Menangisi Dia yang Pergi Pada Tuhannya

6 4 0
                                    

'Nangisin orang yang udah mati itu emang gak enak'

Shoji pulang dengan perasaan berkecamuk, ia melihat orang lain dalam diri Vivianne. Shoji memasuki kamarnya dan menutup pintu tak lupa menguncinya.

Shoji lagi-lagi berbohong pada dirinya sendiri, saat ia masih di bangku SMP Shoji pernah berpacaran dengan salah satu adik kelasnya yang bernama Keyra. Keyra adalah gadis yang ceria namun sedikit pemalu, Shoji mulai berpacaran dengannya saat masa MPLS sedang berlangsung.

Asalkan gue gak jatuh cinta, gue gak akan ngerasain sakit? pikir Shoji.

Namun ia memang sedang di landa sakit yang luar biasa karena di tinggal oleh Keyra. Shoji merebahkan badannya ke kasur, ia menatap langit-langit dan membayangkan momen-momen indah yang pernah ia lalui bersama Keyra.

"Key, apa kamu suka di sana?" gumam Shoji sambil menutup matanya terlelap.

Flashback On>

Keyra Amariya, adik kelas yang selalu menempel pada Shoji yang saat itu menjabat sebagai ketua OSIS. Keyra menggandeng lengan Shoji lembut "Kak Mezo, ayo kita makan gado-gado di depan sekolah" ajak Keyra menarik lengan Shoji.

Shoji mengangguk "Hm, tapi kamu duluan aja. Aku mau ke ruang OSIS sebentar, cuma naro dokumen ini doang kok" balas Shoji, Keyra melepaskan gandengannya dan pergi dahulu.

Tak berapa lama setelah Shoji menaruh dokumen di ruang OSIS, ia bergegas ke tukang gado-gado di depan sekolah. Namun, entah ada kejadian apa sampai-sampai berkerumun di tengah jalan seperti itu. Tiba-tiba Shoji merasa khawatir dan menghampiri kerumunan itu.

"Kasihan ya, masih muda juga" ucap seseorang yang membuat pikiran Shoji tak karuan.

"Pelakunya yang motor honda tadi ya? Mana gak mau tanggung jawab" timpal yang lain.

DEGGG!!

Hati Shoji seakan berhenti berdetak kala melihat Keyra di angkut menuju mobil ambulance, Shoji berlari ke arah tubuh Keyra "Raa..." panggil Shoji dengan suara bergetar, Keyra tak membalas ucapan Shoji bahkan tangan Keyra terasa dingin seperti.. sudah tak bernyawa.

"RAA!! BANGUN RA!!" teriak Shoji, petugas ambulance menyuruh Shoji menjauh, tubuh Shoji lemas ia tak dapat berpikir jernih lagi sekarang.

Karena ia tahu, Keyra-Nya sudah tak lagi bersamanya "Harusnya gue gak nyuruh lo untuk duluan" gumam Shoji merasa bersalah, ia menutup wajahnya melihat ambulance tadi pergi menjauh.

"Harusnya gue gak ke ruang OSIS" lanjutnya terus bergumam, Shoji terkulai lemas ia memukul-mukul aspal hingga tangannya mengeluarkan darah.

Ia menutup matanya karena tak kuasa menahan tangis, ia terus menyalahkan dirinya "Seharusnya gue gak jatuh cinta" gumaman terakhir Shoji membuatnya berubah total.

Mulai esok hari, ia berhenti menjadi ketua OSIS karena banyak melakukan kesalahan yang membuatnya di berhentikan secara tidak hormat. Dan ia juga mulai cuek pada keadaan sekitarnya dan berubah menjadi berandalan yang sulit di kendalikan.

Kematian Keyra membuat Shoji berubah menjadi monster psikopat yang tak pernah merasa bersalah saat melakukan suatu kesalahan. Ia semakin menjadi-jadi kala ayahnya juga meninggal dunia "Kayaknya ayah mau nyusul kamu ya Ra?" lirih Shoji.

Flashback Off>>

Shoji meneteskan air matanya "Kapan terakhir kali gue nangis?" tanyanya sembari menatap langit-langit kamar.

'Nangisin orang yang udah mati itu emang gak enak' ucap Shoji dalam hati, air matanya menitik turun dari matanya begitu saja. Air matanya bahkan tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti "Apa salah kalo gue liat Keyra di Vivianne?" gumam Shoji.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝔸𝕓𝕠𝕦𝕥 𝕊𝕙𝕠𝕛𝕚'𝕤 𝕃𝕚𝕗𝕖 (ON GOING)Where stories live. Discover now