Lamaran

566 3 0
                                    

Orang tua Milky sedang menonton Tv sambil mengobrol di ruang keluarga ketika Milky menyampiri mereka.

"Ma, pa. Aku mau menikah dengan Junar," ucap Milky tanpa basa-basi.

Kedua orang tuanya terkejut dan melongo pada Milky selama beberapa saat. Kemudian ayahnya bersuara lebih dulu.

"Apa-apaan ini, kenapa tiba-tiba?," tanya ayahnya, tidak rela mendengar anak bungsunya akan menikah.

"Yah, nggak kenapa-kenapa. Kita sudah jalan lima tahun, aku dan Junar juga saling mencintai," jawab Milky polos.

"Pa, tenanglah," ucap ibunya.

Mendengar ucapan istrinya, akhirnya Pak Irfan sedikit tenang. Ia berusaha menarik nafas dan menghembuskannya.

"Besok panggil Junar ke rumah, papa mau bicara dengannya."

"Hah, mau ngapain, pa?," tanya Milky khawatir ayahnya akan menakut-nakuti kekasihnya. Namun ibunya menenangkan Milky.

"Sudah, turuti saja papamu, Milky. Semuanya akan baik-baik saja," ucap ibunya.

"Hmm... ya, baiklah," jawab Milky ragu-ragu.

...

Keesokan harinya.

Milky dan ibunya menyambut ramah Junar yang sudah datang. Sedangkan ayahnya menunggu Junar di ruang kerja untuk sesi interogasi.

"Pa, Junar sudah datang nih," ucap Milky pada ayahnya.

"Halo, om," ucap Junar

"Ya, Junar," jawab pak Irfan.

Ini bukan pertama kalinya Junar dan pak Irfan bertemu. Junar sering menjemput dan bermain di rumah Milky sejak dulu, karena mereka sudah mulai kenal dan berpacaran sejak kuliah. Sejauh itu, pak Irfan menyambutnya dengan hangat. Namun kali ini, suasana agak kaku karena mereka hendak berbicara serius.

Milky yang melihat keduanya mencoba mencairkan suasana.

"Ini muka-mukanya kenapa kayak awan mendung semua? Pengaruh cuaca kali ya? Hahaha."

Hanya ibunya yang tertawa atas gurauan Milky, sedangkan ayahnya dan Junar tetap berwajah datar. Milky dan ibunya jadi merasa tidak enak.

"Mama, Milky, keluarlah. Papa mau bicara dengan Junar berdua saja," ucap pak Irfan tegas.

Milky memandang cemas pada ayah dan Junar bergantian. Junar berusaha menenangkan kekasihnya.

"It's okay, Mil. Jangan khawatir."

Kata-kata Junar dan raut wajahnya yang cukup percaya diri membuat Milky agak tenang. Ia pun menurut dan keluar ruangan bersama ibunya. Milky memandang keduanya sekali lagi. Walau Junar lebih muda, tapi ayahnya juga masih bugar di umurnya yang memasuki lima puluh.

"Ma, kira-kira kalau papa dan Junar berkelahi siapa yang menang?," tanya Milky begitu mereka berada di luar.

"Milky, jangan mikir begitu!," ucap ibunya sambil menjitak kepala Milky.

"Cuma bercanda, ma."

Ibunya menghela nafas.

"Jangan khawatir, Milky. Mama dan papa tahu Junar anak yang baik, percayalah pada papamu dan Junar."

Ucapan ibunya membuat hati Milky tenang.

...

Di ruangan kerja.

Junar dan pak Irfan sudah duduk berhadapan sambil saling menatap.

"Saya langsung ke intinya saja. Katanya kamu mau menikahi anak saya?"

Kisah Nyata MilkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang