Chapter 6

36 1 0
                                    

Keduanya masih larut dalam obrolan saat ini, Rey menatap dengan tatapan hangat gadis yang ada disampingnya itu.

"azel.." panggilnya.

"iya rey?" sahut azel.

Rey tidak menggubris lagi, ia malah mendekatkan wajahnya pada wajah azel. sebenarnya sedari tadi ia sudah gemas dengan bibir pink mungil dihadapannya itu, dan sedari tadi dia juga mulai larut dalam nafsunya.

azel memejamkan matanya, dia gugup dan reflek menjauhkan wajahnya, tapi itu tidak membuat Rey berhenti, rey tetap melanjutkannya, dia bahkan memegang pipi wanita itu, "pak rey..." lirih pelan gadis itu.

"sebentar saja, saya ingin memastikan sesuatu. please" ujar rey.

"no.." jawabnya lirih.

Azel menggeleng, tapi yang dihadapannya adalah seorang Alreysher, pria yang tidak butuh izin jika ingin melakukan sesuatu, apalagi jika nafsu sudah terlanjur menguasai dirinya. mungkin itulah alasan caalisha mengutuknya dulu. Rey langsung menerobos bibir gadis itu, bibir yang mirip dengan bibir favoritenya dulu, sudah lama dia tidak merasakan bibir itu, apakah masih sama rasanya? begitulah yang dipikirinya. Rey mencium bibir itu dan melumatnya beberapa saat lalu melepaskannya. dan ya, adegan itu masih disaksikan kedua temannya dari kejauhan.

Rey menatap bibir azel dengan tatapan sayu namun panuh nafsu. dia mengusap bibir gadis itu lembut dengan ibu jarinya. Sementara azel, dia masih berdiam diri, pandangannya menunduk tidak menatap wajah tampan bosnya itu.  wajahnya dapat merasakan hembusan nafas berat milik Rey yang masih menatap wajahnya itu. hingga rey menangkap sesuatu diwajahnya, tepat dibagian pelipis kanan, sebuah bekas luka kecil yang tertutupi poni curly nya. Rey menatapnya lalu menyentuhnya pelan hingga membuat azel mengangkat wajahnya.

"bekas kecelakaan, 5 tahun lalu" ujar azel.

azel menyingkirkan tangan kekar Rey dan langsung bangkit dari duduknya.

"saya permisi dulu" ujar azel.

azel melangkahkan kakinya, namun dengan sigap rey menahan langkahnya.

"zel, jadi pacar saya." ujar Rey dan azel membisu.

"kamu yang bilang saya harus melanjutkan hidup. so, bantu saya. My life has been dead since 5 years ago." lanjut Rey.

"maaf pak, saya ngga bisa" jawab azel.

"tapi saya ngga butuh persetujuan kamu. kamu jadi pacar saya mulai detik ini" ujar rey.

"dan saya ngga suka pemaksaan" ujar azel.

"saya ngga peduli, jadi pacar saya atau...."

"atau apa pak? bapak mau pecat saya?" tanya azel.

ini pertama kalinya bagi rey mendapatkan penolakan, dia dibuat terdiam dengan keberanian azel.

"silahkan pak" ujar azel dan memberikan tanda pengenal karyawannya pada Rey.

"saya hidup cuma satu kali, dan saya ngga mau hidup dalam keterpaksaan. saya permisi" ujar azel

Azel lagi-lagi ingin beranjak tapi lagi-lagi juga Rey menahannya dengan sigap, "Azel, no. okey I'm sorry. ambil kembali ID Card kamu." ujar Rey.

"saya permisi" ujar azel setelah mengambil kembali ID Card nya.

Setelah Azel pergi, Abyan dan Kylen pun menghampiri Rey.

"gimana rasanya Rey?" tanya Abyan.

"setelah sekian lama akhirnya lo nyentuh cewe lagi" ujar Kylen.

"diem deh lo, gue abis ditolak. sialan" ujar Rey dengan nada sedikit kesal.

"WHAT'S?!" ujar keduanya serentak.

"Pertama kali dalam sejarah, seorang Alreysher di tolak cewe hahaha" ledekan Abyan.

"btw, rasa bibirnya mirip. kayak bibir caalisha" ujar rey.

To Be Continued

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Misi dan Rahasia Where stories live. Discover now