MRM 6

5 5 0
                                    

"Tidak banyak permintaan
Cukup berada di pertemanan
Yang sehat saja"

~haura~

♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪

Suasana di markas dekan  terasa tegang setelah mereka selesai menginterogasi beberapa orang yang mencurigakan.
Galen dkk dan haura dkk mereka duduk melingkar di ruang tamu,  mencoba untuk menganalisis informasi yang mereka dapatkan. Wajah-wajah serius dan pikiran yang penuh tanda tanya memenuhi ruangan.

Lili, yang tidak tahan dengan ketegangan itu, memecah keheningan dengan candaannya yang dikeluarkannya.
"Kalian tahu nggak," Lili memulai, suaranya ceria, "kendaraan apa yang paling imut?"

Semua orang, yang tadinya sibuk berpikir, menoleh ke arah Lili dengan tatapan bingung.
"Apa?" jawab mereka serentak.

"Jawab dulu ih! "

Mereka semua seketika memikirkan apa jawaban yang benar untuk pertanyaan tak berguna lili.
"Thomas" Ujar faraz

"Bukan"

"Motor hello kitty" Ujar Haura

"Mana ada motor begitu" Tanya bagas

"Ada, gw pernah liat kok"

"Kalian semua salahhhh" Lili menggelengkan kepala, padahal yang menjawab hanya 2 orang, sisanya hanya diam karena tidak menemukan jawaban yang logis.

"Jawabannya adalahhhhhh"

Lili pun mengembangkan senyum jahil."Kereta"

"Kenapa bisa kereta li? " Ujar vivi

"Iya. Karena naik kereta api cute cute cute hahahhahha" Lili tertawa terbahak-bahak mendengar ucapannya sendiri.

Yang lain pun ikut tertawa bukan karena jawabannya, namun karena efek tertawa lili yang begitu menggelegar sampai bisa menularkan ke yang lain.

"Hahaha, Lili lo bisa aja!" Ujar faraz

Elang, yang biasanya kaku dan serius, pun tak kuasa menahan senyumnya.

Damar, yang selalu terlihat dingin dan tegas, ikut berkomentar.
"Lo lucu li"

Lili yang mendengar ucapan damar seketika menjadi salting sendiri, ingatkan dirinya bahwa damar adalah calon masa depan lili.
"Lili gitu loh" Sembari tersenyum salting.

Galen, yang selama ini hanya diam dan mengamati tingkah teman-temannya saat bercanda pun pada hari ini lebih banyak berinteraksi dan menanggapi tingkah konyol mereka.
"Ingat kita juga harus kompak dalam hal ini. kerja sama tim adalah kunci utama!"

Suasana di markas dadakan itu pun berubah. Dari yang tadinya tegang dan penuh tekanan, menjadi lebih cair dan penuh semangat. Candaan-candaan Lili bagaikan oasis di tengah gurun pasir, memberi kesegaran dan keceriaan di antara penyelidikan yang menegangkan.

Setelah hampir 1 jam mereka bersantai-santai tanpa ada beban. mereka kembali fokus pada kasus kematian Pak Budi. Kaira, yang terkenal dengan sikap tegasnya, mulai memimpin diskusi.
"Oke, berdasarkan hasil interogasi tadi," kata Kaira, "kita bisa simpulkan bahwa Bu Rita, Pak Dono, dan Rani tidak memberikan informasi yang berarti. Mereka sepertinya menyembunyikan sesuatu."

Damar, yang jago dalam hal teknologi, menambahkan informasinya. "Gue lagi mengidentifikasi sidik jari dan jejak kaki yang ditemukan di tempat kejadian perkara. Mungkin itu bisa menjadi petunjuk penting."

"Apa ada yang mencurigakan dari sidik jari dam?" Ujar elang dari samping sofa

"Sedikit ada, tapi belum tau pasti"

"Gue ambilin makanan ya, ini udah habis. Kita juga butuh tenaga buat penyelidikan ini ya gak? " Ujar lili yang sudah berdiri dari duduknya

Sera, yang biasanya judes, untuk kali ini terlihat setuju. "Setuju. Kita tidak bisa berpikir jernih kalau perut kita kosong."

"Li nitip es cream di freezer rasa strawberry ya" Teriak sera kearah lili yang sedang menuju dapur

"Oke"

Galen, melihat semangat dan kekompakan timnya, merasa optimis. "Aku yakin kita bisa mengungkap kasus ini," kata Galen, suaranya penuh keyakinan. "Bersama-sama, kita pasti bisa!"

"Pasti bisa"

Teka-teki yang Semakin Kompleks
Meskipun mereka sudah mendapatkan beberapa petunjuk, misteri kematian Pak Budi masih belum terpecahkan. Banyak pertanyaan yang masih menggantung di benak mereka. Siapa sebenarnya yang membunuh Pak Budi? Apa hubungan pembunuhan itu dengan rahasia MHS?

Dengan semangat dan kerja sama tim yang kuat, Galen dkk dan haura dkk mereka terus berjuang untuk mencari jawaban. Mereka yakin bahwa keadilan untuk Pak Budi bisa ditegakkan..

.
.
.
.
.

Misteri Rahasia MatthiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang