5.Hurt

532 54 16
                                    

Pagi itu, Lazie terlihat sudah rapi dengan bajunya karna sebentar lagi kelasnya dimulai. Ia sudah sarapan lebih awal tadi dengan Zeo yang menyuapinya.

Anyway, ini sudah seminggu sang kakak bersikap baik padanya, Zeo selalu membelikan barang kesukaannya padahal ia sama sekali tak meminta.
Selain itu, Gail dan Zein juga sering berkunjung. Jika ia pada sangat canggung karna belum terbiasa, lain dengan kedua tuan muda Sagara itu. Ia sangat senang bisa bermain dengan Gail dan Zein. Entahlah ia lebih bahagia bermain dengan Gail dan Zein daripada bermain dengan Zeo yang terkesan kaku.
Walaupun begitu ia merasa senang, ternyata masih ada yang peduli padanya, ia harap itu tidak hanya sesaat.

Tak lama kemudian, Guru privatenya datang.

Pelajaran pun dimulai.

»»——⍟——««

Lion, Gail, dan Zein terlihat berbicara serius diruang kerja Lion. Hari ini mereka memutuskan mengambil cuti dari kegiatan masing-masing untuk membahas sesuatu yang penting. Bahkan Zein dan Gail rela mengirim surat izin kepada sekolah dan kampus mereka saking pentingnya sesuatu yang akan mereka bahas.

Tapi sayangnya kedua orang tua mereka tidak tau, dan sedang berada di luar negeri karna itu mereka berani mengambil cuti karna jika membolos habislah mereka.

Ketiga saudara itu fokus pada layar proyektor yang menampilkan Lazie yang sedang belajar dengan gurunya. Jangan lupakan fakta bahwa mereka ingin sekali mengangkat Lazie sebagai adik mereka. Bahkan mereka rela memasang beberapa kamera di mansion Haraia untuk keamanan sang adik. Niat sekali bukan.

"Jadi apakah  si Zoo itu menyakiti adikku? " Tanya Lion.

Karna selama ini ia hanya memantau lewat kamera, ia tidak bisa ikut memantaunya secara langsung karna sibuk dengan pekerjaan kantornya.

"Ku rasa ia benar-benar menyesal atas perbuatannya, ngomong ngomong namanya Zeo" Ujar Gail menjawab.

"Aku tidak peduli" Jawab Lion

Sementara Zein sangat sibuk menatap layar proyektor.

"Aku yakin ia hanya pura-pura, lihat saja saat orang tuanya kembali"

"Kita tidak boleh lengah, satu kesalahan yang mereka lakukan itu bisa menjadi alasan kita untuk membawa Lazie dan melaporkan mereka"

Gail mengangguk setuju atas perkataan Zein.

"Benar, kurasa mereka menganggap main main ancamanmu waktu itu" Ucapnya pada Lion.

Lion mengangguk, ia sudah merasakan itu.

Layar proyektor itu menampilkan Lazie yang sudah selesai dengan kelasnya. Anak itu terlihat membereskan barang barang sambil bersenandung lucu.

"Ughh sangat menggemaskan adikkuuu" Ucap Gail.

"Dia adikku" Sela Zein.

"Tidak tidak dia tidak cocok dengan orang dingin sepertimu"

"He is mine, bro"

Gail berdecih mendengar perkataan Lion.

"Dia saja lebih senang bermain denganku"

"Belum tentu dia menyukaimu" Ucap Zein.

"Oh benarkah? Tidak apa apa sih yang penting bisa melihat wajahnya secara langsung"

Lion yang merasa disindir menoleh pada Gail dengan tatapan tajam, membuat yang ditatap sedikit takut.

Wellcome Little One! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang