Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐶🐸
S
esaat abiyan membuka matanya dia terkejut karena berada di sebuah kamar yang sangat asing baginya, dia mendudukan tubuhnya yang sedikit linu karena seingatnya sesaat selesai meeting bersama client dia di pukul dari belakang oleh seseorang yang tidak dikenal.
"Dimana ini" ucap abiyan sembari melihat kesegala sudut kamar.
Tiba-tiba saja seseorang membuka kamarnya dan munculah seseorang yang tidak asing bagi dirinya, dia adalah tuan tama yang datang bersama beberapa bodyguardnya, selain itu yang membuat abiyan sangat terkejut adalah aji sekertaris pribadinya yang datang bersama dengan tuan tama.
"Aji? Lo..."
"Perbuatan lo udah bener-bener keterlaluan"
"Lo khianatin gue" ucap abiyan sembari meremas kedua tangannya.
Abiyan terlihat marah saat ini, dia sangat tidak menyangka jika aji sahabatnya sekaligus sekertarisnya bisa bersama dengan tuan tama. Memang sejujurnya aji adalah anak yang baik dan pintar, dia juga ingin sekali menasehati abiyan jika perbuatannya sudah sangat keterlaluan. Ditambah orangtua aji saat ini banyak di bantu oleh tuan tama. Walaupun abiyan sering membantunya tetapi jasa keluarga Wiratama lebih besar bagi keluarganya. Jadi aji merasa hutang budi dan berniat untuk menolong tuan tama dan keluarga.
"Sialan"
Abiyan bangun dari kasurnya dan mencoba untuk melawan tuan tama tetapi di hadang terlebih dahulu oleh bodyguardnya,saat ini kedua tangan abiyan sudah di pegangi oleh bodyguard tuan tama dan di hadapkan oleh tuan tama.
"Kamu sama persis kelakuannya dengan ayahmu" ucap tuan tama sembari memegangi kedua pipi abiyan.
"Ga sama sekali" ucap abiyan dengan nada tingginya.
"Saya tau kamu sudah di peralat oleh mahessa, dia pasti bilang kan kalo ayah kamu itu adalah saya? Kamu tidak tau bahwa ayah kandung kamu sebenarnya adalah mahessa?"
