9. Chapter 9

142 116 16
                                    

Assalamualaikum guys

H a p p y r e a d i n g
.
.

.
.

Orang yang terlihat dewasa pun mungkin belum bisa mengatasi masalah nya sendiri lantas apa kita bisa?

Para anggota geng Hours pun langsung menuju kediaman Ana. Ia merasa sangat khawatir atas berita barusan. Kenapa bisa khawatir? Karena motor itu seperti punya Ana dan juga platnya yang tidak asing.

Setelah sampai dikediaman Ana mereka bisa melihat bahwa ada tim kepolisian. Para anggota pun dibuat bingung dengan adanya polisi yang berada disana.

"Itu polisi ngapain disini cug" ucap Rio.

"Nggak tahu juga " jawab Juna.

Tidak menunggu lama mereka pun menghampiri kedua orang tua yang tidak lain Efira dan Sulaimaniyah.
Kedua orang tua Ana pun juga kebingungan melihat para anggota Hours.

Karena mereka sangat banyak oleh karena itu kedua orang tua Ana kebingungan.

"Assalamualaikum Om, Tante" ucap Keano.

"Walaikum salam" jawab ayah Ana.

Kemudian para anggota menyalami orang tua Ana. Setelah bersalaman ayah Ana menjadi diam dengan berekspresi 'kalian siapa?' begitulah ekspresi wajahnya.

Excel yang peka dengan hal itu pun langsung menyahut.

"Om kenalin kami semua temannya Ana" ucap Excel.

Hal itu membuat mama Ana tersentak. Apa tadi temen Ana? Apakah Ana berteman dengan berandalan seperti ini? Kenapa bisa?.

Kira-kira begitulah yang ada dipikiran keduanya. Para anggota Hours pun terdiam melihat respon dari orang tua Ana.

"Kamu beneran teman Ana?" Tanya baik Sulaimaniyah.

"Iya om" jawab mereka serentak.

"Oh jadi kalian yang menyebabkan putri saya menjadi kecelakaan, haa" bentak Efira kepada anggota Hours.

Hal itu pun membuat semua orang terkejut, apalagi Excel. Kenapa Mama Ana sampai berpikiran seperti itu kepada mereka. Apakah melihat penampilan kami?.

"Maksudnya Tante apa ya" jawab Excel.

"Ck playing victim sekali kalian ya. Kalian mau tahu kan apa maksud saya barusan, karena gegara kalian putri saya kecelakaan dan sampai sekarang belum ditemukan " ucap histeris Efira sambil meneteskan air matanya.

"Kalian nggak tahu, k-ehilangan se-seorang yang kalian sayang" lanjutnya sambil terduduk lemas. Melihat hal itu Ayah Ana langsung memeluk mamanya. Sedangkan anggota Hours terdiam, membisu, dan tidak tahu harus apa.

"Kalian semua pergi dari rumah saya" teriak Efira.

"Ma jangan kayak gitu" ucap Sulaimaniyah.

Setelah mengucapkan itu Sulaimaniyah langsung membawa sang istri kedalam kamarnya. Sedangkan para anggota Hours tidak bisa berkata-kata lagi.

"Jadi benar apa yang diberita itu" ucap Rio yang sudah lemas.

"Bang El ini nggak mungkin kan, Ana ninggalin kita semua" lirih Diendra yang sudah menangis.

Excel hanya bisa terdiam.
"Na ini berita bohong kan?" Batin Excel.

"Kalian bisa diam nggak, positif thinking " bentak Excel.

Setelah selesai menenangkan sang istri Ayah Ana langsung menemui anggota Hours.

"Nak, kalian pulang ya. Nanti dicariin sama orang tuanya " ucap lembut Sulaimaniyah.

Kenapa Harus Dia (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang