Bab 1

687 70 4
                                    

"Lu nembak yang bener monyet" ucapan itu membuat lawan bicara cukup kesal,
udah dibantu, merintah pula. Pikir sang lawan bicara.

"Yeu sabar nyet lu juga kaga bener" pembelaan sang surai ungu muda itupun diheningkan sebentar, mereka sedang berfokus menghadapi polisi karena sedang melakukan warung.

"Tembak terus, vest polisi banyak cok 4 sampe 5 an" sang surai ungu tua terus-menerus menembak, tanpa henti.

Dor dor dor. Begitulah suara yang terdengar di area sekitar situ.

Mereka memenangkan pertarungan melawan polisi itu, mengumpulkan rekan mereka yang tertembak itu lalu meninggalkan tempat itu secara bersama-sama.

"Papi.. sakit huhu" rengekan sang bontot karena menjadi salah satu korban yang terkena tembakan, begitu pula dengan sang kakak.

"Sakit" itulah gumam sang kakak sedari tadi ketika diobati oleh pak Sui.

"Hadeh, makanya hati-hati" ucap sang kepala keluarga sambil memijat pangkal hidungnya. Lalu melanjutkan perkataannya, "Kalian keren tadi" sang kepala keluarga itu menepuk surai ungu tua, hanya tertawa bangga. Manusia itukan memang narsis.

"Aaw~ thankyou papi~" seketika sang kepala keluarga bergidik ngeri, sedikit menyesal, tetapi kemampuan sang narsis ini adalah kenyataan.

"Kamu juga Xu, keren" perkataan itu hanya dibalas senyuman oleh Exu, sedikit bangga.

Kini mereka sedang berkumpul diruang tengah, menonton serial baru kesukaan keluarga itu, dengan tenang menonton secara seksama.

Berbeda dengan duo ungu yang berada dikamarnya sedari tadi, melewatkan serial itu dikarenakan salah satu kelelahan, satunya sedang memandikan dirinya.

"Nyet sabun abis yak?" teriakan yang cukup berisik bagi Exu, ia kini sedang tidur-tiduran. Mengganggu saja.

"Elu monyet yak? lihat bener-bener" ucap Exu lelah, ia peluk bantal gulingnya erat. Mencari kenyamanan untuk tertidur.

"Kaga ada monyet" Exu yang memang sedang lelah dibuat stress oleh pemuda ini, ia beranjak dari tempat tidurnya, mengambil sebuah alat pembesar suara alias toak. Lalu berdiri tepat didepan pintu kamar mandi lalu berkata,

"LIHAT YANG BENER-BENER MONYET"

bedebug! suara pertemuan yang keras menghantam lantai, sementara yang memegang toak menaruh kembali benda itu lalu menidurkan dirinya.

𖥨ํ

"JING!"

"EHH GOBLOK!"

"KONTOL"

seluruh yang berada diruangan itu kaget, bukan hanya karena suara toak keras berasal dari atas, tetapi kata-kata manis anggota keluarga itu. Apalagi dengan kata-kata manis khas Gin Geheboy.

Yang paling manis itu hanya celingak-celinguk sambil menutup mulutnya, menyesal karena gagal mengondisikan ucapannya. Sementara yang lain ikut shick shack shock.

Sementara kekasih Gin itu hanya mengomel, padahal ia juga sama seperti dirinya. Jodoh itu gambaran diri sendiri bukan? Duh, GinChi. Ginchi.

Semuanya tertawa mendengar Omelan panjang kali lebar kali tinggi bualan khas Echi Ceress. Semuanya menggeleng-geleng kepala melihat kedua sejoli itu.

༄ؘ

Pendek banget bab ini.. kepikiran buat ini pas liat fyp penuh GilXu, btw narasinya berantakan mohon maaf ya ges. Soalnya bikin cuman 45 menit dan sekarang udah ngantuk buanget TwT, salam 400 kataa ;p

Lily.

ProsesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang