Suatu malam yang menggairahkan 3

9 5 2
                                    

Suatu pagi hari yang cerah, Brandon sedang tertidur pulas. "Bangunlah, opa Brandon. Saatnya untuk sarapan pagi" kata Wilson sambil tersenyum dengan selebar-lebarnya. "Jangan, Wilson Slovenia. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata Brandon sambil menolak. "Bangunlah, opa Brandon. Sekarang aku membawa berita" kata Wilson sambil mencium. "Baiklah, Wilson Slovenia.
Sekarang aku akan mendengarnya" kata Brandon sambil duduk-duduk di ranjang. "Tenanglah saja, opa Brandon. Aku membawa berita pekerjaan" kata Wilson sambil tersenyum dengan selebar-lebarnya. "Baiklah, Wilson Slovenia. Tolong bacakan berita tersebut" kata Brandon sambil memulai kegiatan sarapan paginya itu. Tidak lama kemudian, Brandon tersedak karena berita Wilson.

Sementara itu di rumahnya, George sedang tertidur pulas. "Bangunlah, George Slovenia. Saatnya untuk sarapan pagi" kata Beatrice sambil tersenyum dengan selebar-lebarnya. "Janganlah, Beatrice Miller. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata George sambil menolak. "Bangunlah, George Slovenia. Sekarang aku membawa berita" kata Beatrice sambil mencium. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Aku mendengarnya" kata Brandon sambil duduk. "Tenanglah, George Slovenia. Aku membawa berita pekerjaan" kata Beatrice sambil tersenyum. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Tolong bacakan berita tersebut" kata George sambil memulai kegiatan sarapan paginya itu. Tidak lama kemudian, George tersedak karena berita Beatrice.

Sementara itu di rumahnya, Brandon baru selesai sarapan. "Astaga, Wilson Slovenia. Rasanya punggungku pegal" kata Brandon sambil mengerang. "Astaga, opa Brandon. Bagaimana cara untuk menolongmu?" tanya Wilson. "Baiklah, Wilson Slovenia. Pijat-pijatlah punggungku" jawab Brandon mengerang. "Tetapi, opa Brandon. Bagaimana cara untuk memijatmu?" tanya Wilson. "Tenanglah, Wilson Slovenia. Buka bajuku" jawab Brandon. "Jangan, opa Brandon. Sebaliknya aku keluar" kata Wilson sambil merasa terkejut. "Ayolah, Wilson Slovenia. Rasanya punggungku pegal" kata Brandon sambil memohon. "Tenanglah, opa Brandon. Sekarang aku akan menurutimu" kata Wilson sambil gelisah. "Baiklah, Wilson Slovenia. Terima kasih banyak" kata Brandon sambil melepas baju. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di rumahnya, George baru saja selesai sarapan. "Astaga, Beatrice Miller cantik. Rasanya punggungku pegal" kata George sambil mengerang. "Astaga, George Slovenia. Bagaimana cara menolongmu?" tanya Beatrice sambil gelisah. "Baiklah, Beatrice Miller. Pijat-pijatlah punggungku" jawab George mengerang. "Tetapi, George Slovenia. Bagaimana cara memijatmu?" tanya Beatrice sambil gelisah. "Tenanglah, Beatrice Miller. Buka bajuku" jawab George. "Jangan, George Slovenia. Sebaliknya aku keluar" kata Beatrice sambil merasa terkejut. "Ayolah, Beatrice Miller cantik. Rasanya punggungku pegal" kata George sambil memohon. "Tenanglah, George Slovenia. Sekarang aku akan menurutimu" kata Beatrice sambil gelisah. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Terima kasih banyak" kata George sambil melepas baju. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di rumahnya, Wilson sedang asyik bercerita. "Astaga, Wilson Slovenia. Pijatanmu enak sekali" kata Brandon sambil mendesah. "Terima kasih, opa Brandon. Terima kasih banyak" kata Wilson sambil tersenyum malu. "Astaga, Wilson Slovenia. Wajahmu terlihat manis" kata Brandon sambil tersenyum lagi. "Terima kasih, opa Brandon. Terima kasih banyak" kata Wilson sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Wilson Slovenia. Teruskan pijat-pijatanmu" kata Brandon sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di rumahnya, George sedang asyik bercerita. "Astaga, George Slovenia. Perasaanku bahagia sekali" kata Beatrice sambil terus memijat. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Kenapa kau merasa bahagia?" tanya George sambil tersenyum. "Wajahmu, George Slovenia. Wajahmu mirip aktor Hollywood" jawab Beatrice jujur. "Baiklah, Beatrice Miller. Siapakah yang kau maksud?" tanya George sambil tertawa. "Baiklah, George Miller. Wajahmu mirip aktor Hugh Jackman" jawab Beatrice jujur. "Benar sekali, Beatrice Miller. Banyak orang yang berpikir bahwa adalah Hugh Jackman" jawab George sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di rumahnya, Brandon sedang asyik merokok. "Baiklah, opa Brandon Scattered. Saatnya berganti posisi" kata Wilson sambil tersenyum. "Astaga, Wilson Slovenia. Ternyata kau sudah selesai" kata Brandon sambil tersenyum. "Bukan, opa Brandon Scattered. Saatnya berganti posisi" kata Wilson sambil tersenyum. "Terima kasih, Wilson Slovenia. Tugasmu sudah selesai" kata Brandon sambil tersenyum. "Tidak, opa Brandon Scattered. Pijatanku belum selesai" kata Wilson sambil menolak. "Baiklah, Wilson Slovenia. Apakah yang harus aku lakukan?" tanya Brandon. "Tolong, opa Brandon Scattered. Bukalah celana dalamnya" jawab Wilson sambil tersenyum. "Astaga, Wilson Slovenia. Apakah aku harus telanjang?" tanya Brandon terkejut. "Baiklah, opa Brandon Scattered. Bukalah celana dalamnya" jawab Wilson sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, Brandon puas.

Sementara itu di rumahnya, George sedang asyik merokok. "Baiklah, George Slovenia. Saatnya berganti posisi" kata Beatrice sambil tersenyum. "Astaga, Beatrice Miller cantik. Ternyata kau sudah selesai" kata George sambil tersenyum. "Bukan, George Slovenia. Saatnya berganti posisi" kata Beatrice sambil tersenyum. "Terima kasih, Beatrice Miller. Tugasmu sudah selesai" kata George sambil tersenyum. "Tidak, George Slovenia. Pijatanku belum selesai" kata Beatrice sambil menolak. "Baiklah, Beatrice Miller cantik. Apakah yang aku lakukan?" tanya George sambil heran. "Tolong, George Slovenia. Bukalah celana dalamnya" jawab Beatrice sambil tersenyum. "Astaga, Wilson Slovenia. Apakah aku harus telanjang?" tanya George sambil terkejut. "Baiklah, George Slovenia. Bukalah celana dalamnya" jawab Wilson sambil tersenyum lebar. Seketika itu juga, George puas.

Sementara itu di rumahnya, Brandon sedang asyik dipijat. "Baiklah, opa Brandon Scattered. Nikmati pelayananku" kata Wilson sambil merangkak. "Astaga, Wilson Slovenia. Pijatanmu enak" kata Brandon. "Baiklah, opa Brandon Scattered. Terima kasih banyak" kata Wilson sambil terus memijat. "Astaga, Wilson Slovenia. Pijatanmu enak" kata Brandon. "Tenang, opa Brandon Scattered. Sekarang sudah saatnya" kata Wilson sambil tersenyum lebar. "Astaga, Wilson Slovenia. Apakah yang kau lakukan?" tanya Brandon sambil lemas. "Baiklah, opa Brandon Scattered. Tutup matamu" kata Wilson. Seketika itu juga, Brandon lemas.

Sementara itu di rumahnya, George sedang asyik dipijat. "Baiklah, George Slovenia. Nikmati pelayananku" kata Beatrice sambil merangkak. "Astaga, Beatrice Miller. Pijatanmu enak" kata George. "Baiklah, George Slovenia. Terima kasih banyak" kata Beatrice sambil terus memijat. "Astaga, Beatrice Miller. Pijatanmu enak" kata George. "Tenang, George Slovenia. Sekarang sudah saatnya" kata Beatrice sambil tersenyum lebar. "Astaga, Beatrice Miller cantik. Apakah yang kau lakukan?" tanya George sambil lemas. "Baiklah, George Slovenia. Saatnya tutup matamu" kata Beatrice sambil mencium. Seketika itu juga, George lemas.

Sementara itu di rumahnya, Brandon sedang tersenyum. "Terima kasih, Wilson Slovenia. Aku bangga denganmu" kata Brandon sambil mencium. "Tunggu, opa Brandon Scattered. Aku ingin bicara sesuatu" kata Wilson sambil tidur telungkup. "Tenanglah, Wilson Slovenia. Bicara padaku" kata Brandon. "Astaga, opa Brandon Slovenia. Aku cinta padamu" kata Wilson. "Terima kasih, Wilson Slovenia. Aku cinta padamu" kata Brandon sambil mencium. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di rumahnya, George sedang tersenyum. "Terima kasih, Beatrice Miller. Aku bangga denganmu" kata George sambil mencium. "Tunggu dulu, George Slovenia. Aku ingin bicara sesuatu" kata Beatrice sambil tidur telungkup. "Tenanglah, Beatrice Miller. Bicara padaku" kata George. "Astaga, George Slovenia sayang. Aku cinta kamu" kata Beatrice. "Terima kasih, Beatrice Miller. Aku cinta kepadamu" kata George sambil mencium. Seketika itu juga, mereka tidur.

The Cigarette Guy 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang