[🔞]
Tepat setelah pintu bilik tertutup rapat, tiga orang siswa lainnya masuk ke dalam toilet. Mengobrol dan bercanda di wastafel, satu orang lainnya masuk ke dalam bilik pertama
Sementara bilik terujung diisi dengan dua manusia yang sibuk.
Sibuk dengan pagutan yang jisung beri.
Jisung?
Ya, jisung.
tepat setelah jisung menarik minho masuk ke dalam bilik dan menutup pintunya, jisung segera mendorong minho terduduk di atas kloset dengan jisung yang langsung mendudukan tubuhnya di atas paha tebal minho
Jisung mengalungkan tangannya pada leher yang lebih tua. Diikuti dengan wajahnya yang bergerak maju dan kembali pagut ranum minho dengan kepala yang sedikit menenggak
Posisi yang pas bagi jisung untuk terus meraba bagian leher, tengkuk serta mengusap jakun sang kakak kelas tampan
Minho kembali pejamkan mata dengan tangan yang pegangi pinggul jisung erat.
Dua lidah saling bertaut panas. Saliva bercampur mengalir turun dari bibir minho. Jisung julurkan lidahnya invasi rongga hangat sang kakak kelas dengan intens
"Mnn" minho melenguh kecil saat jisung hisap lidahnya. Decakan mengalun rendah, udara dalam bilik terasa memanas akibat kegiatan keduanya
Jisung angkat sedikit wajahnya hentikan pagutan namun masih dengan tangan yang mengalung
Keduanya saling beradu tatap sambil terengah diantara keheningan. Jisung tarik ujung bibirnya tersenyum
"Ji, gue baru tau kalo lo se-jago itu" bisik minho, jisung hanya membalas dengan senyum dan gelengan kecil
"Soalnya lo yang mulai duluan sih kak"
Glek— minho telan salivanya susah payah. Pasalnya jisung sengaja mengatakannya sambil memajukan bibirnya hingga membuat bibir bawah keduanya bersinggungan
"Gue sih tau kalo lo jago mainin bibir lo. Setiap lo ngomong gue selalu ngeh—"
"Jadi lo selama ini perhatiin gue sejauh itu ji"
minho yang semula hanya memegang kedua pinggul jisung kini beralih memeluk pinggul ramping lelaki manis itu erat hingga perut keduanya saling menempel satu sama lain
"Siapa sih yang bisa alihin pandangannya dari lo kak. Apalagi—"
Jisung kembali miringkan kepalanya, sengaja menggesekan binir nya dengan bibir minho "—bibir ini. Gue sedetil itu kalo tertarik sama sesuatu. Dan sesuatu itu ada di diri lo"
Minho tak tahan dengan segala godaan yang jisung beri padanya. Semua salah jisung, jadi jangan salahkan minho saat lelaki itu kini memilih untuk tenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher jisung
Jisung kembali pejamkan mata dengan senyum terukir.
Tubuhnya merinding dari ujung kaki hingga ujung kepala saat minho menyesap aromanya pada perpotongan leher, bahkan pundaknya kini jadi sasaran empuk untuk minho hisap
Alih-alih mendorong kepala minho menjauh, jisung lebih memilih untuk semakin tekan kepala itu agar lebih dalam menyesap lehernya, bahkan jisung dengan reflek membusungkan dadanya hingga bersentuhan dengan dada bidang minho
Telapak minho naik. Menjalar pada dada jisung, dapat minho rasakan nipple jisung yang mengeras di balik seragam.
Minho memilin nya, sesapannya di leher jisung kini turun kebawah, ia gigit kecil nipple tegang di balik seragam. Jisung melenguh lembut