15. Chapter 15

47 30 17
                                    


Menjadi dewasa itu sulit apalagi memahami perasaan mu.



Saat ini Ana bersama kedua orang tuanya di salah satu mall terbesar di kota Padang. Mereka bertiga tengah berbelanja mulai dari pakaian sampai makanan.

Mereka sedang makan disalah satu restoran yang ada di mall itu.

"aaa..."

Kemudian sang ayah membuka mulut, mamanya sedang menyuapi ayah didepan mata Ana.

Membuat Ana menjadi kesal karena merasa seperti nyamuk diantara sejoli lanjut usia tersebut.

"Ayah manja banget," ucap Ana sambil melihat ayahnya dengan kesal.

"Makanya kamu cari pacar buat kayak gini, iya nggak ma." Ucap ayahnya sambil mengedipkan mata kearah mama.

Ana yang melihat tersebut semakin menjadi panas, karena jiwa jomblowatinya meronta melihat keromantisan kedua orangtuanya.

"Enggak Ana kagak mau pacaran, pengennya langsung nikah aja." Ucap Ana.

"Oalah kalau gitu gih pergi cari menantu buat ayah. Nggak ganggu kita," ucap ayahnya.

Ana merasa sangat kesal-kesal, akhirnya ia pergi meninggalkan kedua orang tuanya yang sedang bermesraan itu.

"Dah lah Ana pergi aja, males liat orang tua lagi pacaran." Ucap Ana. Mengambil tasnya dan langsung pergi.

Saat ini ia sedang berjalan ditengah keramaian di dalam mall, banyak orang yang mencuri pandang kearahnya.
Outfit yang dikenakan Ana sangat pas di badannya itu.

Bagaimana tidak ia memakai dress soft pink dengan panjang sampai lutut,  dengan cardigan berwarna cream, rambut yang diikat setengah dan sisa rambutnya berjuntai dengan indah. Sepatu balet berwarna putih. Menambah kesan girly.

Namun tatapan itu ia hiraukan sampai keluar mall. Ia tidak memiliki tujuan untuk pergi kemana. Hingga ada sebuah ide yaitu mengunjungi pasar tradisional dekat mall.

Ia tidak malu berjalan kaki tanpa menggunakan kendaraan umum, katanya hitung-hitung cari cogan lewat. Beberapa menit kemudian ia sampai di pasar tradisional tersebut.

Tujuannya sekarang adalah food asli Minangkabau yaitu lamang tapai. Itu adalah salah satu desert khas Minangkabau, Sumatra Barat. Rasanya yang manis dan sedikit asam banyak disukai orang Padang maupun luar Padang.

Ia terus berjalan mencari makanan favorit nya itu, usaha tidak pernah mengkhianati hasil, dan ya Ana berhasil menemukan pedagang lamang tapai. Disana Ana langsung memesan makanan favorit nya itu.

"Bu bali lamang tapai ciek." Ucap Ana.

"Bu beli lamang tapainya satu."

"Tunggu yo nak," ucap penjual.

"Tunggu ya nak,".

Menunggu pesanan datang, Ana membuka handphone nya dan membuka aplikasi novel online.
Sekang beberapa waktu Ana mulai merasa bosan, warung menjual lamang tapai itu sangat ramai.

***

Sekarang sekolah sangat ramai karena ada pagelaran pentas seni mulai dari kelas X, XI, XII. Terlihat semua murid sangat antusias dengan event yang diadakan sekali setahun ini.

Bukan hanya mengadakan pentas seni tetapi SMA Cakrawala juga mengadakan street food dengan tema makanan asli Sumatra Barat.

Kelas XI.Mipa 4 terlihat ricuh karena mereka akan tampil tapi, ada beberapa properti yang hancur.

Kenapa Harus Dia (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang