"Tapi jujur gua bingung deh, si Minho Minho ini bilang nebeng di toilet, bukannya nebeng tuh buat kek numpang motor gitu ya?" Ucap Hyunjin di subuh hari, biasa Minho yang bangunin, si Hyunjin aja yang ga ada badai nerjang kos tiba-tiba malah bangunin mereka jam 4 subuh.
Dan hasilnya Hyunjin di marahin, bahkan mereka hari ini libur yang ke 3 hari. Baru keesokan harinya mereka sekolah.
"Bahasa inggrisnya nebeng tuh hiciking, lu translet hiciking coba di Gaagal." Ucap Minho dengan suara yang serak, Han yang terbilang cukup bisa bahasa inggris pun bingung.
"Hiciking apaan? Ga pernah dengar gua." Han ikut melihat handphone Hyunjin, Hyunjin pun mengetik 'hiciking' di translate nya.
"No? Emang mereka ada hiking di sana ya?" Semua menoleh ke arah Minho dengan tatapan bertanya. "Eh- bukan gitu, coba translate nebeng ke bahasa inggris terus balik."
Hyunjin nurut perintah Minho ngetik 'nebeng' di translate. "Itumah hitchhiking g*bl*k."
"Nah iya itu.. Artinya numpang kan? Berarti mereka numpang di toilet."
"Eh tapi bener tau, nebeng di toilet artinya numpang toilet. Cuma lu nya aja yang salah arti, itu mereka mah nongkrong bukan nebeng." Ucap Han
"Aduh b*ngs*t pusing banget gua." Minho memegang kepalanya pusing, ia tak tau sebabnya apa. Padahal daritadi cuma rebahan sama dua sahabatnya saja.
"Utang kita emang belum lunas ya bang?" Tanya Han panik, Minho pun menggelengkan kepalanya. "Ga tau kenapa pusing j*r."
"Bergaun makanya bang." Balas Hyunjin iseng meledek Minho, "lu pikir gua boti."
"Udah tidur sono." Minho pun hanya menurut menidurkan kepalanya ke kasur.
Tiba-tiba muncul ingatannya, bahwa kucingnya belum di beri makan sejak pagi. Sekarang jam menunjukkan pukul 11:00, sedangkan jadwal makan kucingnya adalah 08:00.
"Kasih kucing gua makan dong" Han yang merasa iba menuruti permintaan Minho dengan ikhlas, kalau versi ga ikhlasnya ada di Hyunjin.
Hyunjin keluar kamar dengan cepat, tetapi bukan untuk memberi kucing makan.
LILY WAS A LITTLE GIRL.....
Mata Minho langsung terbuka sempurna dengan gigi yang pengen ngegigit apapun yang di hadapannya saat mendengar suara telepon dari handphone Han.
Dengan pandangan yang masih kabur ia mengambil handphone itu. Tebakannya ternyata salah, ternyata itu adalah ibu nya Han, bukan yang maksa ikut grup.
Kriieet
"Siapa tuh?" Han muncul di belakang Minho setelah mendengar nada dering dari benda miliknya. Minho pun menekan tombol berwarna hijau dan memberinya kepada Han.
"Hannie?"
"Eomma? Wae?"
"Eomma mau kamu sekarang jual rumah kita yang dulu."
Han yang denger perintah dari ibu nya langsung nahan ketawanya. Minho yang lagi melamun pun langsung kaget liat Han yang jatuh ke kasur sambil gigit jarinya gara-gara berusaha nahan.
Rumah yang sudah banyak retak di dinding dan sangat kecil itu siapa yang mau jual?
"Hannie? Kok ga jawab?"
"Han udah jual duluan sebelum eomma suruh."
"Ck, perusahaan eomma bangkrut Hannie~ eomma butuh duit sekarang, kamu bisa?"
"Emang appa ga mau bantu eomma?"
"Jangan bawa-bawa appa Han, eomma dengan appa udah cerai"
"Mianhae~ Han lupa, sebenarnya ada sih, cuma masih 64 ribu. Cukup tidak eomma?"
Minho yang daritadi ngedengar pembicaraan Han sama ibu nya langsung menoleh ngedengar Han punya duit sebanyak itu, padahal dia ga pernah kasih Han duit sama sekali. Kalau Han mau beli apa-apa juga dia beliin pake duitnya, bukan ga boleh beli barang.
"Tidak cukup Han."
Tut tutt..
Setelah pembicaraan itu di tutup Han langsung tutup mukanya menggunakan bantal, nahan ketawa daritadi dia. Badannya sudah bergetar saat ia berbicara dengan ibu nya.
"Lu dapet duit darimana Han?" Tanya Minho.
"Gua kerja diem-diem."
"HAH? KERJA APA? SUMPAH KALAU LU KORUPSI GUA TIKAM LU."
"Mana ada gua korupsi, gua jual kue. Seungmin sama Felix lagi mau jual kue tapi takut kena kejer sama bapak-bapak kantin gara-gara kue nya ga laris. Jadi gua anak pemberani nyaranin gua aja yang jual, hasil di bagi jadi 3, mereka mau deh." Jelas Han yang membuat Minho cengo.
"Pas gua pura-pura sembelit sebenarnya gua jualan." Lanjut Han terkekeh saat rahasianya akhirnya terbongkar.
"Ah anj*r, hidup di bumi makin lama makin bikin gua bingung. Mending gua tidur aja dah." Minho langsung membelakangi Han dan tertidur.
KRIEETT
"OII MINUM OBAT!" Bahkan Minho tertidur tak sampai 2 menit sudah terbangun karena Hyunjin. Ternyata Hyunjin pergi tanpa penjelasan karena itu.
"Gua minta sama tetangga."
"Ih, terharu gua sama lu Hyun." Emosi Minho yang muncul langsung padam saat Hyunjin mengatakan hal seperti itu.
Tanpa Minho sadari Hyunjin sedang menggenggam beberapa lembar duit di tangan lainnya, Han sudah tau jika Hyunjin bekerja sebagai 'penjual cacing'.
Ga heran sih, otak nya emang se kreatif itu. Sayangnya kurang laris aja, yang mau beli cacing di Korea dikit.
Tanah di deket kos udah berantakan banget, untungnya Minho ga sadar kalau Hyunjin simpan toples isi cacing di meja kecil dekat kasur. Hyunjin tutupin pakai tisu soalnya.
Mereka tak mau bergantung sama duit orang tua nya, mau nya mandiri.
"Gua jadi keinget rumah lama gua deh.. Gua pergi ke rumah lama gua bentar ya." Minho mengernyitkan dahinya, "Katanya rumah lu udah di jual duluan, kok lu masih bisa ke rumah lu?"
"Gua bohong."-Han
Tbc.
Anggap Felix dan Seungmin bisa membuat kue bersama tanpa gosong atau belum matang.
Endingnya ga terlalu gimana ya, ada lanjutannya tapi setelah ending.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow life||Pabo Racha/Hyunjin, Han, and Minho
Humor"Lukisan monalisa di lukis sama siapa sih?"-Hyunjin "Neil Armstrong!"-Minho "Bukannya itu penemu gunting ya."-Han . . . "B*ngs*t! Lu sebenarnya mau apa sih!?" -Nonbaku/baku(both) -kata kasar(disensor) -bukan bl/gl -kadang sering kadang jarang u...