Hukum Fisika

16 10 0
                                    

"Hukum fisika mengajarkan kalo gak mau banyak tekanan, gak usah banyak gaya"


Vivianne mengerjapkan matanya perlahan untuk menetralkan wajahnya yang memerah, Shoji hanya diam melihat Vivianne yang menahan malu.

"Eu, gak usah deh. Gue mau balik ke kelas dulu, beberapa menit lagi pelajaran fisika" ujar Vivianne berusaha kabur, Shoji menarik seragam Vivianne dengan mudah "is your name Google? Because you're everything I'm searching for" ujar Shoji yang membuat wajah Vivianne kembali memerah.

Vivianne mengangkat tangannya menyerah "Udah dong, gue kalah. Se-enggaknya kalo mau ngegombal muka lo dibenerin dulu, jangan datar gitu. Gue jadi salting anjir" kesal Vivianne melanjutkan kalimat terakhirnya di hati.

Shoji menatap Vivianne dingin "Hukum fisika mengajarkan kalo gak mau banyak tekanan, gak usah banyak gaya" balas Shoji keluar dengan rokok yang masih menyala.

Vivianne diam terpaku "Selain jago ngegombal, dia juga jago Nge roasting. Serem" gumam Vivianne ketakutan.

---

Kini adalah jam pelajaran terakhir, yaitu bahasa inggris. Dan saat ini Pak Torya menyuruh seluruh murid membuat satu kalimat dengan bebas.

Shoji ditunjuk oleh Pak Torya untuk membacakan teks miliknya terlebih dahulu, Shoji pun berdiri dan membacakan kalimat yang ia buat "Throw me to the wolves and I'll come back leading the pack" ucap Shoji dengan lantang, Pak Torya mangut-mangut dan menunjuk Vivianne setelahnya.

Vivianne menelan salivanya susah payah, ia memang kurang persiapan karena ini terlalu mendesak "I wish i was dinosaur. No school, no work, just ror ror and then punah" setelah Vivianne membacakan kalimatnya, Pak Torya menggeram mara dan menggebrak meja Vivianne "Jangan main-main kamu ya?!" amuk Pak Torya, Vivianne mengangguk pelan.

"Buat lagi! Kali ini saya beri kamu waktu selagi saya memeriksa kalimat murid yang lain" lanjut Pak Torya, Vivianne langsung menyambar alat tulisnya dan menulis sesuatu di bukunya.

Semua murid telah membacakan kalimat milik mereka masing-masing, kini Pak Torya kembali ke Vivianne dan mengeceknya kembali.

"When you're happy, you enjoy the music. When you're sad, you understand the lyrics" ucap Pak Torya membacakan kalimat milik Vivianne.

Vivianne bernapas lega, karena kalimatnya kali ini di terima oleh Pak Torya.

Bel pulang pun berbunyi, semua muris berbondong-bondong keluar kelas. Begitu juga Shoji yang bergegas mengambil tasnya dan berlari keluar kelas. Ia langsung berlari menuju parkiran, menyalakan motornya dan pergi dari sekolah.

Vivianne yang melihat itu pun terheran-heran "Buru-buru amat" gumam Vivianne.

---

Dalam perjalanan, Shoji mengabaikan berbagai peraturan lalu lintas, ia merasa ia sangat terlambat kali ini. 

Saat ini Shoji sudah sampai di rumah milik ayah tirinya, ia memasuki rumah besar itu perlahan-lahan. Ternyata Fernan, ayah tirinya masih berada di rumah hal itu membuat Shoji kesal karena terburu-buru pulang tadi.

Fernan menghampiri Shoji "Kamu udah pulang? Tumben kamu bawa motor, biasanya Cheria bilang kamu pake taksi" ujar Fernan menepuk bahu Shoji. Shoji menatap ibunya yang ada di belakang ayah tirinya itu "Ini hari pertama Shoji pindah sekolah, jadi lebih nyaman kalo naik motor" balas Shoji malas, Cheria menatap putranya "Ah, aku sudah memperingatinya mas. Tapi apalah daya, namanya juga remaja" timpal Cheria mencarii perhatian sang suami.

𝔸𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕊𝕙𝕠𝕛𝕚'𝕤 𝕃𝕚𝕗𝕖 (ON GOING)Where stories live. Discover now