Udara malam yang sejuk 2

10 6 2
                                    

Sementara itu di sebuah rumah, Wilson sedang bermesraan. "Astaga, Wilson Slovenia. Penampilan fisikmu bagus" kata Brandon sambil memeluk. "Benar sekali, opa Brandon. Bajunya nyaman sekali" kata Wilson sambil memeluk. "Baiklah, Wilson Slovenia. Tubuhmu mirip seperti isteriku" kata Brandon sambil mencium. "Terima kasih, opa Brandon. Terima kasih banyak" kata Wilson sambil tersenyum. "Baiklah, Wilson Slovenia. Peluklah diriku" kata Brandon. Seketika itu juga, Brandon puas.

Sementara itu di rumahnya, Beatrice sedang asyik melihat. "Astaga, Beatrice Miller. Penampilan fisikmu bagus" kata George sambil memeluk mesra. "Benar sekali, George Slovenia. Bajunya nyaman sekali" kata Beatrice sambil memeluk. "Baiklah, Beatrice Miller. Tubuhmu seksi seperti dulu" kata George sambil mencium. "Terima kasih, George Slovenia. Terima kasih banyak" kata Beatrice sambil tersenyum. "Baiklah, Beatrice Miller. Peluklah diriku" kata George. Seketika itu juga, Beatrice sedih.

Sementara itu di rumahnya, Brandon sedang berbaring. "Baiklah, Wilson Slovenia. Apakah kau senang?" tanya Brandon sambil memeluk. "Tentu saja, opa Brandon. Rasanya aku puas" jawab Willson sambil membelai. "Baiklah, Wilson Slovenia. Sepertinya aku tidak sabar" kata Brandon sambil mendesah. "Baiklah, opa Brandon. Sepertinya aku tahu" kata Wilson sambil merangkak. "Benar sekali, Wilson Slovenia. Tolong buka celanaku" kata Brandon sambil memohon. "Baiklah, opa Brandon. Perintahmu adalah tugasku" kata Wilson sambil tersenyum. "Baiklah, Wilson Slovenia. Terima kasih banyak" kata Brandon sambil terus berbaring. Seketika itu juga, Brandon lemas.

Sementara itu di rumahnya, George sedang berbaring. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Apakah kau senang?" tanya George sambil memeluk erat. "Tentu saja, George Slovenia. Rasanya aku puas" jawab Beatrice sambil membelai. "Baiklah, Beatrice Miller. Sepertinya aku tidak sabar" kata George sambil mendesah. "Baiklah, George Slovenia. Sepertinya aku tahu" kata Beatrice sambil merangkak. "Benar sekali, Beatrice Miller. Tolong buka celanaku" kata George sambil memohon. "Baiklah, George Slovenia. Perintahmu adalah tugasku" kata Beatrice sambil tersenyum. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Terima kasih banyak" kata George sambil terus berbaring. Seketika itu juga, George lemas.

Sementara itu di sebuah rumah, Brandon sedang telanjang bulat. "Astaga, Wilson Slovenia. Apakah yang kau lakukan?" tanya Brandon tersenyum. "Tenanglah, opa Brandon. Hembuskan nafasmu" jawab Wilson sambil tersenyum. "Tetapi, Wilson Slovenia. Bulu-bulu dadaku kau cukur" kata Wilson sambil terkejut. "Tentu saja, opa Brandon. Bulu-bulu dadamu tebal" kata Wilson sambil tersenyum. "Baiklah, Wilson Slovenia. Lakukan saja sepuasmu" kata Brandon sambil menutup mata. Seketika itu juga, Wilson tenang.

Sementara itu di rumahnya, George sedang telanjang bulat. "Astaga, Beatrice Miller cantik. Apakah yang kau lakukan?" tanya George tersenyum. "Tenanglah, George Slovenia. Hembuskan nafasmu" jawab Beatrice sambil tersenyum. "Tetapi, Beatrice Miller. Bulu-bulu dadaku kau cukur" kata George sambil terkejut. "Tentu saja, George Slovenia. Bulu-bulu dadamu tebal" kata Beatrice sambil tersenyum. "Baiklah, Beatrice Miller. Lakukan saja sepuasmu" kata George sambil menutup mata. Seketika itu juga, Beatrice puas.

Sementara itu di sebuah rumah, Wilson sedang asyik menonton. "Astaga, opa Brandon. Rasa-rasanya aku bosan" kata Wilson sambil merajuk manja. "Baiklah, Wilson Slovenia. Apakah yang kau inginkan?" tanya Brandon sambil memeluk. "Baiklah, opa Brandon tampan. Aku ingin mengundang teman" jawab Wilson sambil memeluk. "Baiklah, Wilson Slovenia. Undanglah temanmu" kata Brandon sambil tertawa lepas. Seketika itu juga, Wilson tenang.

Sementara itu di rumahnya, Beatrice sedang asyik menonton. "Astaga, George Slovenia. Rasa-rasanya aku bosan" kata Beatrice sambil merajuk manja. "Baiklah, Beatrice Miller sayang. Apakah yang kau inginkan?" tanya George sambil memeluk. "Baiklah, George Slovenia. Rasanya aku ingin kesepian" jawab Beatrice sambil memeluk. "Baiklah, Beatrice Miller. Undanglah temanmu" kata George sambil tertawa lepas. Seketika itu juga, Beatrice puas.

Sementara itu di sebuah rumah, Wilson sedang bermesraan. "Astaga, Wilson Slovenia. Penampilan fisikmu bagus" kata Brandon sambil memeluk. "Benar sekali, opa Brandon. Bajunya nyaman sekali" kata Wilson sambil memeluk. "Baiklah, Wilson Slovenia. Tubuhmu mirip seperti isteriku" kata Brandon sambil mencium. "Terima kasih, opa Brandon. Terima kasih banyak" kata Wilson sambil tersenyum. "Baiklah, Wilson Slovenia. Peluklah diriku" kata Brandon. Seketika itu juga, Brandon puas.

Sementara itu di rumahnya, Beatrice sedang asyik melihat. "Astaga, Beatrice Miller. Penampilan fisikmu bagus" kata George sambil memeluk mesra. "Benar sekali, George Slovenia. Bajunya nyaman sekali" kata Beatrice sambil memeluk. "Baiklah, Beatrice Miller. Tubuhmu seksi seperti dulu" kata George sambil mencium. "Terima kasih, George Slovenia. Terima kasih banyak" kata Beatrice sambil tersenyum. "Baiklah, Beatrice Miller. Peluklah diriku" kata George. Seketika itu juga, Beatrice sedih.

Sementara itu di rumahnya, Brandon sedang berbaring. "Baiklah, Wilson Slovenia. Apakah kau senang?" tanya Brandon sambil memeluk. "Tentu saja, opa Brandon. Rasanya aku puas" jawab Willson sambil membelai. "Baiklah, Wilson Slovenia. Sepertinya aku tidak sabar" kata Brandon sambil mendesah. "Baiklah, opa Brandon. Sepertinya aku tahu" kata Wilson sambil merangkak. "Benar sekali, Wilson Slovenia. Tolong buka celanaku" kata Brandon sambil memohon. "Baiklah, opa Brandon. Perintahmu adalah tugasku" kata Wilson sambil tersenyum. "Baiklah, Wilson Slovenia. Terima kasih banyak" kata Brandon sambil terus berbaring. Seketika itu juga, Brandon lemas.

Sementara itu di rumahnya, George sedang berbaring. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Apakah kau senang?" tanya George sambil memeluk erat. "Tentu saja, George Slovenia. Rasanya aku puas" jawab Beatrice sambil membelai. "Baiklah, Beatrice Miller. Sepertinya aku tidak sabar" kata George sambil mendesah. "Baiklah, George Slovenia. Sepertinya aku tahu" kata Beatrice sambil merangkak. "Benar sekali, Beatrice Miller. Tolong buka celanaku" kata George sambil memohon. "Baiklah, George Slovenia. Perintahmu adalah tugasku" kata Beatrice sambil tersenyum. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Terima kasih banyak" kata George sambil terus berbaring. Seketika itu juga, George lemas.

Sementara itu di sebuah rumah, Brandon sedang telanjang bulat. "Astaga, Wilson Slovenia. Apakah yang kau lakukan?" tanya Brandon tersenyum. "Tenanglah, opa Brandon. Hembuskan nafasmu" jawab Wilson sambil tersenyum. "Tetapi, Wilson Slovenia. Bulu-bulu dadaku kau cukur" kata Wilson sambil terkejut. "Tentu saja, opa Brandon. Bulu-bulu dadamu tebal" kata Wilson sambil tersenyum. "Baiklah, Wilson Slovenia. Lakukan saja sepuasmu" kata Brandon sambil menutup mata. Seketika itu juga, Wilson tenang.

Sementara itu di rumahnya, George sedang telanjang bulat. "Astaga, Beatrice Miller cantik. Apakah yang kau lakukan?" tanya George tersenyum. "Tenanglah, George Slovenia. Hembuskan nafasmu" jawab Beatrice sambil tersenyum. "Tetapi, Beatrice Miller. Bulu-bulu dadaku kau cukur" kata George sambil terkejut. "Tentu saja, George Slovenia. Bulu-bulu dadamu tebal" kata Beatrice sambil tersenyum. "Baiklah, Beatrice Miller. Lakukan saja sepuasmu" kata George sambil menutup mata. Seketika itu juga, Beatrice puas.

Sementara itu di sebuah rumah, Wilson sedang asyik menonton. "Astaga, opa Brandon. Rasa-rasanya aku bosan" kata Wilson sambil merajuk manja. "Baiklah, Wilson Slovenia. Apakah yang kau inginkan?" tanya Brandon sambil memeluk. "Baiklah, opa Brandon tampan. Aku ingin mengundang teman" jawab Wilson sambil memeluk. "Baiklah, Wilson Slovenia. Undanglah temanmu" kata Brandon sambil tertawa lepas. Seketika itu juga, Wilson tenang.

Sementara itu di rumahnya, Beatrice sedang asyik menonton. "Astaga, George Slovenia. Rasa-rasanya aku bosan" kata Beatrice sambil merajuk manja. "Baiklah, Beatrice Miller sayang. Apakah yang kau inginkan?" tanya George sambil memeluk. "Baiklah, George Slovenia. Rasanya aku ingin kesepian" jawab Beatrice sambil memeluk. "Baiklah, Beatrice Miller. Undanglah temanmu" kata George sambil tertawa lepas. Seketika itu juga, Beatrice puas.

Sementara itu di rumahnya, Wilson sedang menunggu. "Baiklah, opa Brandon. Sepertinya ada tamu" kata Wilson sambil merangkak. "Baiklah, Wilson Slovenia. Sebaiknya kita berpakaian" kata Brandon sambil mencium bibir. "Tidak, opa Brandon tampan. Tolong buka pintunya" kata Wilson sambil menolak. "Baiklah, Wilson Slovenia. Ikutlah denganku" kata Brandon. Seketika itu juga, Wilson tenang.

Sementara itu di rumahnya, Beatrice sedang menunggu. "Baiklah, George Slovenia. Sepertinya ada tamu" kata Beatrice sambil merangkak. "Baiklah, Beatrice Miller. Sebaiknya kita berpakaian" kata George sambil mencium bibir. "Tidak perlu, George Slovenia. Tolong buka pintunya" kata Beatrice sambil menolak. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Ikutlah denganku" kata George. Seketika itu juga, Beatrice puas.

The Cigarette Guy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang