3 : Hujan

177 20 1
                                    

"Hujan... Padahal aku mau pulang lalu kasi Leo makan." Gumam Ziel.

Saat ini Enzo dan Ziel masih di cafe melanjutkan acara belajarnya. Mereka duduknya bersebelahan.

Mungkin karena hujan, cuaca cukup adem. Ziel mulai ngantuk, dan dia bersandar di bahu Enzo. Ziel memang sering bersandar di bahu Enzo jika ngantuk, rasanya hangat. Enzo juga sering meluk Ziel saat pagi sebagai sapaan selamat pagi mereka.

Enzo kalau ditanya kenapa suka dan nyaman berada di dekat Ziel, dia bakal ngejawab kalau Ziel adalah orang paling unik yang pernah ia temui, dia lucu, dan pintar di berbagai hal. Kepintarannya adalah hal yang paling disukai oleh Enzo. Ziel juga tidak terlalu berisik, masih ada banyak lagi. Enzo mungkin akan buat PDF untuk menjelaskan seberapa cintanya dia pada Aziel.

"Uwahh! Aku basah semua! Ga nyangka hujannya sederas itu."

Terlihat segerombolan orang masuk untuk meneduh hujan.

"Hei, hei, bukankah itu Ziel? Sama temannya, hmm Enzo dari klub futsal kalau tidak salah." Ucap Amu sambil nunjuk-nunjuk.

Mereka langsung menghampiri Ziel dan Enzo di sana.

"Aziel!? Kau di sini?"

"Sht, dia lagi tidur. Kecilkan suaramu." Ucap Toro sambil nutup mulut Upi.

"Huh? Kalian anak kelas sebelah, kan? Ziel sering menceritakan kalian padaku." Ucap Enzo.

"Beneran?! Aku tidak sangka Ziel menceritakan tentang kami." Amu berbinar-binar.

"Kalian dekat sekali ya." Ucap Kiki saat melihat Ziel nyender di bahu Enzo.

"Kalau ngantuk dia memang memiliki kebiasaan nyender di bahu orang kok."

"...Wah, rendah hatinya. Berbeda dengan seseorang, ya." Ucap Upi.

Ya, mereka menyindir Sho yang udah kebakar api cemburu di belakang.

"Atcho!"

"Kalian basah sekali, duduklah dulu, aku akan pesan air hangat untuk kalian. Bahaya kalau sampai demam."

Sebelum pergi ke kasir, Enzo dengan pelan membangunkan Ziel.

"Ziel, temanmu ada di sini, bangunlah."

Ziel dengan tampang linglung langsung bangun saat mendengar suara yang sangat heboh di depannya.

Saat bangun, dia langsung disambut dengan tampang Sho yang sedang tersenyum dengan smoll puppy di dalam jaketnya.

Ziel, Amu, Upi terpesona sebentar.

"Karena di sini hanya menjual minuman kopi, apa kalian keberatan dengan kopi?" Tanya Enzo.

"Aku suka kopi~"

"Boleh boleh."

"Yang pahit juga gapapa, soalnya di sini udah ada yang manis."

"Enzo, namaku Toro. Kau boleh duduk saja dulu, biar aku yang pesan minuman. Tidak enak juga menyusahkanmu seperti itu."

Enzo menggeleng, "Kalian pasti dingin. Biar aku pesankan saja, kalian hangatkan badan aja dulu."

Toro hanya mengangguk. "Maaf mengganggu waktu belajar kalian berdua."

Apa dia malaikat? Baik sekali. Begitulah isi pikiran mereka (tanpa Sho).

"Wah! Apa itu? Lucu sekali Puppynya. Apa boleh ku pelihara?" Tanya Ziel saat melihat Puppy di dalam jaket Sho.

"Boleh saja, tapi kau kan pelihara kucing? Apa tidak masalah?" Tanya Sho.

"Hehe, mereka pasti akan akur kok." Ziel langsung mengambil puppy berwarna hitam yang kebasahan karena hujan itu lalu lap dia dengan tisu. Puppy itu masih kecil, jadi imut.

"Leo tidak akan kesepian di rumah kalau begini."

Leo adalah kucing berwarna putih, dan puppy yang baru dipungut itu berwarna hitam. Tidak heran kalau di rumah kedua hewan itu akan berantem layaknya manusia-manusia yang ada di sini.

"Ini, cepatlah minum, kalian saja sudah menggigil seperti itu..." Ucap Enzo dengan nampan yang dia bawa.

"Makasih Enzo... Kau memang orang baik." Ucap Amu yang mengambil segelas kopi hangat itu, tapi langsung direbut Upi.

"Itu milikku!" Ucap Amu tidak terima. Dia mengincar yang paling panas, menurut pandangannya, kopi itu yang mengeluarkan embun paling kuat. Aneh memang.

"Siapa cepat dia dapat!"

Amu malah baku hantam di sana dengan Upi karena memperebutkan segelas kopi itu, padahal masih ada 1 gelas yang tersisa.

"Kalian, berhenti berebutan, ini masih ada 1 gelas–" ucap Toro.

Byurr! Tak.

Kopi itu tidak sengaja tumpah dan malah tersiram ke arah Toro.

"Guk!"

"Ma-Maaf!"

'Tuhan, saya capek.' Batin Toro yang pasrah. Bahkan rasa panasnya tidak sebanding dengan rasa capeknya.

—————————

Fanfic ini mungkin chapternya ga bakal banyak.

Cari Teman Tapi Malah Jadi Jodoh [WEE!!! X MALEOC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang