🍭 ᭚ ━ PROLOG ۰ ۪۪۫۫ ·₊‌ ꒷ ꒦

10 3 0
                                    

🧁SELAMAT MEMBACA🧁


꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷


Langit Jakarta malam ini terlihat sangat cerah, tidak ada awan hitam yang menggumpal seperti malam-malam sebelumnya. Langit malam yang di hadiri oleh Bulan dan di hiasi puluhan Bintang.

Namun, di bawah cerahnya langit malam kota Jakarta, di salah satu kamar di perumahan yang cukup mawah, terdapat seorang gadis cantik dengan netra berwarna dark brown, serta hidung  kecil namun terlihat mancung, jangan lupakan pipi yang tirus namun berisi.

Gadis itu terlihat murung. Namora Priska Sanjaya. Gadis yang kerap kali di sapa Mora, ia adalah anak ke tiga dari sepasang suami istri yang bernama Abian sanjaya dan Lauza priska, lebih tepatnya Namora adalah anak bungsu dari kedua pasangan tersebut.

Namora memiliki saudara laki-laki dan perempun,
saudara pertamanya yaitu Reza abian sanjaya dan saudara kedua yaitu Lauren priska sanjaya.

Usut punya usut, di balik murungnya Namora, ia tengah memikirkan pertengkaran yang berlangsung saat makan malam beberapa saat lalu.

flashback on

Di salah satu ruangan di sebuah rumah yang cukup mewah, terdapat sebuah keluarga yang sedang menikmati makan malam mereka, sesekali suara tawa saling sahut menyahut menemani keheningan ruangan tersebut.

Tak berselang lama salah satu dari tiga perempuan yang ada di sana mengeluarkan suara guna meminta izin kepada orang tuanya.

"Yah, bun, cat lukis mora abis, besok mora izin beli ya?." Ucap Namora meminta izin kepada orang tuanya.

"Sama temen-temen juga,sekalian main hehe, boleh kan?"  Tanya Namora sekali lagi.

"Boleh sayang, nanti ayah transfer ya buat beli cat nya, sekalian buat jajan kamu juga sama temen-temen." Jawab sang ayah memberi izin kepada putri bungsunya itu.

"Pulangnya hati-hati sayang, jangan kemaleman. Minta anterin juga sama temen kamu pulangnya, atau telpon aja biar di jemput sama pak Egi." Tambah sang ibu, pak Egi yang di maksud adalah supir pribadi dari keluarga tersebut.

"Makasih yah,bun. Mora pulangnya gak akan kemaleman deh janjii." Ucap Namora sambil tersenyum cerah dan mengacungkan satu jari kelingkingnya.

"Iya sayang." Ucap sang ayah tersenyum hangat.

Terjadi keheningan selama beberapa saat sebelum akhirnya seorang perempuan yang duduk di sebelah Namora mengeluarkan suara.

"Besok aku mau jalan sama temen, eumm mungkin pulang nya agak malem sedikit, boleh kan?." Tanya Lauren selaku kakak perempuan dari Namora, anak kedua dari Abian dan Lauza.

"Boleh, asal sebelum jam 9 kamu harus udah ada di rumah." Jawab Lauza sambil menatap anak keduanya.

"iyu bun." Lauren merasa aneh, kenapa orang tuanya begitu mengekang anak-anak nya. Apalagi sang bunda. Tak lama Lauren kembali bersuara.

"Minta uang dong yah, uang aku udah abis buat beli beberapa make up kemarin." Ucap Lauren sambil menatap sang ayah, sontak semua mata yang ada di sana langsung tertuju pada nya.

"Kemarin ayah udah kasih kamu uang kan kak?, uang yang kemarin ayah kasih ke kamu lumayan loh ." Ujar Abian sambil menatap Lauren.

"Apa masih kurang?." Lanjut Abian.

"Kurang dong yah, uang yang ayah kirim kemarin cuma cukup beli satu parfum aja, untung aku punya tabungan buat beli make up." Jawab Lauren sambil melanjutkan acara makannya
yang sempat tertunda.

"Astaga Lau, kamu kalo punya uang pake seperlu nya aja dong, siapa tau nanti ada keperluan yang mendesak, kamu contoh tuh adik kamu. Hemat, gak boros kaya kamu!. Kamu tu ya harusnya bersyukur karna-" Belum sempat Lauza melanjutkan ucapannya, Lauren lebih dulu memotong ucapannya.

"Apa-apaan sih bun?!, kok bunda malah banding-bandingin aku sama adek?!, aku tuh paling ga suka ya di banding-bandingin!!, aku ya aku bun!!" Lauren merasa kesal, karena sang ibu sering membanding-bandingkan dirinya dengan sang adik.

"bunda ga banding-bandingin kamu sama adek!, bunda cuma bilang contoh adik kamu!, dia bisa hemat, gak kaya kamu!!, ini semua juga demi kebaikan kamu kak!!." Ucap Lauza tak mau kalah.

Sedangkan Namora yang sedang di bicarakan,hanya bisa diam tak tau harus seperti apa.

"Aku tau apa yang terbaik buat diri aku sendiri!, bunda gak perlu ikut campur!!, apalagi membanding-bandingkan,kenapa sih!?,setiap aku bilang apa yang aku mau, selalu aja kaya gini?!, sedangkan Mora?!, dia dapet segalanya!!." Lauren sudah tidak tahan, ia pun sedikit mengeluarkan isi hatinya yang selama ini ia pendam.

"apa-apaan sih kak?!, bunda tidak membanding-bandingkan!!, bunda memperlakukan anak-anak bunda sama aja!!" Lauza merasa kesal dengan ucapan Lauren.

"Enggak!!, bunda selalu bela Mora, bunda selalu ngasih apa yang Mora mau!!, bunda-" Ucapan Lauren terpotong oleh bentakan Abian, sang ayah.

" SUDAH SUDAH!!, APA APAAN KALIAN INI!!. Nanti ayah transfer buat kamu Lau!!" Lerai Abian karena sudah muak mendengar ibu dan anak itu beradu mulut.

Lagi-lagi Namora diam, dia hanya bisa diam melihat pertengkaran ibu dan kakaknya dengan tatapan bersalah. Reza melihat semuanya, ia merasa kasihan kepada sang adik.

"bunda emang kaya gitu!!, setiap aku di marahin, bunda selalu bawa bawa Mora!!, selalu aja bandingin aku sama dia!!." Kesal Lauren sambil menunjuk sang adik, Namora. Ia tak menghiraukan bentakan sang ayah.

"bunda sama ayah ga adil!!, aku kapan kaya mora?!, aku bukan anak kalian?!!, kenapa kalian selalu-" Lauren bener-bener kehilangan kendali atas ucapannya barusan.

"LAUREN MASUK KAMAR KAMU!!." Bentak sang ayah kepada Lauren sambil menunjuk kamar nya yang terletak di lantai dua rumah itu.

"Ayah sama bunda sama aja!!, belain aja terus!!!, lama-lama cape juga aku!!" Ucap Lauren berlari ke kamarnya sambil meneteskan air mata. Tak berselang lama suara bantingan pintu terdengar keras.

hening cukup lama.

"Mora minta maaf yah, bun..." Namora merasa bersalah atas semua yang terjadi.

"Aku rasa tadi bunda udah keterlaluan sama Lau."
Setelah sekian lama diam, akhir nya anak pertama dari Abian dan Lauza bersuara. Reza.

"Apa lagi bunda sampe bawa bawa nama Mora. Mora jelas ga tau apa-apa. Gimana kalo Lau benci sama Mora gara-gara bunda selalu membanding-
bandingkan mereka." Jelas Reza kepada sang bunda, semua yang ada di meja makan diam.

Lauza diam, ia berusaha mencerna apa yang anak pertamanya katakan barusan. Semuanya diam.

Namora di buat semakin bersalah kepada sang kakak, tak lama ia pamit kepada kedua orang tua nya juga sang abang untuk pergi ke kamarnya.

"Mora udah kenyang, Mora ke kamar duluan ya. Selamat malam semua." Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Namora pun pergi ke kamarnya.

꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷


🧁See youu di bab selanjutnyaa!!!🧁

from=pacar jeno (jeno nya lagi boycot)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE YOUNGEST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang