Selamat membaca di detik-detik yang indah. Dan salamkan keindahan ini pada sang pemberi keindahan -manusia, hewan, benda, atau Tuhanmu.
-00000♡00000-
Selepas menemani adik iparnya wisuda, Mazaya, Arkana, Leksikal dan Pikachu bersama-sama ke sebuah studio foto. Keempatnya ingin memotret tiap kenangan indah yang tercantum dalam bait-bait ingatan.
Di studio itu, pertama mereka bergaya formal. Dilanjutkan gaya-gaya lucu dan menggunakan bando karakter. Keempatnya larut dalam kebahagian. Tidak ada setitik noda di hati mereka.
"Aku berharap Kakak dan Mazaya selalu bahagia. Dan bisa tambah anak lagi," lirih Yoari sambil memasang wajah gemas dan melihat ke kamera sambil memencet remot kecil-keempatnya di self photo studio.
"Tapi cewek ya, yang cantik." Arkana tertawa gemas. Membuat Mazaya mencubit anaknya itu. Sementara, Leksikal mengulum senyuman kasih sayang.
Sibuk dengan gaya-gaya foto, tiba-tiba gawai Mazaya berdering. Ia menyingkir dari kamera. Leksikal yang peka menemani Mazaya, membiarkan anak dan adiknya berfoto berdua.
"Siapa?" tanya Leksikal. Ia menepuk sebuah bangku panjang lucu berwarna pink agar sang istri duduk.
"Mentor." Mazaya menjatuhkan bokongnya di bangku panjang.
"Mazaya, kamu sibuk tidak? Aku ada kabar baik. Baik sekali pokoknya."
"Kabar apa Mentor?" Mazaya mencuri pandang ke Leksikal. Leksikal mengamit tangan Mazaya.Begitu erat membuat sang empunya tersenyum. Jantungnya berdebar. Yah, kira-kira seperti suara mesin di pabrik.
"Sekarang bisa ke kantor utama? Soalnya mau bahas model dan persiapan lain. Printilan penting dan segala-galanya." Mata Mazaya membulat sempurna. Penuh cahaya. Ada bahagia. Nyaris tidak ada luka sebelanga.
"Bisa, mentor. Sekarang saya ke sana. Tentang acaranya akan diadakan kapan ya mentor?" Mazaya melirik-lirik sang suami. Dia ingin Leksikal juga mendengarkan kabar baik yang barusan menimpanya.
"Bahas yang ini dulu, desainmu. Yang lain menyusul."
"Oke. Lekas ke sana." Mazaya mematikan telepon. Kehadiran kenangan indah hari ini benar-benar tidak terduga. Tidak ada kabar dari awan-awan. Hanya ada udara segar dan sederet senyuman.
"Kak Pikachu, Zaya ada janji sama orang. Kak Pikachu mau ikut atau di sini sama Arkana?" Pikachu menoleh.
"Sekarang?" Mazaya mengangguk. Pikachu lalu menggerakkan tangannya seolah mengusir Mazaya. Kata hush keluar dari mulut kosongnya. Mazaya dan Leksikal tertawa kecil sambil bergandengan tangan menuju ke parkiran mobil.
"Dia memang peka." Mazaya menoleh. Dadanya berdetak cepat kala sang suami membukakan pintu mobilnya. Padahal itu sudah hal biasa. Namun, kala hatinya berdebar, itu seperti pacuan kuda. Semakin-makin luar biasa kekuatan debarannya.
Melalui jalanan yang sudah ramai membuat Mazaya tambah sumringah. Ia memutar lagu-lagu ost Hidden Love. Lagu itu mewarnai kelembutan hatinya. Dan sang suami terpana melihat istrinya. Sampai di sebuah kantor berlantai tiga, Mazaya melihat di atas rooftop lantai tiga ada seorang perempuan berambut pendek dengan style warna-warni.
"Kak, mentor di atas," kata Mazaya. Mentor terlihat tidak memperhatikan mobil Mazaya yang baru terparkir. Mentor sedang berbicara dengan seseorang. Model, pastinya dengan model baju Mazaya. Siapa lagi?
Keluar dari mobil, keduanya menaiki lift menuju lantai tiga. Seterbukanya lift, mentor menyambut.Ia memeluk Mazaya erat. "Congrats cantik." Mentor menepuk punggung Mazaya lembut.
"Modelnya?" tanya Mazaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Romance (END)
Romansa#Romance-Marriage life Vote, komen, & share cerita ini yass Seans💗🛸 ♥︎ Karya asli dari seans_collaboration Namanya Mazaya Queen Phoenix, gadis cantik dan imut dengan hati yang polos dan lugu. Karena sifatnya yang terlalu naif, dia sering d...