Bab 4

417 58 7
                                    

"BUDEG KUPING GUE MONYET!" Agil menggunakan kedua tangannya untuk menutup telinganya,

"Siapa suruh lu loncat-loncat kekasur kocak?!" sedangkan Agil masih menutup telinganya dengan perlahan berposisi tidur, memunggungi Exu yang sedang mengomeli dirinya.

Exu yang merasa akan sia-sia saja dirinya mengomel, walau ia masih belum puas, ia berhenti lalu mengambil ponselnya. Kembali berselancar disosial media.

Baru saja Exu selesai melangkah dari tangga, penglihatannya sudah disapa dengan Rion mengomeli para anomali. Sedangkan Caine terlihat biasa saja dan fokus dengan pekerjaan dapurnya.

Merasa tidak enak akan mengganggu acara mengomel Rion yang sedang mengomeli Agil, Echi, Garin, Jaki, serta Selia. Ia membelokkan dirinya menuju dapur duduk dikursi untuk menemani pekerjaan dapur Caine.

"Itu kenapa papi ngomel, mi?"

"Biasa, ribut"

Sedangkan Exu hanya mengangguk, lalu kembali melihati Rion, sedikit merasa puas dan terkekeh ketika Rion mengomeli Agil.

"Exu bisa bantu?"

"Oh bisa mi, mau dibantu apa?"

"Tolong beliin kecap di supermaket" Caine mengambil selembar uang dari kantongnya, lalu menyodorkannya pada Exu,

"Sisanya kamu jajanin aja, makasih ya" sedangkan Exu berbinar melihat itu, kertas selembar itu bertuliskan Rp50.000, sedangkan kecap hanya beberapa ribu saja.

"Ini seriusan mi? Banyak banget"

"Iyaa, ambil aja"

Exu yang mendengar perkataan itu langsung tancap gas, pergi kearah mobilnya lalu menjalankannya.

Ia cari kecap yang biasa dibeli oleh Caine, membayar belanjaannya, lalu pulang karena malas berada di keramaian.

Ia baru selesai memarkirkan mobilnya, masuk kedapur dan menaruh belanjaannya disitu. Ruang dimana Rion mengomel itu sudah kosong, tidak ada manusianya sama sekali.

Baru saja ia menaruh belanjaannya, ia sudah dikagetkan dengan anomali-anomali yang diomel oleh Rion sedang membersihkan teras disamping rumah. Exu tertawa terbahak-bahak melihat hal itu, hukuman yang sudah pastinya diberikan oleh Rion.

Ia datangi para anomali tersebut, mereka sedang bergumam-gumam mengeluh mengerjakan pekerjaan itu, tak terkecuali Agil yang juga ikut membersihkan sembari bergumam,  tawa Exu semakin keras terdengar.

"Minimal bantu broh"

"Yesh broh cuman ngeliat aje"

"AWAS AJA LU NTAR"

Tawa Exu langsung terhenti, ia sudah bersiap untuk kabur, tetapi baru ia membalikkan badannya sudah ada Caine yang menyilangkan kedua tangannya, Oh tidak. Pasti ia akan ikut untuk membersihkan.

Tentu sesuai dugaan, Exu ikut membersihkan dengan alasan, "Exu kamu gaboleh ngetawain orang yang lagi dihukum!" ia menyesal sejadi-jadinya karena ia menertawakan mereka, kini ia yang ditertawai oleh anomali lainnya.

Exu mulai mengerjakan tugasnya, bagaimanapun ia juga harus bertanggung jawab. Lama-lama Exu terbiasa, sepertinya bersih-bersih tidak buruk juga.

Langkahnya terhenti ketika Exu melihat Agil, ia sedang terduduk beristirahat karena lelah. Didatanginya Agil, duduk disebelahnya.

"Ribut apa lu?"

"Ga sengaja nonjok Echi bro, eh dibales" sedangkan Exu tertawa pelan, lagipula yang tidak sengaja ditonjok adalah seorang Echi. Pasti ia akan balas.

Exu duduk melihat-lihat pemandangan, apalagi dengan anomali yang ikut menghiasi pemandangan. Sungguh suasana ini lumayan juga, Exu menutup matanya menikmati hembusan angin. Sedangkan pria sebelahnya menatapi anomali.

༄ؘ

Halooour semuanya, Happy Eid Adha, 1445H bagi yang merayakan! Maafkan kalau author ada kesalahan yaa, baik pemilihan kata, ataupun kesalahan menulis. Thankyou yang udah ngebacain book aku lainnya jugaaa!

Lily.

ProsesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang