the first time I saw you

94 13 0
                                    


Pagi hari, siswa kelas 11 itu berlari sangat kencang agar cepat sampai di sekolahnya. "Anjing lah pagarnya udah ditutup" Siswa itu menepuk dahinya
Dia berencana untuk memanggil pak indra yang biasa menjaga gerbang sekolah "pak bukain pagar pak" Teriaknya memanggil pak indra namun yang terpanggil bukanlah pak indra melainkan guru killer yang sudah mengenal baik siswa yang terlambat ini

"Kamu lagi kamu lagi gak bosen-bosen kamu telat mulu, giliran gak telat selalu saja kamu bikin keributan di dalem"

"Maaf pak motor saya lagi gak mau nyala makanya saya telat"

"Saya gak terima alasan seperti itu, sekarang kamu pulang saja tidak usah masuk, aturan di sekolah ini kalau ada murid yang telat tidak akan di izinkan untuk masuk ke dalam"

"Tapi pak"

"Sudahlah, ini salah mu karena kamu sudah melanggar aturan yang ada"

"Baiklah kalau begitu makasih pak, saya pamit" Dia pun berjalan ke gang yang di dalamnya ada warung, dia suka nongkrong disana, di warung itu sangat banyak siswa berandal yang suka bolos.

"Hahaaha gak dikasih masuk lagi lo?" Ucap erkan

"Baguslah seneng gua, ngapain coba belajar bosanin bet"

"Jadi artis aja lo nanti, jago akting soalnya hahaha"

"Gak banget" Ucapnya sambil menghisap puntung rokoknya "udahlah gua mau pulang" Sambungnya

Dia pulang ke rumahnya, dirumah yang terbilang cukup kecil itu hanya dia tempati seseorang diri

Siswa yang telat itu telah sampai di rumahnya, dia Reva. Kehidupannya berantakan karena ortunya sudah meninggalkan dia sendirian di kota yang keras ini, menurut dia untuk apa sukses jika tidak bisa di banggakan ke orang tuanya. Siapa lagi yang bisa membuat hidup dia semangat dan berarti? jika dia hanya hidup sendiri di bumi yang luas ini, rasanya dia tak perlu menunjukkan ke orang-orang bahwa dia hidup dibumi ini. "Hahahaha kalau gini alurnya gua gabakal mau hidup kalau di dunia gua cuma sendiri luntang lantung gak jelas" Reva meneteskan air matanya, setiap hari dia hanya bisa menceritakan kisah hidupnya didepan cermin lalu manatap dirinya sendiri.

Sore hari dia keluar dengan menggunakan motornya untuk mencari makanan

"Apa gua beli nasi goreng aja yak" Ucapnya, dia menjalankan motornya menuju ke penjual nasi goreng langganannya, sesampainya disana

"bang nasi goreng satu, kayak biasa" Ucapnya masih setia duduk dimotornya

"duduk dulu lu sini" Abang nasi goreng menyuruh untuk dia duduk terlebih dahulu

"gausah bang, gua sini aja"

Tak lama dari itu nasi goreng yang dia pesan sudah jadi.

"Nih 10 ribu aja"

"Tumben biasanya juga 13 ribu"

"Lagi baik gua, mau kagak? Atau lu mau harga normal aja"

"Yaudah lah emang baik lo sama gua, makasih diskonnya bang hahahaha" Ucapnya menepuk-nepuk punggung abang nasi goreng itu "gua cabut ye" Sambungnya

"Iye hati-hati lu"

Reva segera pulang ke rumahnya untuk menyantap nasi goreng kesukaannya itu sampai habis

"Enak banget asli, gak salah abang itu jualan"

"Bosan bet gua mau keliling-keliling dah"

Diatas motornya dia berpikir ingin pergi kemana "kemana ya enaknya" Ucapnya menikmati udara yang membuat rambutnya bergerak dengan sendirinya "apa gua kesekolah aja siapa tau ada yang belum dijemput ortunya, gua bisa anter tuh terus minta bayaran lumayankan cuan" Ucapnya

Dia pun menuju ke sekolahnya untuk mengecek apakah masih ada siswa yang masih disana.

Sesampainya disekolahnya, dia melihat masih ada 4 orang yang masih menunggu di depan gerbang sekolah, diantara mereka berempat Reva tertarik pada satu orang untuk dia antar pulang dan meminta bayaran ke orang itu.

"Dia aja dah keliatannya dia kayak orang yang gak enakan" Ucapnya lalu menyaperi orang itu dengan motornya.

"Lo belum dijemput ya" Tanya dia ke cewe itu

"Lo gak ada mata ya? Kalau gue masih disini ya belum" Oceh sang cewe lalu kembali melihat hpnya

"Santai dong gua nanya doang, kalau belum lo mau nebeng gak sama gua tapi lo harus bayar" Ajak Reva dia menepuk-nepuk jok belakang motornya

"Gak dulu"

"Please gua lagi butuh uang, lo tolongin gua yaa"

"Gak ya engga"

"Kenapa? Kan kita dapat enaknya masing-masing, lu bisa pulang cepet dan gua bisa dapat uang"

"Lo maksa banget sih"

"Yaudahlah maaf ganggu" Ucap Reva saat dia ingin menghidupkan motornya dia ditahan oleh cewe yang tadi lalu dia pun menoleh ke arah cewe itu

"Berapa?" Tanya dia ke Reva

"Terserah lo mau bayar berapa"

"Oke" Ucapnya "helm untuk gue mana" Sambungnya

"Gak ada, nih ya gua gak ada uang buat beli helm, helm buat gua aja gak ada, apa lagi punya dua"

"Cih yaudah tapi kalau ada apa-apa lo harus tanggung jawab" Ucapnya sambil melirik tajam Reva

"Iya iya buruan naik bawel"

Lalu dia naik, diperjalanan mereka tak saling bicara namun Reva berniatan untuk berkenalan dengan cewe yang dia bonceng itu

"Nama lo siapa, kok gua gak pernah ngeliat lo di area sekolah, baru kali ini gua liat lo"

"Nama gue Ashel, yaaa lo gak pernah liat gue karena lo selalu bolos"

"Lah kok lo tau?" Tanya Reva dia kaget kenapa Ashel tau kalau dia sering bolos "lo mata-matanya pak dodit ya?"

"Siapa sih yang gatau elo, siswa nakal yang suka jailin guru-guru, suka berantem dasarr lo gak ada takut-takutnya"

"Lahhhh lo tau gua?"

"Tau"

"Siapa?"

"Lo Reva, Reva adinata"

"Laahhh lo kok tau"

"Makanya jangan buat masalah lagi biar gue gatau sama lo"

"Kalau gua buat masalah kenapa emangnya?"

"Kalau lo buat masalah makin kenal gue sama lo"

"Yaudah kalau gitu mending gua buat masalah aja terus biar lo makin kenal ama gua hahaha" Tawa Reva dia mengarahkan spion motornya ke arah muka Ashel

"Tai lo" Ashel menoyor kepala reva

"Lo galak banget asli, unik"

"Diem"

Percakapan itu berhenti lalu hening kembali tak lama dari itu mereka sudah tiba di tujuan mereka, yaitu rumah Ashel.

"Lo mau berapa duit?" Tanya Ashel

"Gua tadi udah bilang terserah lo aja"

"Yaudah nih" Ucapnya menyodorkan uang 20 ribu ke Reva

"Serius nih, ikhlas gak"

"Ikhlas"

"Yaudah, oh iya gua boleh minta nomor lo gak?"

"Gak"

"Kenapa?"

"Gatau"

"Yahhh yaudah dah, gua cabut ya" Ucap Reva lalu dia menjalankan motornya menuju ke rumahnya

Saat dia bersantai di kasurnya dia memikirkan cewe itu lagi "galak bet si ashel itu, gua kira dia anaknya lembut ternyata galak bet galak" Ucapnya "lah iya gua lupa nanya dia kelas berapa, monyetlah"

Ashel murid kelas 11 itu terkenal galak jika ada yang mengusik dirinya selain itu dia juga seorang anggota osis.













TBC.

reason why I like youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang