Bab 5

540 64 4
                                    

"Rasanya hanya dimulut sajaaa~ "

Semuanya hanya bertepuk tangan, menyaksikan Exu yang sedang menyanyikan lagu dengan semangat. Benar-benar semangatnya itu membara ditempat karaoke ini

Sekeluarga itu sedang berkaraoke, memesan ruangan khusus untuk mereka. Sebenarnya ini adalah ide Echi, karena hari ini tidak ada agenda sama sekali.

Dan inilah alasan mengapa Exu menyanyikan lagu Sambalado – Ayu Ting-Ting, dengan semangat dan percaya diri. Hingga-hingga ada saja orang-orang dari keluarga itu yang tertawa karena kepercayaan dirinya.

Exu menaruh mic itu, tibalah giliran yang mengajak. Exu meraup nafas sebanyak-banyaknya karena kelelahan sehabis bernyanyi, tetapi ia tetap tertawa karena kanan kirinya yang menepuk-nepuk punggungnya.

Semakin anehlah lagu yang dinyanyikan keluarga itu, memang para anomali terong ini tidak usah diragukan adalah anomali. Tidak terkecuali sang kepala keluarga.

Semuanya sangat bersenang-senang di kurun waktu itu, menghibur satu sama lain dengan nyanyi-nyanyian, serta canda tawa terdengar.

Agil keluar dari ruangan itu, sepertinya sedang mengangkat telepon. Exu yang berjiwa kepo mengikuti Agil keluar dari ruangan, dan menguping pembicaraannya.

"Iyaa pi, serius ini aku sama yang lain kok serius"

Exu yang langsung bisa menebak siapa lawan bicara Agil mendekatinya, lalu mengambil ponsel itu. Agil sudah bersiap mengamuk, sebelum Exu berbicara,

"Halo pak Menhan? iya ini Agilnya sama aku"

Agil yang mengerti situasi menggagalkan niatnya tadi, lalu terdiam mengikuti dialog Exu

"Iya serius pak, anaknya ga macem-macem kok"

"Iya-iya, iya pak siap"

Tut

Telepon dimatikan, Exu mengembalikan kembali ponsel Agil. Lalu baru ia ingin melangkah tangannya sudah ditahan,

"Makasih ya, udah ngeyakinin papi gua" Exu hanya mengangguk-angguk, lalu melepas tangannya pelan dan melanjutkan langkahnya.

Sedangkan Exu sebenarnya jantungnya ingin meledak, ntah mengapa ia rasanya seperti menantu yang dipercaya? ah tidak-tidak. Maksudnya teman yang paling dipercayai oleh walikota sekaligus papinya Agil.

Exu kembali dengan menenteng banyak minuman, seperti yang diduganya pasti mereka sedang seperti tak bernyawa semua. Kelelahan sebab telah mengeluarkan banyak suara, baik tawa ataupun nyanyian mereka.

Semuanya rasanya seperti barulah mayat hidup, mendekat-dekat pada Exu. Lebih tepatnya minuman yang berada ditangannya, sedangkan Exu tertawa sembari meletakkan minuman itu dimeja tersebut.

Exu perlahan mendudukkan dirinya disebelah Jaki, menaruh minuman khusus langsung diberikannya, "Nih, Jak untuk lu" Exu tersenyum memandang Jaki, sedangkan Jaki pun tersenyum balik lalu menerima minuman tersebut

Sedangkan dari sisi lain ada duo yang rasanya seperti neraka bocor disekitar mereka, panas sekali rasanya sampai-sampai ingin baku hantam dengan siapapun ditempat itu langsung, sekarang, dan detik itu.

Bruk!

Exu benar-benar membiarkan dirinya terpantul sedikit akibat langsung merebahkan dirinya dikasur empuk itu, ia lelah dan benar-benar merindukan kasurnya. Self Healing dirinya adalah kasur.

Ia bergerak kesana-kemari, seakan-akan sedang menguasai kasur itu sebagai miliknya pribadi. Hingga tak menyadari suara pintu yang terbuka.

Ditutup pintu itu, menampilkan sebuah penampakan kasur yang sedikit berantakan dengan manusia bersurai ungu diatasnya, benar-benar menggemaskan jika dilihat.

"Xu, gua mau tidur juga monyet"

Agil mencoba sedikit menggeser badan Exu, namun nihil tidak ada hasil. Ia colek-colek sedikit pundaknya, masih tidak ada respon. Ia mendengus lelah, sebelum akhirnya menggendong Exu ((princess carry)) untuk memindahkan tubuhnya kewilayah tidur Exu, lalu Agil pun juga ikut merebahkan dirinya diwilayah dirinya sendiri. Sambil menatap pemuda bersurai ungu itu lamat, betapa menariknya dan menggemaskan. Satu-satunya orang selain Rion dan Caine yang bisa membujuk papinya.

"Mimpi indah, monyet." Agil memejamkan matanya, masih dengan posisi menghadap Exu, tertidur karena tenggelam dengan paras Exu.

༄ؘ

Hai hai hai! kemungkinan aku bakalan hiatus sebentar dan menghilang dari peradaban karya ini sebentar. Aku sedikit kehilangan mindset dan semangat untuk menulis akhir-akhir ini. Ga bakalan lama kok! Mari bertemu lagi dihari-hari selanjutnya! ((tidak diketahui)).

Lily.

ProsesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang