All Naruto's characters are belong to Masashi Kishimoto.
Warning: OOC, typo(s), crack couple(s), plot hole(s)!
.
.
.
Hinata menatap langit dengan napas teratur. Pagi-pagi begini ia sudah berolahraga, menyegarkan diri. Menaiki bus dari distrik Shibuya ke distrik Koutou. Hinata berjalan dari halte terakhir menuju dermaga dekat Pantai Odaiba. Sedikit ke timur, Hinata pergi menuju bukit yang dulu sering dikunjunginya saat masih jadi mahasiswa baru.
"Rasanya sudah lama sekali," gumamnya. Hinata memejamkan mata. Menikmati semilir angin yang berdesir. Di bawah pohon rindang, mengarah ke lautan. Begitu tenang selama beberapa saat. "Mumpung di sini, aku akan pergi ke toko seperti waktu itu."
Klinting. Hinata keluar dari toko kelontong di atas bukit. Membeli es krim lokal yang membuatnya bernostalgia. Senyuman terukir di wajahnya. Hinata memandangi es krim coklat selama beberapa saat.
"Aku harus mengabadikannya."
Hinata meraih gawai, membuka aplikasi instagram dan bersiap memotret. Cekrek. Mengunggahnya dalam cerita, Hinata sudah siap membuka es krim.
"Jangan mengikutiku, Nanami!"
DUK! Hingga suara gaduh di depannya mengalihkan perhatian. "Jangan sok jadi pahlawan! Kau itu bukan siapa-siapa, Satoru!"
Hinata bergidik melihat pertikaian di depannya. Dua anak kecil di depannya. Keduanya memakai seragam yang sama. Mungkin dari sekolah dekat sini. Satu laki-laki dan satu perempuan. Anak yang berteriak duluan adalah anak laki-laki yang sedang tersungkur di tanah. Sedangkan anak perempuan berambut merah berdiri di dekatnya. Diam-diam Hinata membatin, apa semua yang berambut merah memang suka melukai?
"Kau yang sok jagoan, Nanami!" DUK! Tiba-tiba muncul anak lelaki lain yang mendorong si anak perempuan. Nanami jatuh di dekat Satoru, tapi perempuan itu tak lama bangkit setelah matanya bertabrakan dengan mata Satoru.
"Jangan ikut campur, Koichi!" Nanami memandang sengit anak laki-laki berambut hitam di depannya. "Meski aku perempuan, aku tidak takut padamu. Atau pada keluargamu!"
Pertikaian anak-anak kecil itu semakin menjadi. Nanami kini beradu mulut dengan anak laki-laki berambut hitam agak ikal. Satoru, anak laki-laki berambut hitam klimis, yang terjatuh telah bangkit. Berusaha melerai teman-temannya.
Hinata merasa mendapat tontonan gratis. Di saat yang sama merasa harus berbuat sesuatu. Haruskah Hinata memanggil nenek penjaga toko untuk membantunya? Hinata celingukan, sekolah mereka mustinya ada di sebelah sana, 'kan?
"Heiiii, anak-anak, hentikan!!!"
Hinata berteriak. Bagus. Anak-anak TK itu berhenti ribut dan kini malah menatapnya. Hinata lega sekaligus bingung. Ia tidak terlalu suka anak-anak. Bingung musti bagaimana, Hinata putuskan untuk menghampiri tiga anak itu.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" pertanyaan bodoh. Hinata sukses mendapatkan tatapan tak suka dari ketiga anak yang tingginya kurang lebih sepinggangnya. "Jangan bertengkar ya, adik-adik?" Hinata berjongkok. Menyamakan tingginya dengan anak-anak itu.
"Tante siapa? Ini urusan anak kecil!"
Hinata terkejut. Kali ini ia benar yakin, manusia berambut merah memang pandai melukai. Dengan atau tanpa kata-kata.
"Kalau tidak salah namamu Nanami, ya? Nanami, kau tidak boleh mendorong dan membentak temanmu seperti itu. Tidak baik. Sekarang, hm..." Hinata berpikir, apa lagi yang harus ia lakukan. "Maafan. Ayo, minta maaf pada temanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumble Trouble [SasuHina X GaaHina]
FanfictionRating: M, 21+ | HINATA VS EVERYBODY Usia segini memang sedang gencar-gencarnya merasa kesepian. Darah muda yang haus perhatian. Sana-sini mencari kenalan. Kalau pada akhirnya hanya akan dilupakan, kenapa malah memulai sentuhan? "Hi, boleh kenalan?"...