Prolog

414 30 0
                                    

"Dasar aneh!"

"Kalau aku jadi dia pasti lebih pilih bunuh diri dari awal..."

"Matanya menyeramkan."

"Enyahlah!"

"Jangan dekat-dekat dengannya, bisa-bisa mata kalian jadi seperti dia, hahahaha!"

Kalau bisa memilih, aku juga ingin terlahir normal seperti anak-anak lain.

.
.

"Hei, dia datang."

"Aduh, kenapa kita masih sekelas sama dia?"

"Entahlah, padahal aku sudah meminta guru untuk memindahkannya ke kelas lain."

"Eh, apa kau tau? Katanya ibu-nya adalah pelacur."

"Apa?! Aku baru tau."

"Sekarang aku tidak heran kenapa dia selalu berwajah seperti itu."

"Murung seperti mayat hidup haha!"

Aku tidak bisa melawan perkataan anak-anak lain. Karena itu adalah kenyataan,

dan, mereka selalu bermain berkelompok, mau sekuat apapun dirimu, kau tidak akan menang jika melawan orang sebanyak itu sendirian.

Hanya orang yang berbakat yang dapat hidup di dunia ini.

Trang, trang, trang!

"Woahh, mengerikan. Siapa ya yang mengisi loker anak itu dengan paku?"

"Aku tidak tau, tapi aku mendukungnya, haha. Kurasa dia pantas menerimanya."

"Jangan menatap matanya, bagaimana jika kau tertular?"

Tidak, kau salah. Heterokromia itu bukan penyakit menular...

"Ah benar juga. Bahaya sekali dia berada di sini, bukankah lebih baik dia congkel saja mata sendiri?"

"Sangat tidak normal 2 bola matanya berbeda warna... Sungguh mengerikan."

Ini sudah biasa bagiku, cukup abaikan saja omongan mereka semua.

Tapi, ini melelahkan. Harus sampai kapan aku dibully dan dimaki-maki seperti itu? Memangnya sejak kapan aku mengganggu mereka?

Aku muak.

Sampai suatu hari aku terpengaruh oleh omongan mereka. Dan bertindak gegabah.

"Apa dengan aku menghancurkan 1 mata ini... Kehidupanku akan jauh lebih baik?"

"Atau malah sebaliknya? Apa aku akan dihina sebagai anak buta...?"

Tanpa sadar aku memungut paku kecil itu dan mengarahkannya ke mata kananku.

Aku tidak peduli lagi.

Tidak ada yang menarik dari kehidupan SD sampai SMP milikku.

.
.

Sampai saat ini aku masuk ke SMA.

Aku mendapatkan teman pertamaku. Mereka tidak menjelekkanku seperti anak lainnya.

Aku bersyukur mendapatkan teman seperti mereka.

Jika ada masalah, aku akan bercerita kepada mereka. Tapi jika sebaliknya...

Kenapa mereka kalau ada masalah malah dipendam? Apa hanya aku yang menganggap kita semua teman di sini?

Apa hanya aku yang menganggap kalian spesial?

Yah, tidak heran. Karena selama ini aku tidak pernah punya teman.

Apa untuk mendapatkan banyak teman aku harus mengubah sifatku menjadi anak ceria? Tapi itu seperti bukan diriku..

Aku hanya ingin teman yang tulus.

Cari Teman Tapi Malah Jadi Jodoh [WEE!!! X MALEOC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang