seusianya itu akan terasa sakit.

"hikss sakit"

"tuan kecil"

Seorang wanita paruh baya datang menghampiri bocah tersebut. Ia terbangun karna mendengar suara pencahan tadi.

"hikss bibi, kaki zie sakit"

"ya ampun kenapa bisa begini? "

"t-tadi zie haus... terus zie ke dapur buat minum... hikss terus zie gak sengaja mecahin gelas karna kaget mama tiba-tiba dateng"

Wanita paruh baya yang berstatus sebagai pembantu dirumah itu menatap tuan mudanya dengan iba.

"kenapa tidak membangunkan bibi? "

"zie tidak tega, pasti bibi kelelahan karna seharian ini bekerja"

wanita itu mengangkat bocah itu ke gwndinganya, dan membawanya kembali ke kamarnya untuk diobati.

"nah sudah selesai, ayo kembali tidur"

"temani zie tidur"

Wanita itu tersenyum hangat.

"baiklah tuan kecil"

Wanita itu ikut berbaring dan memeluk tubuh kecil tersebut.

"Bibi? "

"iya tuan kecil? "

"apa zie ini anak kandung mama? "

Wanita itu menghentikan usapan yang ia lakukan di rambut taunnya.

"tentu saja tuan, kenapa masih bertanya"

"tapi kenapa mama tidak suka pada zie? "

"tuan kecil, nyonya sangat menyayangi anda percayalah itu"

"tapi kenapa mama tidak pernah memeluk zie seperti ini? "

Wanita itu semakin mengeratkan pelukannya, sebisa mungkin ia menahan isakannya agar tak terdengar oleh tuannya.

"anda tahu sendiri kan nyonya sangat sibuk dengan pekerjaannya"

"tapi-"

"shhhh ini sudah malam, sebaiknya anda tidur, besok harus bangun pagi- pagi"

Bocah itu akhirnya mengangguk lalu memejamkan matanya.

Namanya Haraia Lazie, ia merumur 7 tahun. bungsu dari keluarga bangsawan yang sangat dihormati. namun seperti itu tidak berlaku baginya, karna keluarganya selalu bersikap buruk padanya.
terlahir lemah sejak lahir membuat ia sering sakit-sakitan, itu salah satu alasan mengapa ia diperlakukan buruk oleh keluarganya. bahkan sejak lahir ibunya, Haraia Zella tak menyukainya karna ia terlahir lemah. ayah dan kakaknya ikut membencinya karna mereka lebih memihak Zella. dan wanita paruh baya tadi bernama inna, ia yang merawat Lazie sejak lahir.

inna merasa sedih, anak sekecil Lazie harus menerima kebencian begitu besar dari keluarganya.

Inna mencium kening Lazie.

"Suatu hari nanti nak, kau akan mendapat kebahagiaan mu"

»»——⍟——««

Wellcome Little One! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang