Man in Black

530 41 0
                                    

Di kegelapan malam, setelah semua tamu berhasil keluar kastil Utara dengan selamat, sosok misterius tiba di penjara bawah tanah keluarga Sergey dengan langkah yang tenang dan penuh percaya diri. Tidak ada yang tahu bagaimana sosok tersebut bisa masuk ke bagian terdalam dengan penjagaan ketat itu.

Penjaga yang bertugas, seorang pria besar dengan wajah keras, menyadari kehadirannya namun tak sempat bersuara saat sang sosok mendekat. Dengan gerakan cepat namun anggun, sosok itu menyelipkan beberapa keping emas ke tangan penjaga, membuat penjaga tersebut tersenyum lebar.

"Terima kasih, Tuan. Silakan masuk," kata penjaga itu sambil membuka pintu besi besar dengan derit nyaring.

Sosok itu menyeringai ketika melangkah masuk, jubahnya berkibar ringan saat dia berjalan menyusuri koridor yang gelap dan lembap. Cahaya obor yang temaram hanya cukup untuk menyingkap wajahnya sekilas, menampakkan garis-garis tajam dan ekspresi yang dingin serta tanpa ampun.

Sesekali, terdengar suara tetesan air yang jatuh dari langit-langit batu, menambah suasana seram penjara bawah tanah tersebut.

Setiap langkahnya bergema di dinding batu yang dingin, menciptakan aura otoritas tak terbantahkan. Para tahanan lain yang ada di sana berusaha mengintip dari balik jeruji sel mereka, namun segera mengurungkan niat saat melihat tatapan tajam dari mata biru es pria itu.

Akhirnya, dia tiba di depan sel tempat Viscount Brooke ditahan. Dengan sebuah gerakan tangan yang halus namun tegas, dia mengisyaratkan penjaga sel untuk membuka pintu. Penjaga itu, yang sudah diberi emas, tidak berani membantah dan segera membuka sel.

Di dalam sel yang sempit dan kotor, Viscount Brooke duduk di pojok dengan rantai membelenggu pergelangan tangan dan kakinya. Mendengar suara pintu yang terbuka, dia mengangkat kepalanya dengan mata penuh rasa takut dan penasaran. Saat melihat siapa yang berdiri di ambang pintu, wajahnya seketika pucat.

Julius Star Hilden, pangeran kedua dari kerajaan yang ia layani, berdiri di sana dengan ekspresi yang tidak bisa ditawar. Dengan langkah yang mantap, Julius memasuki sel dan berdiri di depan Brooke, menatapnya dengan tatapan yang dingin dan tajam.

"Yang Mulia ... Apa yang membawa Anda ke sini?" tanya Brooke dengan suara gemetar, mencoba untuk bangkit namun tertahan oleh rantai.

Julius tidak langsung menjawab. Dia hanya menatap Brooke dengan tatapan yang seolah mampu menembus jiwa, membuat Brooke merasa kecil dan tidak berarti. Julius mengambil waktu sejenak, memastikan suasana semakin menekan sebelum akhirnya berbicara dengan suara rendah penuh otoritas.

"Kau gagal, Brooke," kata Julius dengan dingin. "Rencananya sempurna, namun, kau bahkan tidak bisa menyelesaikan tugas sederhana."

Wajah Viscount Brooke memerah karena campuran dari ekspresi kemarahan dan ketakutan. "Saya melakukan segalanya sesuai instruksi! Bagaimana saya bisa tahu bahwa orang itu akan kebal terhadap racun? Ini bukan kegagalan saya, ini adalah keadaan yang tidak terduga!" Suara nya menggema.

Mata Julius menyipit. "Keadaan yang tidak terduga? Kau diberi semua sumber daya, setiap informasi yang diperlukan, tapi kau tetap gagal. Tahukah kau posisi seperti apa yang kau tempatkan padaku? Dua kali. Kau gagal sebanyak dua kali."

Suara Brooke naik dalam keputusasaan. "Yang Mulia, tolong! Beri saya kesempatan lagi. Saya bisa memperbaikinya. Saya bisa menemukan cara lain untuk menyingkirkan Ares. Beri saya waktu lagi!"

Julius menggelengkan kepala perlahan, ekspresinya mengeras. "Waktu adalah kemewahan yang tidak lagi kau miliki, Brooke. Kegagalanmu telah membahayakan seluruh rencanaku."

Brooke, menyadari keseriusan situasinya, terdiam sejenak sebelum memohon, "Yang Mulia, saya bersumpah, saya tidak akan mengecewakan Anda lagi. Tolong, ampuni saya. Saya akan melakukan apa pun untuk menebus kesalahan."

The Duke's Adopted Daughter (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang